LF.8

5.3K 1K 128
                                    


Sorry for typo(s)






Tuhan begitu adil dalam memberi cobaan pada umat-Nya, Ia memberi bencana, tetapi juga menyediakan penolong. Taeyong yakin, semua sudah seperti ini seharusnya dan sekarang ia akan menunjukkan pada pencipta-Nya, bahwa dia bisa.




Selama memiliki putra kecilnya.



"Nana?"



Jemarinya menata lembaran uang gaji yang baru saja diterima kemudian menyimpannya dalam saku celana. Tidak ada sahutan dari Jaemin, yang mana membuat lelaki Lee itu mengerutkan kening. Dari kursi dapur, ia berdiri berjalan ke depan.



"Nana, ayo mandi, Nak."




Indera pendengarnya menangkap sebuah suara kekehan dan langkah kaki mungil. Kening Taeyong berkerut, manik itu menyipit melihat pergerakan tak terduga lagi.




"Di mana Nana, ya?"




Lagi, kekehan itu terdengar. Senyum Taeyong terukir, kedua tangannya tertaut di belakang punggung sembari berjalan membungkuk. Manik lelaki Lee tersebut menangkap bayangan kecil di belakang sofa ruang tamu.




Dengan langkah perlahan, Taeyong mengendap-endap di sana. Pada hitungan ketiga dalam hati, ia mendekati tubuh mungil itu kemudian mengagetkannya.



Suara pekikan Jaemin menggema di rumah sederhana yang membuat lelaki Lee tersebut juga tertawa. Tangannya terulur meraih tubuh mungil sang buah hati kemudian memangkunya ketika duduk di sofa.




Jemari Taeyong menggelitik tubuh telanjang putranya yang berusia hampir tiga tahun, Jaemin memang sulit sekali untuk diajak mandi. Jika sudah dilepaskan semua baju, anak itu akan lari menggunakan popok yang masih menempel dan sembunyi dari Bubu.




"Eh, nanti kalau tidak mandi, Nana bau lalu ada monster yang datang ke kamar. Nana mau?"




Si kecil menggelengkan kepala, jemarinya menepuk perut Taeyong berkali-kali, "Da Bubu!" [Ada Bubu]




Bibir Taeyong mengerucut dengan wajah mengernyit, "Orang Bubu tidur, tidak tahu kalau Nana diambil monster."



"Aniiii!" rengek si kecil.




Senyum Taeyong mengembang, merubah posisi sang buah hati untuk berdiri di atas paha dengan kedua tangan yang memegang bagian bawah ketiaknya.




"Makanya, Nana mandi, ya? Monsternya nanti tidak akan datang pasti."





Sebelum menjawab, tangan mungil itu menepuk bagian kepalanya sembari berkata, "Janan kelamas, Bubu!"



"Loh, kenapa?"



"Akit! Mata Nana akit!"




Ah, Taeyong teringat kalau shampoo Jaemin telah habis. Tepat dengan situasinya, ia hanya tersenyum kecil untuk mengabulkan permintaan sang buah hati.



Setelah berhasil dengan negoisasi kecil mereka, Taeyong berhasil membopong putranya untuk mandi. Namun, sebelum mereka berjalan suara ketukan pintu di depan terdengar.




Locu Felice✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang