Tetangga Baru

5.3K 606 75
                                    

Pagi hari rumah Keluarga Lee sudah sangat berisik, suara cempreng penghuni rumah sudah memenuhi seluruh penjuru rumah.

"PA, KAOS KAKI AKU MANA PA?"

"Ada di laci lemari paling bawah."

"PA, TAS AKU NGGAK ADA!!"

"Kan semalam kamu simpan di ruang tengah, Niel."

"HYUNG, SABUN MANDI ABIS!!"

"Ambil di lemari kecil dekat wastafel."

"PA, SARAPAN KOK BELUM SIAP SIH? AKU UDAH LAPAR NIH."

"Iya Jungwon sabar ini papa masih buat."

"IH, KOK PAPA BELUM SIAP-SIAP SIH? NANTI AKU SAMA JUNGWON HYUNG TELAT KE SEKOLAH."

"Daniel kamu nggak perlu teriak juga, papa ada di samping kamu loh."

Si Kepala Keluarga a.k.a Lee Heeseung hanya bisa elus dada, dalam hati berusaha tidak mengumpat. Sudah bukan hal baru lagi rumah keluarga Lee sangat ribut di pagi hari. Bahkan tetangga samping rumah sudah hafal betul keributan-keributan setiap hari yang dibuat oleh keluarga ini. Awal-awal memang pernah di tegur sama tetangga sebelah, tapi tetap aja rumahnya berisik, jadi lama kelamaan tetangganya udah kebal.

"Nih kalian sarapan, papa mau siap-siap dulu." Heeseung meletakkan sarapan yang telah ia buat di meja makan, kemudian segera berlalu meninggalkan kedua anaknya yang sudah menyantap sarapannya dengan lahap.

Tidak perlu waktu lama buat Heeseung bersiap-siap, ketika kembali ke meja makan ia mendapati Geonu sudah ikut sarapan bersama anak-anaknya. Ia kemudian mendudukkan pantatnya di salah satu kursi kosong dan mulai menyantap sarapannya.

"Hyung, hari ini aku bawa mobil boleh?" Tanya Geonu membuat atensi Heeseung teralihkan. Geonu dengan segera kembali melajutkan ucapannya ketika melihat wajah Heeseung. "Aku mau ceklok buat kegiatan BEM hyung."

"Boleh. Tapi kamu yang antar Jungwon sama Daniel ya?" Sahut Heeseung menatap satu persatu anaknya yang sudah selesai sarapan, kedua anaknya kini mulai sibuk meminum susunya. Ia kemudian menyerahkan kunci mobil kepada Geonu.

"Ih, nggak mau diantar sama Om Geonu, dia suka ngebut. Aku nggak suka." Jungwon berseru sebelum Geonu sempat menjawab ucapan Heeseung.

"Nggak apapa tau ngebut, biar cepet sampe ke sekolah." Kali ini Daniel yang membuka suara. Hari ini memang hari pertama si bungsu memasuki Sekolah Dasar, tak heran sudah tadi malam ia sangat menggebu-gebu ingin segera melihat sekolahnya. Bahkan tadi pagi saja, ia yang membangunkan Heeseung.

"Jungwon berangkat sama Om Geonu dulu ya, nggak bakalan ngebut kok dianya. Nanti papa getok kepalanya kalau dia ngebut." Heeseung mencoba memberi perhatian kepada si Sulung, tersenyum kecil ketika melihat wajah merengut anaknya.

"Om nggak bakal ngebut kok Jungwon tenang aja." Sahut Geonu menimpali, membuat si sulung akhirnya mau ikut berangkat bersama Geonu.

"Biarin aja Pa ngebut, nanti Daniel terlambat ke sekolah." Sekarang malah si bungsu yang protes, Heeseung yang berada di sampingnya kini mengusap rambut hitam anaknya.

"Nggak boleh ngebut, nanti bahaya. Lagipula masih banyak waktu kok. Daniel nggak bakal terlambat."

"Ya udah kalau begitu aku berangkat hyung, uang jajan dong." Geonu menadahkan tangannya, menatap Heeseung dengan ekspresi sok manis.

"Loh, padahal kemarin lusa udah ku kasi deh."

"Abis hyung hehehe." Geonu hanya bisa menunjukkan cengirannya. Heeseung menghela nafas kemudian merogoh dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang. "Makasih hyung. Jungwon, Daniel ayok."

The single ParentWhere stories live. Discover now