Numpang Makan

2.8K 478 64
                                    

"Daddy, ayo bangun Taki lapar."

K terusik dengan perlakuan anaknya, perlahan membuka matanya dan mendapati atensi Taki yang sedang duduk di pinggir ranjangnya.

"Ada apa Taki?"

"Aku lapar Dad, mau makan."

"Tunggu ya, nanti Daddy buatkan sarapan."

Lelaki kepala tiga itu bangkit dari ranjangnya ketika selesai mengumpulkan nyawanya. Ke kamar mandi sejenak untuk mencuci muka kemudian menuju dapur. Sayangnya ia tertegun ketika sampai di dapur, ia baru menyadari sesuatu.

Ia tak tahu memasak.

Parahnya lagi ia belum sempat menyewa asisten rumah tangga karna ia baru menetap di sana hampir seminggu.

Dengan berbekal nekat dan Google, akhirnya K memilih untuk mencoba memasak sendiri. Mengingat Taki yang sudah dari tadi merengek ingin makan, meskipun sebenarnya ia bisa saja mengajak anaknya makan diluar, tapi karena masih pagi otaknya belum bisa berproses dengan baik.

Taki yang berada di dalam kamarnya mulai merengut. Sudah hampir satu jam ia menunggu tetapi Daddynya belum memanggilnya untuk sarapan. Mana dia susah sangat lapar lagi, akhirnya ia memutuskan untuk turun dan mengecek keadaan Daddynya.

Namun baru saja Taki sampai ditangga terakhir, suara teriakan Niki membuatnya kaget.

"DADDY MAKANANNYA GOSONG!"

"ASAPNYA BANYAK BANGET IH."

"DADDY BERNIAT BAKAR RUMAH YA!"

Ucapkan selamat tinggal untuk sarapan yang diidamkan Taki. Anak kecil itu hanya bisa terpaku melihat keadaan dapur rumahnya yang sangat berantakan, dengan asap yang sedikit mengepul di udara.

"Aduh maaf ya sayang, sepertinya kita sarapan di luar aja ya. Kalian tunggu di luar ya, Daddy mau beresin ini dulu." K mengusap tengkuknya yang tidak gatal, sedikit merasa malu di depan si kembar yang kini menunjukkan ekspresi masih tercengang, seakan tak percaya Daddynya hampir saja membuat mereka pindah rumah lagi.

Akhirnya si kembar menunggu di teras rumah, Taki sedari tadi sudah menunjukkan ekspresi murungnya karena merasa sangat lapar.

"Niki, Taki Hay!"

Seruan itu membuat si kembar menoleh, menatap Jungwon dan Daniel yang berdiri depan pagar rumah mereka. Si kembar dengan segera menghampiri anak keluarga Lee tersebut.

"Kalian dari mana?" Tanya Niki memperhatikan Jungwon dan Daniel yang menggunakan pakaian olahraga.

"Dari lari pagi sama Om Geonu." Jawab Daniel. "Ngomong-ngomong kenapa wajah kalian lusuh begitu?"

"Aku sudah lapar sekali, tapi Daddy tidak tahu masak." Taki mengadu dengan suara yang nampak menggemaskan.

"Kalau begitu kalian sarapan di rumahku aja yuk, Papa sepertinya juga sudah selesai buat sarapan." Daniel berseru dengan segera menarik tangan Taki untuk ikut dengannya. Jungwon dan Niki mengekor di belakangnya.

Dan benar saja, saat memasuki dapur rumah keluarga Lee, aroma makanan segera memasuki penciuman mereka. Di meja makan, nampak kepala keluarga Lee yang sibuk menata makanan.

"Papa." Panggilan Jungwon membuat atensi Heeseung teralihkan, ia tersenyum melihat kehadiran sang anak bersama teman-temannya.

"Kalian sudah selesai lari pagi?" Pertanyaan retorik, namun Daniel mengagguk sebagai jawaban, sebelum ia membuka suara.

"Pa, Niki dan Taki boleh sarapan di sini kan? Daddynya tidak bisa memasak katanya."

"Bahkan ia hampir membakar rumah om." Niki menambahkan, bukan bermaksud hyperbola, tapi Niki saja tadi tercengang melihat keadaan dapurnya yang sangat berantakan, bahkan asap hampir memenuhi ruangan dapur mereka.

The single ParentWhere stories live. Discover now