Chapter 2

428 55 17
                                    

Semangat beraktivitas semuanya jika ada penulisan yang salah coment j yak, biar makin jago nulis guanya
^_^
__________________________________________


Taehee kini sudah ada di luar tengah memakai sepatunya, masih dengan genangan air mata di wajahnya karena kesal pada sang suami yang memberi keputusan pada putrinya sesuka hati.

"Oh ya ampun, kenapa semua ini harus terjadi, jika sampai anak ku menikah dengan anak bisu itu!, aku akan mendatangi dan membakar kediaman Jendral Oh itu!, beraninya dia memanfaatkan situasi yang menguntungkan untuk anaknya!, beraninya dia mau menjodohkan para putri ku yang berharga dengan~," sambil terus menggerutu marah, suaranya terdengar semakin kecil karena sudah menjauh dari paviliun dan berlalu pergi dengan kesal.

Di samping paviliun itu masih berdiri Jiyeon dan Xixi pelayannya, melihat sedih kepergian ibunya yang menjauh, wajahnya terlihat terbebani dan memikirkan sesuatu ia mencengkeram gaunnya merasa cemas.

( ̄︶ ̄)

*

Jiyeon sekarang berada di paviliun adiknya dengan pelayannya Xixi, ia melihat adiknya sibuk mengoles warna pada salah satu gelas keramik yang masih berwarna bata.

"Tyuzu!," sapanya berjalan mendekati adiknya yang tengah duduk dan asik mengoles gelas keramiknya.

"Hem.., Kaka untuk apa malam-malam kau datang kemari?." Tanyanya heran.

"Ya..ampun, lihat wajahmu Tyuzu, seorang putri harusnya tidak kotor seperti ini." Jiyeon ikut duduk di kursi yang ada di dekat adiknya sembari mengeluarkan sehelai sapu tangan bermotif bunga, ia mengusap dengan lembut noda warna di wajah adiknya yang sedang berkonsentrasi itu.

"Tidak ada salahnya Kaka, lagi pula ini di kediaman ku, tidak akan ada yang melihat." jelas adiknya menampilkan senyumnya.

"Tapi tetap saja, kau harus tetap bersih." Jiyeon memasukkan kembali sapu tangannya kedalam kantong baju.

"Hem.., kau pasti ke sini untuk bunga tulip ku kan..?,aku yakin." Ucap Tyuzu tidak melepas pandanganya dari gelas.

"Em.., sedikit ada benarnya, tapi ada yang ingin kutanyakan padamu?." Balas Jiyeon.

"Apa itu?."

"Adakah pria yang menarik hatimu saat ini?, " Tanya Jiyeon dengan raut seriusnya.

Tyuzu menghentikan gerakannya mengoles warna, dan kini pandangannya tertuju pada kakanya.

"Pertanyaan apa itu?, Lagi pula Kaka tidak perlu.. tau." jawabnya

".... Apa kau belum menemukan orang yang kau sukai saat ini?." Jiyeon membulatkan maniknya

"Kaka ada apa?," Tyuzu jadi membaca ekspresi kakanya yang datar.

"Hanya ingin bertanya saja," jelas Jiyeon.

Tyuzu menyahut
"Lagi pula mau suka dengan siapapun juga kita akan tetap menikah dengan orang pilihan ayah,"
Jiyeon tertegun mendengar ucapan adiknya karena memang itu benar.

Lanjut Tyuzu menjelaskan
"Buku aneh yang kau baca, semua berakhir dengan bahagia bersama orang yang di cintai, Ch..nyatanya kita tidak akan seperti itu bukan?, aku takut aku akan terbawa oleh buku-buku aneh itu dan melihat kenyataan tak sejalan dengan cerita seperti yang ku inginkan, aku bisa-bisa akan merasa tertekan dan akan mati cepat pasti, heh.. makannya aku benci semua buku yang kau baca kaka."

Jiyeon kini menautkan alisnya.
"Heh..kenapa malah membahas buku?!, lagi pula kau itu belum di jodohkan, jadi kau masih bisa memilih orang yang kau suka untuk kau nikahi."

THE BRILLIANT DIAMOND DYNASTY Où les histoires vivent. Découvrez maintenant