30. Hadiah terindah

Start from the beginning
                                    

Pak Herman dan Eliza Sama-sama menampilkan senyum kala kamera siap untuk membidik. Sungguh ini kebahagiaan yang amat luar biasa bagi Eliza. Perjuangannya selama dua bulan ini tidak sia-sia. Selama dua bulan ini Eliza berjuang keras dengan cara belajar dan belajar tak jarang pula ia meminta sang suami menjadi mengajarinya dan menjadi guru pribadi.

"Ananda Eliza adakah satu patah kata untuk teman teman kamu." ucap

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pertama-tama saya berterima kasih kepada ibu bapak guru yang begitu sabar membimbing kami, maaf jika selama ini saya dan teman teman banyak memiliki kesalahan. Tanpa adanya kalian saya dan teman-teman saja tidak akan berada di titik ini."  Eliza menghela nafasnya sejenak.

"Saya juga tidak pernah menyangka akan menjadi siswi terbaik tahun ini dengan nilai tertinggi. Ini juga tak lepas dari campur tangan sang mahakuasa. Pesan ku untuk teman teman ku, hari ini mungkin hari perpisahan kita namun tanpa adanya perpisahan juga tidak ada pertemuan. Mulai hari ini kita mulai menjalani kehidupan baru, belajar menghargai suatu perpisahan. Suka suka selama tiga tahun ini tidak akan pernah bisa terlupakan. Sekian dari saya Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Eliza mengusap kasar air matanya. Setelah mencium telapak tangan para guru guru dan berfoto ria Eliza mulai turun dari panggung. Ia kembali ke pada sang sahabat yang menunggu nya dengan tatapan bangga. Mereka bertiga berpelukan menyalurkan rasa bahagia.

Bahu Eliza basah akibat ulah paras sahabat. Tak dapat di bendung memang, karena sebentar lagi mereka akan berpisah. Laila akan melanjutkan kuliah di Singapura, dan Zahra di Jogjakarta.

"Gue bakal kangen kalian." seru Zahra kembali memeluk erat.

"Aku juga El, aku nggak akan pernah lupaain kalian. Kalau nanti aku liburan akan aku luangkan untuk para sahabat sahabatku ini." ucap Laila.

"Iya aku juga bakal kangen kok. " balas Eliza tersenyum.

Setelah acara mewek mewekan. Eliza mulai melangkahkan kakinya mendekati Sang Abang tercintanya dan Umi Inah yang tersenyum bangga. Lantas Eliza memeluk erat sang umi menyalurkan rasa bahagianya.

"Selamat ya sayang." ucap Inah harus dengan sesekali mengusap air mata yang turun tanpa permisi.

"Abang kalian abaikan nih.." seru Azam membuat sepasang ibu dan anak itu tersadar. Dan kemudian tertawa melihat Azam yang terlihat cemberut.

"Ilih ilih Abang ngga di abaikan, tapi cuma ngga di anggap." ucap Eliza dengan kekehan.

"Ini bunga buat kamu" ucap Azam menyodorkan buket bunga mawar merah yang begitu besar.

"Masyaallah besar sekali bunga nya. Makasih Bang makin sayang deh." balas nya girang. Mengambil buket bunga yang begitu besar sampai menutup tubuh mungil nya itu.

 Mengambil buket bunga yang begitu besar sampai menutup tubuh mungil nya itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Assalamu'alaikum Pangeran Impian Where stories live. Discover now