EXTRA PART ●|● TAKDIR

Start from the beginning
                                        

"Oh gitu,boleh om tahu nama papah zera?".entah kenapa Arza ingin tahu siapa nama ayah nya Zera,ia penasaran.Apa anak ini ada hubungan persaudaraan dengan Indira?

"Nama papah nya zera adalah,Tuan Nizam,"ucap Zera menirukan gaya gaya host di tv ketika memanggil aktor/aktris yang piala piala awards.

"Bang Nizam?apa ini Nizam yang saya pikir?,".

"Om,kok om melamun sii,"ucap zera melambai lambaikan tangannya di depan muka Arza.

"Ah,tidak apa apa zera".ucap arza kikuk.

"Tantee!!".Teriak Zera,sambil melambai lambaikan tangannya,

"Tante kamu yang mana?"ucap Arza panik.

"Itu loh om yang belakang,"

Arza menghela nafas,Arza kira tantenya Zera yang memakai pakaian minim,tapi Arza salah praduga tante nya Zera itu wanita dengan jilbab yang menjulur sampai menyapu tanah dan khimar yang menutupi dada dan tak lupa cadar yang menutupi wajahnya.

Zera beranjak dari kursinya,lalu berlari mendekati Wanita itu

"Tante cariin kamu,nih bunganya yuk ketemu mamah,"ucap wanita itu lagi.

"Tante sebentar,Zera mau kenalin tante sama om itu".ucap zera menunjuk Arza.

Sedangkan Arza hanya terdiam,dengan tangan yang memegang senapan senjata laras panjang di dadanya.Zera menarik tangan wanita itu untuk menghampiri Arza.Pandangan mereka bertemu sebelum wanita itu memutuskan kontak matannya dan membuang muka.

"Arza".ucap Arza sambil mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.Tapi wanita itu malah merapatkan kedua tangannya di depan dada,tak mau menjabat tangan Arza."Putri".jawabnya.

Arza menarik tangannya ragu,sungguh ia merasa malu.Otak nya baru bekerja kembali,"Dasar bodoh,memangnya ada yang mau wanita bercadar menjabat tangan seorang pria yang bukan mahrom nya?".umpat Arza.

Kontak mata mereka bertemu lagi,dari melihat mata wanita yang bernama putri itu Arza dapat mengartikannya tatapan itu,tatapan seperti yang sedang menjelaskan sesuatu?siapa dia?!.

"Tante Indi---".ucap zera terpotong ketika putri menarik tangan zera.

"Zera ayok kite pergi,"ucap putri."permisi".ucapnya kepada Arza.

Mata Arza terbelalak,gelang.Gelang yang ada di tangan putri itu,sama seperti gelang pemberiannya untuk Indira.

"Berhenti!".tegas Arza.

Putri dan zera berhenti,Arza menghampiri mereka.Diam di hadapan putri,diam.Jangan kan bergerak,berbicara pun tidak.Arza mendekat,hingga hidung mancung putri menyentuh dada bidangnya,Arza mengencangkan kembali tali cadar yang hampir terlepas milik putri.

"Berhenti!".perintah putri tegas."kau tidak sopan!".

"Kau yang tidak sopan".ucap Arza tegas,membuat putri mendongkak kan kepalanya menatap Arza dengan tatapan penuh amarah.

"Maksud mu?".

"Kau telah membuatku mengingat wanita yang dulu ku sangat cintai,seharusnya kau lebih sopan dengan tidak datang dan muncul di depan mataku!".ucap Arza.

Putri mengerutkan dahinya,"mana aku tahu tentang wanita itu".

"Sekarang kau sudah tahu,kau tidak mengerti juga?".ucap arza,Arza tak tahu kenapa ia marah marah kepada wanita yang baru ia kenal pertama kali,ralat bukan pertama kali mungkin wanita 8 tahun yang lalu.

"Baiklah,permisi,"ucap putri.

"Ku tahu putri itu nama belakangmu!".Ucap Arza pelan.

Saat ini,Arza sedang menggenggam tangan wanita yang katanya bernama putri itu,Arzaa menariknya membawa tubuh wanita itu kedalam pelukannya."Indira".ucap Arza.

Started In Libanon [End]  Where stories live. Discover now