15. Meet Again

3.6K 394 8
                                    

Hidupnya hampa. Berjalanpun seolah tanpa raga. Akhir-akhir ini mereka jadi jarang bertemu, membuat Taehyung kelimpungan mencari keberadaan gadis mungilnya. Hatinya terkikis oleh kerinduan mendalam.


Pekerjaan menumpuk pun menjadi salah satu halangan dirinya sulit untuk mendatangi sang pujaan hati. Kalau takdir tidak berpihak padanya, maka Taehyung lah yang akan mendatangi takdir itu.

Hari ini Taehyung harus bertemu Habin sebelum ia berubah gila karena rasa rindu.

Dibukanya pintu utama kedai tempat pujaan hatinya bekerja, namun yang nampak dari penglihatan hanyalah beberapa pelayan lain berlalu lalang dihadapan. Tidak ada Habin disini.

"Permisi," tangan Taehyung mencekal salah satu pelayan yang melintas didepannya, "bisa kau panggilkan bosmu?" Pintanya.

"Ah, baik. Tunggulah sebentar. Silahkan duduk dulu!" Pelayan itu menggeser kursi mendekat kearah Taehyung, segera diangguki oleh pria itu dan menuruti perintahnya.

Dia mungkin ada didapur, batinnya. Tak jauh dari tempatnya duduk, seseorang dengan pakaian rapih berjalan kearahnya. Taehyung berdiri setelah pria pemilik kedai ini sampai kepadanya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Dojun ramah.

"Aku butuh Habin."

Dahi Dojun membentuk lipatan, matanya menyipit, menelisik wajah tampan sang lawan bicara yang sepertinya tidak asing.

"Kau ... bukankah yang dulu bersikeras minta dilayani oleh Habin?" Terka Dojun.

"Ya, panggilkan dia sekarang!"

"Tidak bisa. Dia tidak masuk hari ini."

"Apa? Kemana dia?"

"Tidak tahu. Pagi-pagi sekali dia sudah mengabariku kalau tidak akan masuk hari ini."

"Boleh aku minta nomor ponselnya?"

...

Dua pasangan duduk berdampingan, ditemani semilir angin sepoi-sepoi yang semakin menghangatkan kebersamaan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua pasangan duduk berdampingan, ditemani semilir angin sepoi-sepoi yang semakin menghangatkan kebersamaan mereka. Keduanya sibuk menikmati pemandangan indah dihadapan. Meskipun hanya rerumputan dan aliran sungai, tapi yang penting adalah waktunya. Menikmati detik-detik tenggelamnya sang surya bersama orang yang dicintai.

Habin memejamkan mata sambil merasakan setiap tiupan angin menabrak wajahnya. Jika boleh berkata jujur, ini adalah momen terbaik yang dirasakannya selama dua puluh tiga tahun penderitaan.

My Ugly Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang