08 •

151 35 0
                                    

BRAK!!

Punggung yang masih ada bekas memar tersebut kembali merasakan sakit dan ngilu dalam satu waktu. Astaga, Stella tidak habis pikir dengan para penggemar kekasih pemaksanya itu yang lebih ganas daripada serigala berbulu domba.

Muka mereka jelek banget kalau lagi bully dia, makanya Stella gak heran kalau muka-muka caper ke Hyunjae ini lebih busuk daripada wajah mulus mereka. Konyol banget sumpah mereka cuman bully dia gara-gara seorang Lee Jaehyun alias Hyunjae doang? Harga diri mereka ada dimana sih?

Dengan segala kepasrahan yang ada, ketiga orang yang melakukan kekerasan padanya menghentikan aksinya begitu mendengar suara langkah kaki seseorang mendekati gudang dan meninggalkan sosok yang terkapar lemah di lantai kotor tersebut sendirian.

"Gue heran, mereka kuliah ngejar ilmu apa ngejar cowok sih? Angas bener," gumam Stella sambil mencoba berdiri sekuat mungkin.

Orang yang ternyata terdengar mendekat tersebut rupanya sosok Younghoon yang mencari keberadaannya guna mengganti buku yang waktu itu dibuat rusak oleh Younghoon sendiri. Sebelum Younghoon tiba, Stella berpura-pura keluar dari toilet atau dia akan kena masalah kalau sudah ditanya macam-macam oleh sepupunya itu.

Sesuai rencana, dia keluar dari toilet dan tepat berpapasan dengan pria jakung tersebut di depan toilet wanita.

"Akhirnya ketemu juga ini kurcaci," lega Younghoon setelah mencari ke seluruh tempat. "Lo kemana aja sih dodol? Nih, gue mau ganti buku yang waktu itu. Sama lo dicariin Hyunjae tau."

"Makasih." Stella menerima buku tersebut dan menatap kembali Younghoon setelah memasukan bukunya ke totebagnya. "Hah? Ngapain gue dicari itu anak? Gue ada kelas lagi jam 3. Ini gue mau ke perpustakaan cari bahan materi."

"La, lo ngehindarin dia mulu tiga hari ini. Dia kek orang gila yang cariin lo."

"Bukan urusan gue, Hoon. Gue gak mau dideket dia, gak mau. Jangan paksa gue." Wajah gadis itu benar-benar sedang kesal.

Younghoon mengerti dan akhirnya tidak berani memaksanya. "Oke, oke. Ya udah, lo mau makan apa? Kemarin gue baru dapet bayaran buat jadi model majalah."

"Pengin boba sama es krim."

"Oke. Gue beliin ya. Lo tunggu di perpustakaan, gue bakal chat nanti kalau udah nyampe depan perpus."

Stella mengangguk dan Younghoon pergi meninggalkannya sembari mengacak gemas rambut gadis tersebut. Biasanya Stella akan kesal jika rambutnya dibuat berantakan oleh lelaki tersebut, tetapi dia sedang lemah untuk marah-marah dan hanya diam sambil menunjukan raut seolah-olah sedang kesal.

Dengan perginya Younghoon, tersisa Stella yang ada di sana. Dia segera pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan penghilang bebannya sekaligus bahan materi agar dia semakin pintar.

Di jalanan menuju ke perpustakaan, entah perasaannya saja atau memang orang-orang sedang menatapnya dengan penuh ejekan dan tertawa terbahak-bahak. Dia bingung sekali karena tidak tau apa yang menjadi bahan lelucon dari dirinya. Padahal dari atas sampai bawah penampilannya sangat rapi dan tidak seperti gembel jalanan.

Tiba di perpustakaan pun dia melihat orang-orang masih menahan tawanya. Jelas sekali ini membuatnya jadi tidak fokus pada tujuan utama.

Mereka kenapa sih? Kena virus tertawa? Batinnya sembari menatap sekeliling. Dia langsung menuju deretan berisikan buku untuk fakultas hukum dimana buku-buku tebal tersebut berjejer dengan rapi di rak tersebut.

Satu tangannya mengambil buku dan dia menuju ke bangku pojok yang sedikit sepi, tidak seperti biasanya. Padahal di tempat biasa ada Sangyeon yang masih setia dengan satu buku novel dan buku bahasa Rusia. Mood buruk, hari yang buruk, dan orang-orang begitu buruk padanya.

Asmaraloka | Hyunjae जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें