II. Coactio

822 86 66
                                    


.
.
.

⚠

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

| 🍷A L T E R🍷|

Vee berjalan menuju Aily, dan membungkuk sedikit menyamakan badan Aily, "Langsung ke inti nya saja, kau akan menjadi budak sex ku setiap hari, aku ingin melihatmu mendesah di bawahku."

Kalimat kotor Mr.Vee mulai keluar, ia menjilat bibirnya sendiri, seakan di depan-nya ini adalah hidangan yang enak untuk dimakan.

"Aku akan membuatmu menikmati permainanku, panggil aku Vee eum?" ucap Vee, wajahnya mendekat mengelus
surai rambut Aily dan menggigit kecil
telinga Aily dengan sensual. tatapan mata elang dan suara bariton itu membuat Aily semakin takut.

"Apa maksudmu?!" tanya Aily lantang seolah tidak takut dengan apa yang ada di depan-nya, Kini menyeringai seperti hewan buas yang akan menerkam mangsa nya.

"Aku tidak suka mengulang kata-kata Honey." Vee berdiri, beranjak ke tempat Ayah Aily yang disekap.

"Tanya saja kepada Ayahmu sendiri,"
Aily menatap tajam ke arah Vee, lalu bergantian menatap Ayahnya sedang kesakitan menahan luka yang di berikan Vee.

"Terlalu lama jika ayahmu yang mengatakanya, aku tidak suka basa basi, Ayahmu mengutang kepadaku 100 juta won dan dia tidak mengembalikanya."

"Ayahmu berjanji jika ia tidak melunasi hutang itu, maka dia siap dengan nyawa dan kau sebagai bayaranya mengerti!" jawab Vee jelas, "Ayahku tidak akan melakukan itu!" seru Aily, ia sedari tadi menahan air bening agar tidak jatuh dalam pelupuknya.

Duak!!

"Hey ayolah, drama macam apa ini, sudah ku bilang aku tidak suka basa- basi!" Vee kesal, ia melempar tongkat bassball begitu saja ke arah Aily, membuat gadis terkejut.

"Kau akan tinggal disini dan Ayahmu akan ku bebaskan."

"Tapi Aya-" ucap Aily terpotong saat Vee berjalan ke arahnya, "Sshtt kau terlalu banyak bicara jalang kecil, cepat bawa dia ke kamarku!" ekspresi Vee kini menakutkan. Para pesuruh Vee mengangkat tubuh Aily dengan paksa dan menariknya keluar dari ruang pengap tersebut.

"Aku tidak mau, lepaskan, lepaskan aku, aku tidak mau, ayah!" pintu tertutup, ruangan kembali sunyi dan gelap, suara Aily yang tadi nya menggema diseluruh permukaan ruang kini telah hilang lenyap.

"Lee Tae oh, aku tidak akan pernah melepaskanmu, aku tidak sabar mencicipi nya nanti malam." cengir Vee menyunggingkan bibirnya membuat Lee tae oh semakin marah.

"Dasar Licik kau, jangan sakiti dia kaparat!!" ucap Lee tae oh tegas, siapa yang tidak marah jika anaknya di ambil orang se-licik macam Vee, meskipun Lee tae oh benci dengan anaknya tapi dia masih memiliki kasih sayang terhadap anak tunggal nya itu.

ALTERWhere stories live. Discover now