Reizy Story 1|| Membosankan

18 4 0
                                    

______________________________________

Suasana ruang makan awalnya sunyi, hanya suara dentingan sendok yang bertabrakan dengan piring yang terdengar. Didetik berikutnya salah satu orang mengangkat suara memecah keheningan.

"Ezy, bagaimana dengan sekolahmu?" tanya Reka Gunawan-ayah Reizy.

Reizy Gunawan-remaja berusia 17 tahun, anak dari sepasang suami istri yang berprofesi sebagai pebisnis. Ezy, nama panggilan dari kedua orangtuanya, keluarga besar, dan teman-teman di sekolahnya.

"Baik," jawab Ezy.

Zanna Almira-mama Ezy, menatap tak percaya, melihat reaksi putrinya yang hanya menjawab singkat tanpa menatap ayahnya.

"Ezy! Kalau bicara pada ayahmu dilihat wajahnya! Darimana kamu mendapatkan tingkah laku tidak sopan seperti ini, ha?!" bentaknya lumayan keras.

"Mama nggak lihat aku, sedang makan? Tidak boleh berbicara."

Menghela napasnya, kemudian Ezy mulai berdiri menyandang tasnya.

"Aku pergi," pamit Ezy.

"Ezy! Selesaikan makanmu," panggil Reka dengen suara yang agak tinggi.

Ezy mengabaikan panggilan ayahnya, malah semakin mempercepat langkah menuju mobilnya yang memang sudah dipersiapkan seperti biasanya. Sehingga dapat segera berlalu, dari pendangan kedua orangtuanya.

Melihat tingkah anaknya, Reka dan Zanna saling berpandangan. Kening Reka berkerut seolah menanyakan ada apa dengan anaknya, Zanna hanya menggeleng dan menghela napas panjang. Ezy yang seperti ini sungguh membingungkan mereka, walaupun sudah beberapa kali mendapatkan perlakuan yang sama. Karena sewaktu kecil Ezy begitu menggemaskan dan selalu ceria. Namun, sekarang Ezy sangat tak tersentuh.

Lain halnya dengan neneknya, Ezy pasti akan menjadi pribadi yang berbeda. Pribadi yang memang sepenuhnya mencerminkan dirinya yang sebenarnya. Ceria dan banyak bicara.

"Mungkin Ezy kecewa karena Mama dan Papanya terlalu sering mengabaikannya karena kesibukan kalian, sebagai pebisnis," ucap nenek Ezy, yang tiba-tiba saja hadir diantara kedua.

Mereka bersamaan menoleh kearah suara dan hanya terdiam. Padahal Reka dan Zanna sebenarnya sudah berusaha agar bisa meluangkan waktu untuk putri mereka. Sayangnya perhatian yang mereka maksud hanya berupa materi. Sangat jarang meluangkan waktu untuk Reizy. Sehingga tidak mengetahui karakter anaknya yang penyendiri.

Nenek Reizy-Merina Rahma, hanya menggelengkan kepala melihat anak dan menantunya tidak menyadari kesalahan mereka.

✨✨✨

Setibanya di depan pintu kelas Ezy mendapati pemandangan yang sungguh membuatnya bosan.

Suasana kelas XII IPA 3 sangat berisik. Ada yang bernyanyi dengan nada keras di sudut belakang kelas. Ada yang bergosip ria dengan teriakan-teriakan excited mereka. Ada juga yang bermain bola kaki di depan kelas. Bahkan yang pura-pura menjadi guru dadakan ala-ala pun ada.

Menghiraukan keriuhan kelas, Ezy segera duduk di bangku paling belakang pojok kanan kelas. Kemudian melakukan rutinitasnya, mengeluarkan novel yang baru ia beli kemarin dan tidak lupa memasang alat untuk menyumbat pendengarannya dengan lantunan lagu kesukannya.

Reizy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang