05 •

171 38 0
                                    

Tepung, telur busuk, air

Kalau kalian pikir tiga bahan kue tersebut melekat di tubuh Stella karena gadis itu ulang tahun, nyatanya kalian salah besar. Dia sedang dibully.

Baru juga keluar dari kelasnya, dia di seret ke gudang yang sepi di belakang gedung angker fakultasnya dan dia diperlakukan bak seongok daging menjijikan untuk dipandang oleh orang lain. Stella tidak mau mendapatkan hal seperti ini, tapi nyatanya pikiran dan kenyataan berbeda.

Akibatnya, dia harus membersihkan dirinya dan menunggu bajunya agak kering setelah dibersihkan. Untung buku-buku di tasnya tidak dibuat bau amis. Benda berharga lainnya adalah ponsel sudah diinjak-injak hingga layarnya retak lebih parah.

"Bangsat, gue belum beli hp baru malah diinjek-injek kayak gini. Mana ini hp legend lagi," gumamnya masih membersihkan sisa tanah yang menempel di permukaan ponselnya.

Dia mencari nomor Younghoon dan menelpon anak itu. Tapi dia lagi apes karena anak itu malah gak angkat panggilannya sama sekali dan bikin mood Stella tambah buruk. Padahal dia tuh niatan hari ini mau ke perpustakaan —seperti biasa untuk bertemu sang pujaan hati, Lee Sangyeon, malah dapet kesialan tiada akhir.

"Dahlah, semua orang sama aja. Gak mungkin gue minta bantuan Joochan, dia lagi ada kelas sama Mina. Apalagi Kevin, dia keluar kelas langsung nge band di tempat biasa."

Dengan sisa bau telur busuk yang menempel di kemeja maroonnya, Stella berjalan keluar menuju ke kostan untuk mandi dan mencuci pakaiannya yang benar-benar baunya semakin tidak enak untuk dicium. Dan untungnya, di kostan dia gak ada anak hukum satu almamater. Adanya dari kampus sebelah.

Udah jalan kaki lumayan jauh, dia juga dilihatin orang-orang dan dijauhi juga.

Well, dia seharusnya sudah biasa apa-apa sendiri di sini selain quality time sama Joochan dan Mina. Tetapi yang dirasakan Stella beda, dia ngerasa lebih diawasin dan stigma orang-orang ke dia jadi jelek.

Sebuah mobil menepi di depannya membuat langkah Stella berhenti dan menatap mobil yang tidak asing dengan plat nomornya. Bukan Younghoon, sepupunya itu mana bisa bawa mobil ke kampus, bawa motor aja harus ngerengek plus adu masak sama bapaknya.

Benar aja feelingnya, itu mobil Hyunjae dan sang pemilik keluar dari sana dan mendekatinya. "Udah gue bilang, lo pulang sama gue. Gak baca pesan yang gue kirim sepuluh menit yang lalu?"

Stella reflek buka hapenya yang mati lalu menghidupkannya beberapa saat. Ternyata emang bener Hyunjae kirim pesan lewat LINE dan bilang di sana bakal ajak Stella ke tempat pemotretannya lagi lalu ke Mall sebelum mengantar gadis itu pulang.

Setelah melihat layar ponsel, Stella menatap Hyunjae dengan malas. "Sorry, gue lebih milik ke kostan daripada ikut lo."

"Turutin permintaan gue, gue gak suka yang namanya penolakan. Jadi lo harus ikut sama gue."

"Gue bukan babu lo ya sat."

"Tapi gue pacar lo." Wajah Hyunjae tiba-tiba jadi kayak anak anjing. Tapi bagi Stella Hyunjae tuh anjing beneran soalnya udah bikin dia susah.

"Hidih, sejak kapan gue jadi pacar lo. Gue udah pernah bilang kalau gue gak mau deket apalagi pacaran sama anak famous modelan kek lo. Minggir." Stella mendorong keras lengan Hyunjae dan berjalan cepat. Halah, bodo amat sama orang-orang.

Hyunjae hampir aja ngumpat karena ke bar-baran cewek itu yang terang-terangan menolak dia dan malah sedikit kasar padanya.

Namun tak jauh dari tempatnya berdiri, ada seseorang yang memberhentikan motornya di samping Stella dan seperti sedang mengajak gadis itu untuk pulang bersama. Hyunjae kayak 'lah anjir, tuh cewek malah senyum ke cowok itu' beda banget kalau ke Hyunjae lah.

Asmaraloka | Hyunjae Where stories live. Discover now