33. Baku Hantam

2.5K 192 0
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

"Ceriaikan dia jika kamu hanya bisa manaruh luka. Masih banyak pria di luar sana yang mau dengan dia. Karena dia begitu sempurna sehingga tak pantas untuk bersanding dengan lelaki brengsek seperti mu."

~Azam Malik Ibrahim~
_
_

Arsen melepaskan pelukannya, menatap manik mata yang kini sudah banjir air mata. Hatinya sakit melihat wanita yang dia cintai menangis karena dirinya sendiri. Ia mengusap pipi wanita nya lembut sesekali ia mengecup nya berkali-kali.

Eliza diam saja tak mengeluarkan sepatah kata, namun air matanya itu seolah mengatakan "Aku sungguh kecewa dengan mu Mas!"

Tiba-tiba saja  Eliza merasa mual, kepalanya berdenyut, segera ia berlari ke wastafel. Dan yang keluar hanya berupa cairan, kini ia sedang mengalami Morning Sickness. Yang biasa terjadi oleh ibu ibu hamil.

Setelah berkumur-kumur iapun melangkah kaki ke sofa yang ada di ruang tamu di ikuti oleh Arsen. Arsen menemani sang istri yang sedang sibuk dengan televisi nya. Hari ini ia berniat untuk tidak pergi ke kantor atau pun ke sekolah untuk mengajar. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama sang istri.

Eliza berkali-kali pindah channel namun tidak ada yang menarik. Ia pun memalingkan ke samping, matanya bertemu dengan manik mata milik Arsen. Sekitar lima menit mata itu bertemu dan di putuskan oleh Eliza terlebih dahulu.

Bosan. Itulah yang di rasakan Eliza. Sekolah sudah lulus, dan tidak ada pekerjaan yang ia lakukan. Ia pun melangkah kaki ke halaman belakang. Berniat menyibukkan diri dengan menyirami bunga-bunga ini. Pasti seru menyirami bunga di pagi hari, bersama burung yang terbang terbang di langit pagi.

Arsen mengamati istrinya dari kejauhan. Terlihat istrinya yang sedang mengambil selang yang biasanya di gunakan oleh Pak Budi tukang kebun di sini. Ia pun tersenyum melihatnya istrinya yang tersenyum dan bersenandung.

Udara pagi yang sejuk, ditambah dengan dengan matahari yang mulai muncul, dan suara burung berkicau an membuat mood ibu hamil yang satu ini membaik.

Ia menyirami berbagai macam bunga yang ada di taman rumahnya. Ia juga baru sadar bahwa bunga-bunga di sini adalah bunga kesukaannya. Ada bunga mawar, Krisan, Tulip, dan anggrek yang di tata rapi sesuai jenisnya.

Ingin sekali tangan ini memetik bunga mawar yang sudah mekar itu. Namun ia urungkan, ia tak tega untuk memetiknya, sungguh lembut sekali hati kamu Eliza sampai memetik bunga dari tangkainya saja tak tega.

Dan tatapan nya beralih pada pohon mangga yang berdiri dengan kokoh di sampingnya. Ia ingin mangga muda!

Arsen yang melihat dari kejauhan Eliza yang menatap pohon mangga itu lama, ia pun langsung paham. Ia langkahkan kaki menuju pohon mangga tersebut dan memanjatnya.

"Eh mas kenapa di situ." beo Eliza melihat Arsen yang nekat memanjat pohon mangga yang tidak begitu tinggi dan juga tidak begitu rendah, atau lebih tepatnya sih sedang.

"Kamu mau yang mana biar mas ambilin." ucap Arsen menunjukkan ke arah buah mangga muda yang bergelantungan di dahannya.

"Itu itu mas yang besar!" jawab Eliza menunjuk nunjuk buah mangga yang berukuran paling besar.

Brak

Karena dahan pohon yang tidak begitu kuat, membuat Arsen terjatuh. Eliza pun dirundung panik. Ia mengguncang guncang tubuh suaminya berharap mata yang terpejam kembali terbuka. Sungguh ia sangat takut terjadi apa-apa dengan sang suami membuat air mata tak kuasa jatuh.

"Baa" teriak Arsen membuat Eliza memukul dada bidang suaminya kesal. Teganya ia malah berpura-pura pingsan. Nggak tahu apa jantung ini sudah hampir copot akibat ulahnya.

"Mas tidak papa! Nih mangga nya!" ucap Arsen mulai mendudukan dirinya.

"Ih mas Arsen jahat, pura pura pingsan kan El takut!" oceh Eliza kesal.

"Maafkan mas ya, kamu tunggu di sini mas ambilin pisau untuk membelah mangga ini dan piring!" ucap Arsen mulai meninggalkan sang istri yang kini tengah duduk di kursi kayu yang di sediakan di taman rumahnya.

Setelah sepuluh menit Arsen sudah kembali dengan piring berisi mangga muda yang sudah di potong potong. Eliza pun langsung menyerobot piring nya dan memakan buah mangga muda itu dengan lahap. Membuat Arsen meringis. Apakah tidak masam?

Arsen hanya menatap sang istri yang begitu rakus memakan mangga muda itu. Hingga teriak kan dari seseorang membuat dirinya terlonjak kaget.

"Akh mas tolongin Hanum tolong!" teriak Hanum parau.

Arsen dan Eliza mendekati Hanum yang kini terduduk di tanah dan tangannya yang memegang perutnya takut seolah ada orang jahat yang ingin menghabisi bayinya.

"Kak Hanum ada apa? Kakak coba tenang dahulu!" ucap Eliza menenangkan.

Namun Hanum tak kunjung tenang dan berteriak, kilasan kilasan memori kelam memenuhi kepalanya sekarang. "Coba jelaskan dulu apa yang terjadi?" tanya Arsen berjongkok kenapa pagi pagi sekali Hanum datang dengan kondisi seperti ini.

Namun respon Hanum membuat Eliza merasakan sakit di hatinya untuk kesekian kalinya. Hanum tiba-tiba memeluk tubuh Arsen erat. Arsen tak membalas pelukannya itu, pria itu terdiam kaku menatap istrinya yang diam termangu dengan air mata yang kembali turun. Oh Tuhan hati ini tak kuat melihat Wanitanya kembali meneteskan air mata.

"Lebih baik Mas cepat cepat nikahin Kak Hanum takut terjadi apa-apa nanti!" ucap Eliza terdengar begitu menyakitkan di telinga Arsen.

"Eliza, Arsen!"

Bariton seseorang membuat Arsen terdiam kaku.

***

Assalamu'alaikum Pangeran Impian Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu