2. Autumn Love

Mulai dari awal
                                    

Rendy masih menatapku dengan intens. Dan itu membuatku risih juga ... sedikit salting. Maunya apa, sih?

"Pokoknya, nanti lo nggak boleh nolak ataupun membantah ucapan gue!" bisiknya dengan penuh penekanan. Dan aku masih menatapnya dengan wajah bingung.

"Maksudnya apa, sih? Aku ada urusan penting." Aku berjalan ke kiri untuk menjauh, namun ia mencekal tangaku dan kembali menghadangku.

"Inget! Lo nggak boleh nolak! Dan nggak boleh bantah ucapan gue!" bisiknya dengan tegas. Ia semakin mendekat.

Aku memundurkan badanku selangkah. Perlahan-lahan mulai mundur, mundur dan ...,

"Jangan coba-coba pergi." Rendy menarik tanganku bertepatan dengan suara bel istirahat. Aku meneguk ludahku saat jarak kami sangat dekat. Aku bisa mencium bau parfumnya.

"Sebentar lagi ...," bisiknya tepat ditelingaku.

Siswa-siswi yang keluar kelas semakin banyak. Dan aku sangat malu sekali. Mereka secara terang-terangan menatapku.

Aku merasakan tanganku dipegang oleh seseorang. Lembut sekali memegangnya. Aku tambah bingung dan malu. Lantas mengedarkan pandanganku dengan gugup. Ku lihat, Raina sudah membalikkan badan dan menjauh pergi. Dia ... kenapa?

"Maksudnya apaan sih, Ren?"

"Yas, aku nggak tahu kapan mulainya rasa ini. Tapi, yang jelas ... mau nggak kamu jadi pacar aku?" Aku melototkan mataku sempurna. Apa?! Dia benar-benar ... sudah gila!

"Engg–"

"Ssshhh ...," ringisku saat Rendy meremas tanganku dengan kuat. Tatapannya sedikit tajam. Seolah, dia mengingatkanku akan ucapnnya tadi.

"E ...."

"Maukan?" tanyanya sekali lagi. Dan terdengar memaksa.

"I-iya," jawabku dengan kikuk.

Beberapa siswa-siswi yang melihat kami terkejut dan heran. Deketnya sama Raina, tapi kok?

Rendy tersenyum. Lantas menarik tanganku menjauh dari sini. Suara riuh mulai memenuhi seisi sekolah ini. Tak menyangka dengan adegan yang mereka lihat. Adegan di mana Rendy menembakku menyebar dengan cepat. Dan sekarang, aku hanya biaa berdoa kepada Tuhan, semoga kejadian ini tidak membuat kehidupanku di sekolah ini yang tinggal setahun ini terusik. Aku ingin damai sampai lulus sekolah.

"YASNA!" teriak seseorang membuat langkahku dan Rendy  berhenti, lalu menatap orang tersebut. Gendis?

"OMG! LO ...?" Gendis menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Buk ....

Aku mendelik sebal saat buku catatanku terjatuh. "Eh," pekikku saat Rendy kembali menyeretku ke suatu tempat yang takku ketahui, di mana itu. Pria itu tidak mengizinkanku atau sekedar memberiku waktu beberapa detik untuk mengambil bukuku yang malang itu.

🍁🍁🍁

"Jadi, mulai sekarang lo pacar gue!" tegas Rendy begitu sampai di toilet yang sepi.

Harus di toilet, ya?

"Em, tunggu. Harus, ya? Kita ngomongin ini di sini?"

"Kenapa? Nggak suka lo?"

"Yaiyalah!"

"Mulai sekarang, manggilnya pake Aku-Kamu."

"Iya."

Aku menoleh ke samping kananku. Terpampang jelas diriku dan Rendy dari kaca itu. Maksudnya apa? Rendy ikut menoleh. Tatapannya itu ... jika sedikit dilunakkan tidak bisa, ya?

"Sekarang lo pergi!" ujarnya membuat kadar kekengkelan itu semakin bertambah banyak.

Dasar! Yang ngajak ke sini siapa? Sekarang main nyuruh-nyuruh pergi.

"Ck," decakku lantas segera pergi.

"Loh! Ngapain cewek ke sini?" tanya beberapa siswa yang mau masuk ke dalam toilet. Aku meneguk ludahku dalam-dalam. Ternyata, dia membawaku ke toilet laki-laki.

"Em, permisi!" ujarku setelah itu segera pergi menjauh.

Pencarian Yasna menemukan Gendis untuk mengambil bukunya berujung pada pertemuan ajaibnya dengan Rendy. Jika pertemuan itu diibaratkan sebagai daun, mereka adalah daun yang tanpa sengaja gugur bersamaan dan saling bertabrakan karena ulah usil angin sepoi.

Mereka tidak tahu, bahwa halaman skenario selanjutnya akan segera terbalik dan mereka harus bersiap untuk memerankan peran hebat dalam skenario itu.

🍁🍁🍁

Halo hay ...!
Typo-typonya jangan lupa! Bantuin, ya. Karena, aku ini hanyalah manusia biasa yang sering salah dan tidak cermat😁

Satu vote dan krisar dari kalian adalah vitamin bagiku untuk menambah kadar semangat dalam diri. Jadi, tinggalkan jejak nyata dan terdeteksi jika kalian suka. Jika tidak, kalian akan menjadi salah satu ghost reader. 😁😀

🍁Autumn Love🍁

Hari ini, bercerita tentang pertemuan yang terduga oleh mereka. Namun, sudah direncanakan oleh Sang Pencipta atau Penulis dari kisah mereka.

-o0o-

Salam manis dan kenal dariku.

Sang pengagum senja dan keajaiban dilangit malam.🌘🌇
📝Sabtu, 15 Agustus 2020

Sampai jumpa dipart selanjutnya!:)

Autumn LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang