Kadisha valey.
Sudah genap 6 tahun kepergian Indira.Kini,Arza kembali di tugaskan di Libanon sebagai pasukan dari kontingen Garuda.Arza menarik nafas dalam dalam,menginjakan kaki nya di negara Libanon,negara yang menjadi awal kisah cinta mereka.
Bayang bayang Indira kembali menghampiri pikirannya,jujur sejak pertama kali bertemu, Arza sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepadanya.Bagi Arza Indira wanita terunik yang pernah ia kenal.
Arza terus berjalan menelusuri setiap bangunan bangunan yang ada di sana.Lalu Arza tertuju pada bangunan itu, bangunan tempat ia bersembunyi,bersembunyi untuk menghindari Indira.
"Sialan...gue kehilangan jejak..Bagaimana sekarangg?gue kan ga kenal sama ini tempat.Lagian dasar es berjalan apa dia tidak khawatir meninggalkan wanita cantik kek gue!maamamaaahhh indira ingin pulangg!."
Deg,
Angin yang berhembus membisikan perkataan perkataan Indira waktu itu,arza tertawa kecil,mengingat perkataan indira yang mengatakan kalo dirinya tak khawatir meninggalkan wanita cantik sepertinya.Mata Arza mengamati setiap objek di sana,masih sama tidak banyak yang berubah.Lalu tatapan Arza terhenti pada seorang anak perempuan dengan bola mata berwarna biru saphire.
Arza menghampiri anak perempuan itu,
"مرحبا".(hallo/hai)
Sapa Arza kepada anak perempuan itu,Arza sedikit menurunkan tubuhnya Arza agar setara dengan Anak perempuan itu.
"I N D O N E S I A," eja anak perempuan itu
"نعم ، جئت من هناك".(Ya,saya berasal dari sana)
"Zera,juga dari sana".ucapnya Lagi.
"Ooo,kamu dari Indonesia? Tapi matamu--,"ucap Arza terhenti.
"Kata papah, mamah orang sini.Jadi zera punya bola mata warna biru itu turunan dari mamah,"ucapnya lesu.
Arza mengehal nafas lalu tersenyum,"ayah zera orang Indonesia?".tanya Arza.
"Iya om,"
Arza tersenyum lagi,terdiam sebentar.Anak perempuan ini,mirip sekali dengan Indira.Bibir tipis berwarna pink,halis tebal yang hampir menyatu dan deret gigi rapih.Sudah seperti hasil duplikat,sama.
"Zera ke sini sama siapa?".tanya Arza lagi.
"Sama tante,om.Tadi tante izin pergi beli bunga dulu katanya nanti zera sama tante mau menuin mamah nya zera,"
"Oh gitu,mau om temenin?".
"Boleh,"ucap Zera tersenyum,dari situ Arza benar benar yakin kalo zera ini duplikat Indira.
"Om,mau dengar Zera cerita gak?"
"Boleh,"
"Kata papah,Zera ini mirip banget sama tante".
Deg,jantung Arza seperti berhenti berdetak,Arza menghela Nafas mencoba untuk mengatur emosinya.
"Terus,"jawab Arza.
"Terus pas Zera tanya,kenapa Zera bisa mirip tante rara,papah jawab gini".ucap Zera bangkit dari kursinya dan mengatakan."karena waktu mamah hamil,mamah ga suka sama tente rara, karena tante rara lebih cantik dari mamah,hahahaha".ucap Zera lalu tertawa.
"Hah,seriuskah?".
Zera mengangkat kedua bahunya,"Zera gak tahu,karena zera belum pernah liat wajah mama,".
"Memang mamah Zera kemana?".
Zera mengangkat kedya bahunya lagi dan menggeleng,"gak tahu juga,tapi sekarang tante mau ajak zera ketemu mamah,"
YOU ARE READING
Started In Libanon [End]
Romance"Makanya jangan sok sok an memakai kacamata hitam!" teriak indira. "Mengapa?" "Kau baru saja menabrakku dan kau tidak akan meminta maaf?" "Sekarang saya lapar saya akan meminta makan bukan maaf!" ujar pria loreng itu. ~Mencintai seorang hamba Pangli...
![Started In Libanon [End]](https://img.wattpad.com/cover/218916507-64-k700448.jpg)