Bus. Habin butuh kendaraan umum itu segera. Melirik jam kecil yang melekat dipergelangan kirinya, dan mendengus kesal karena memang jam-jam sekarang bus jarang beroperasi. Mungkin akan datang satu atau dua jam dari sekarang.
Lalu, bagaimana caranya Habin bisa ke rumah sakit? Jujur, hatinya sangat tidak tenang. Jimin telah menyita semuanya. Pikiran dan hatinya juga.
"Nona mungil!"
Habin menegang ketika rungunya disambut suara seorang pria yang sangat ditakutinya. Menelan ludah susah payah dan melirik ke belakang untuk memastikan dugaannya.
"Kenapa kau ada disini? Kenapa hobi sekali menguntit sih?" Habin membuang rasa takutnya. Sudah lelah dengan sikap Taehyung.
"Aku lihat kau berlari seperti sedang buru-buru. Apa ada masalah?" Taehyung bertanya seolah mereka adalah teman dekat.
"Bukan urusanmu." Jawabnya singkat. Dan kembali pada kepanikkan, melihat lagi ke kanan dan ke kiri menunggu bus.
"Kau mau kemana? Ayo aku antar."
Sontak Habin memutar kepala dan menatap Taehyung untuk meyakinkan ucapan tadi.
"Tidak. Kau bukan pria baik. Aku tidak menjamin akan sampai ditempat tujuan kalau ikut denganmu."
Taehyung tertawa garing, "Kau sungguh tidak percaya padaku? Apa wajahku mirip narapidana sampai kau ketakutan seperti itu?"
"Bahkan wajahmu lebih menyeramkan dari narapidana. Sekarang pergilah! Aku tidak butuh bantuanmu."
Tidak bisa dipercaya. Baru pertama kalinya Taehyung diperlakukan kasar seperti ini oleh perempuan. Membuat mulutnya menganga sempurna, lalu mengembangkan senyum, entah mengapa hatinya merasa nyaman akan sikap aneh yang terdapat dalam gadis ini.
Karena Taehyung benci wanita yang mendekatinya tanpa rasa malu. Seperti wanita murahan yang menyerahkan diri mereka pada lelaki hidung belang tanpa imbalan apapun.
Habin wanita pertama yang menolaknya. Membuat rasa ingin memiliki gadis itu semakin menggebu setiap kali gadis mungilnya berteriak kesal karena ketidaksukaan.
"Tidak. Kau aman bersamaku."
Habin menyipitkan mata, menatap Taehyung lebih. Sebersit ketidakpercayaan masih tertanam dihatinya.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau percaya?"
"Berikan ponselmu!"
"Untuk?"
"Sebagai jaminan. Aku akan langsung menelpon polisi kalau kau macam-macam."
Tawa Taehyung berderai. Sungguh unik gadis ini, batinnya. Pun akhirnya Taehyung merogoh saku celana kanannya, mengeluarkan ponsel keluaran terbaru dan menyerahkan pada Habin. Sesegera mungkin gadis itu merebutnya dari tangan Taehyung.
"Ayo! Mobilku ada disana,"
...
"Bisakah kau lebih cepat!" Pinta Habin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ugly Wife [END]
FanfictionMencintai wanita buruk rupa itu sungguh sebuah keajaiban bagi Jimin.. ____ TETAP VOTE DAN COMMENT WALAUPUN UDAH TAMAT GAESS! DILARANG KERAS MENJIPLAK CERITA INI!! INGAT UNDANG-UNDANG TENTANG HAK CIPTA!