MEMORIES

1.2K 146 36
                                    

“Masih tidak mengingat siapa aku?” Jimin berucap datar. dia melangkah menghampiri Yoongi dan Jongkok di hadapan pria mungil tersebut.

Yoongi refleks menunduk sambil mencoba menahan air matanya yang sedari tadi tidak berhenti keluar. Dia menggelengkan kepalanya dengan lemah, tubuhnya benar-benar terasa sakit akibat pukulan pria tersebut.

Dia benar-benar tidak mengenal Jimin, tapi pria itu terus memaksa untuk mengingat dirinya.

Jimin tersenyum mengerikan melihat Yoongi menggelengkan kepalanya. Tangannya  membelai pipi Yoongi dengan lembut, bibirnya diadekatkan ke telinga Yoongi untuk membisikan sesuatu.

“Okey... ayo kita bersenang-senang, sepertinya kau lebih suka aku bersikap kasar ke padamu.”

“ARGHTTTTTT...” Jeritan Yoongi kembali terdengar disaat Jimin menarik rambutnya untuk yang kesekian kali. Kali ini pria bermarga Park itu menarik rambutnya sambil menyeretnya keluar dari kamar mandi.

Tangis Yoongi semakin kencang, Jimin benar-benar tidak berpri kemanusiaan sedikit pun.

“Hiks kumohon hiks hiks... Ini sakit, lepaskan...”

“Mengerti sakit juga kau rupanya."

Tatapan bengis itu Yoongi bisa melihatnya. Tatapan itu sangat berbahaya dan mengerikan. Tubuhnya di dorong dengan kasar hingga jatuh tersungkur ke lantai. Jimin menahan sebelah kakinya, dan menarik kasar gelang kakinya hingga putus.

"Tidak, jangan ambil itu, hiks... Jangan..."

Yoongi coba menjangkau gelang kakinya dari tangan Jimin, tapi sebelum dia mendapatkannya pria bermarga Park tersebut sudah lebih dulu melemparnya ke sudut kamar.

Dia ingin kembali mengambil gelangnya, namun sebelum sempat dia melangkah, pergelangan kaki kirinya di genggam Jimin dengan kuat dan tubuhnya di seret menjauh.

Teriakan Yoongi menggema di saat dadanya terhempas ke lantai dengan keras. Pandangannya mengabur, dadanya sakit, sangat sakit sampai dia tidak mampu mengucapkan apapun lagi.

Jimin berhenti melangkah. Dia menatap tubuh Yoongi yang sudah tidak bergerak sama sekali. Dengan kasar dia membalik tubuh Yoongi dengan kakinya. Pria mungil itu pingsan, dan dia terdiam disaat melihat beberapa lebam di wajah cantik tersebut.

                                     ***
Ini sudah masuk tengah malam. Tapi Yoongi masih belum kunjung sadar sedari siang tadi. Jimin hanya diam memandang tubuh ringkih yang terbaring di atas lantai tersebut. Dia bahkan tidak memindahkan Yoongi ke atas kasur, hanya membiarkan tubuh kurus itu tergeletak di lantai, merasakan hawa dingin lantai yang mungkin menusuk tulang.

Jimin sekali lagi terdiam melihat beberapa lebam yang ada di wajah cantik itu. Dia menggenggam kuat gelang kaki Yoongi yang sempat di lemparnya tadi, dia ingin menghancurkannya tetapi tidak bisa, yang bisa di lakukannya saat ini hanya kembali melempar gelang tersebut ke arah Yoongi yang masih terbaring pingsan di atas lantai.

"Sial!" Umpatnya sambil merebahkan tubuh di atas kasur.

                                       ***

Sebuah kisah 5 tahun yang lalu, di saat Jimin melihat sang hyung tersenyum sambil memegang gelang kaki cantik dengan kerincing yang berbunyi indah.

"Hyung.... Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya sambil melangkah masuk ke ruangan pria yang di panggilnya hyung tersebut.

Sang hyung tersenyum kecil. Dia menatap adik yang jaraknya hanya beberapa menit darinya itu sambil memamerkan gelang yang di pegangnya.

DARKNESSWhere stories live. Discover now