Bagian 33 - Love and Hate Relationship

Mulai dari awal
                                    

"Udah ah Mas mah ngaco. Ayo berangkat kalau udah selesai sarapannya."

"Morning kiss?"

Sebagai appetizer. Doyoung harus selalu mendapatkan makanan penutupnya dari sang istri sebelum mereka berpisah seharian lamanya. Mereka biasanya menghabiskan waktu kurang dari 5 menit hanya untuk berciuman.

"Stop"

"What?"

"Ten minutes left. Sebentar lagi kelas kamu dimulai, jangan terlalu nafsu"

Doyoung hanya mendecih pelan sembari melepaskan tautan tangannya yang melingkar di pinggang Kejora. Sebenarnya dia masih ingin menghabiskan appetizernya hari ini, sayangnya kelas paginya sebentar lagi akan dimulai.

"Aku berangkat. I Love you" Doyoung mengusap puncak kepala sang istri sambil meninggalkan kecupan di dahinya. "Hati-hati di rumah, nggak usah keluar keluar. Kalau mau keluar izin dulu ya"

"Iya sayang. Mas hati hati. Nggak usah ngebut, bekalnya di makan. Jangan lupa bekas makannya di cuci juga. Jangan kayak kemarin ya.. sampe bau banget tuh di tas kamu!"

"Mau berangkat masih sempet aja ceramah." Cetus Doyoung

"Hehe. I love you too suamiku."



***


Doyoung kembali pulang larut malam, untungnya besok hari minggu, yang mana membiarkan dirinya bersantai seharian dan menikmati waktu panjang bersama istrinya. Tapi bukan Kejora namanya kalau belum mengomeli Doyoung sepulang kerja.

Kebiasaan buruk Doyoung selepas bekerja adalah menyimpan barang bawaanya ataupun pakaian kotornya secara sembarang. Padahal Kejora sering mengingatkannya untuk disiplin. Namun semua ucapan itu bagai masuk di telinga kiri lalu keluar lagi di telinga kanan. Alias sia sia.

"Aku memang Ibu rumah tangga Mas, tapi kan kita bangun rumah tangganya sama sama? Masa aku terus sih yang di andelin? Kamu juga disiplin dong. Nanti kamu juga harus nerapin itu loh ke anak anak kita nanti.."

"Mas capek sayang, minta tolong dong.." gumam Doyoung tanpa rasa bersalahnya.

Sikap Doyoung semakin kesini semakin manja, dikarenakan menurutnya sekarang ada orang lain yang mengurus dirinya. Itu memang tugas Kejora sebagai seorang istri. Namun tidak salah juga jika dia ingin suaminya lebih disiplin dan teratur.

Alhasil Kejora yang harus mengalah lagi. Mungkin menurutnya Doyoung masih menikmati masa masa dimana Kejora masih mengurusnya dengan baik. Mereka belum dikarunia seorang anak, dan selama itu pula Doyoung masih bisa bermanja manja bersama istrinya.

"Mas.. tadi Ibu sama Ayah kamu telpon" Kejora menempatkan segelas air putih hangat di nakas sebelah ranjang mereka.

"Oh ya? Terus kalian ngobrol?"

"Hm.. mereka nanya kita disini keadaanya gimana"

"Ibu sama Ayah baik baik aja kan?" Doyoung menenggak segelas air putih miliknya.

"Baik kok Mas.."

"Syukurlah." Ucap Doyoung lega. Dia merapatkan selimut mereka berdua.

"Ayah tanya sama aku Mas, udah ngisi apa belum.."

Doyoung sedikit terkejut. Rupanya niat sang Ayah untuk bersikeras menjadikan anak anak Doyoung penerus Ayahnya masih menggebu. Ayahnya Doyoung sangat mengharapkan hadirnya cucu di tengah tengah mereka yang baru memasuki usia 8 bulan pernikahan.

"Terus kamu bilangnya gimana?" Doyoung mengusap surai panjang istrinya dengan lembut sambil mengecup hampir seluruh wajah istrinya penuh.

"Aku jawab belum Mas.. terus kata Ayah kita suruh program biar aku cepet hamil" dengan nada penuh keragu raguan. Doyoung tahu. Kejora takut mengecewakannya beserta keluarganya. Mengingat dia pernah mengalami kecelakaan dan gagal sekali dalam menjaga sang jabang bayi. Luka itu masih tertimbun dalam di benak wanitanya.

"Nggak apa apa. Setahun menikah juga belum. Kita hanya harus berdoa sama berusaha dulu. Sisanya biar itu jadi urusan Tuhan. Nggak usah mikir macem macem ya? Didalam sini Doyoung junior akan segera hadir." Doyoung merangkul istrinya lekat sambil mengusap usap perut rata Kejora. Mencoba membuang energi negatif yang ada di diri sang istri atas semua ketakutan mereka yang pernah gagal.

"Tapi Mas.. kayaknya aku harus periksa ke dokter aja deh. Aku takut kenapa kenapa."

"Besok aku anter, nggak usah khawatir lagi ya? Nggak usah dijadiin beban pikiran. Kalau kamu stres juga nggak bagus kan?"

"Makasih ya Mas.."

"Sama sama sayang, jadi gimana nih?"

"Gimana apanya Mas?"

"Ya kan kita harus berdoa sama berusaha. Doanya udah, usahanya jangan lupa"

"Jadi.. usaha lagi yuk?"























Doyoung cakep banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung cakep banget. Btw, dilarang salpok. Tidak menerima emot bulgos, kecuali anda mau menyumbangkannya :)










Aku nggak akan terlalu ngasih banyak konflik sih di chapter ini sama kedepannya. Kasian Doyoung - Kejora terlalu banyak sakitnya kemaren kemaren. Biarin mereka bahagia dulu deh hehe.

Btw yang mutualan sama teteh punten monmaap kalo teteh jarang bales/nyapa/ ngewall balik. Ini tuh lagi kurang sehat gitu, semoga temen temen semua sehat sehat terus ya?

See you dear!

SIR | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang