"MAMAAAA" Tangis Jihyo semakin pecah.

Malam itu adalah malam terburuk bagi Jihyo selama 12 tahun ia hidup.

****

"MAMAAAA" Jihyo tersadar dari tidurnya. Tubuhnya penuh dengan keringat. Jantungnya berdegup sangat kencang.

Mimpi itu datang lagi untuk kesekian kalinya.

Mina langsung berdiri dan mendekat ke arah ranjang, sementara Momo mengambilkan air mineral untuk Jihyo minum.

"Hyo" Mina duduk di sebelah Jihyo dan mengelus bahu sahabatnya itu dengan kasih sayang. Disingkapnya rambut Jihyo yang menutupi wajahnya.

"Minum dulu nih" ucap Momo. Jihyo menerima gelas yang Momo berikan dan segera menegak habis air itu.

Pikiran Jihyo masih kalut. Perasaan ini datang lagi. Perasaan yang dulu hampir membuat Jihyo menggila.

Jihyo menatap Mina dan Momo bergantian. Kedua sahabatnya itu tersenyum. Seolah mengatakan semuanya baik-baik saja. Jihyo menghela napas lega. Setidaknya ia punya Mina dan Momo di sisinya.

****

"Jihyo udah sadar?" Tanya Tzuyu saat Momo turun dan mencuci mangkuk bekas makan Jihyo.

"Udah" jawab Momo. Tzuyu berniat ingin naik ke atas namun Momo langsung menahannya

"Eh mau ngapain? Nggak inget kata Mina?" Tanya Momo. Mina memang sudah menceritakan obrolan Tzuyu dengannya tadi pada Momo. Dan Momo menyetujui ide Mina tersebut.

"Gue khawatir Mo"

"Kamu yang bikin dia kayak gitu!"

"Ya tapi kan gue nggak sengaja"

"Ya ya ya... Udah ah aku mau naik lagi, kamu jangan reseh. Daaaa" Momo melambaikan tangannya pada Tzuyu. Membuat gadis berlesung pipi itu mengumpat sebal dalam hati.

Akhirnya seharian ini yang Tzuyu lakukan hanyalah mondar-mandir tanpa tujuan di ruang TV. Saat eyangnya menjahit, Tzuyu menonton eyang menjahit. Saat bude Ratih mengepel, Tzuyu menonton bude Ratih mengepel. Padahal itu adalah hal yang sangat membosankan. Habisnya ia bingung harus melakukan apa, ia ingin keluar rumah juga berpikir dua kali, takut makhluk itu malah menempel padanya.

Sesekali terdengar tawa Jihyo, Mina dan Momo dari atas. Tzuyu mengumpat dalam hatinya. Bisa-bisanya gue bosen mereka ketawa-tawa! Ini namanya bahagia di atas penderitaan orang! Tzuyu mengumpat.

"Kenapa to mbak wira-wiri ndak jelas seharian?" Tanya bude Ratih.

Tzuyu menghembuskan napasnya kasar lalu duduk di meja makan, menonton bude Ratih yang sedang memasak untuk makan malam.

"Bosen banget bude"

"Ya udah sini ngobrol sama bude, atau nggak bantuin bude masak" Tzuyu baru hendak berdiri namun bude Ratih kembali berkata "Eh nggak usah deng mbak, nanti malah kebakaran rumahnya hehehe"

Tzuyu semakin kesal di buatnya. Bude Ratih melanjutkan masak sambil sesekali menjawab pertanyaan Tzuyu. Ya bude Ratih lumayanlah buat temen ngobrol. Lirih Tzuyu dalam hati.

"Bude anterin makan buat mbak Jihyo dulu ya ke atas" pamit Bude Ratih ketika makanan untuk makan malam sudah selesai.

"Eh bude, biar aku aja" ucap Tzuyu.

"Lho gitu? Yaudah mbak ini makanannya. Jangan lupa mbak Mina sama mbak Momo disuruh turun juga, suruh makan"

"Iya bude" Tzuyu segera berjalan ke atas menuju kamar Jihyo.

Tok tok tok

Momo membuka pintu kamar.

"Hai" Sapa Tzuyu dengan senyum lebar.

"Apa?" Tanya Momo galak. Tzuyu sampai ciut.

"Galak banget sih! Gue cuma mau nganterin makannya Jihyo. Lo berdua di suruh turun tuh, disuruh makan"

"Lah Jihyonya gimana?" Tanya Momo

"Biar gue aja yang jagain" ucap Tzuyu sambil menyengir, menampakkan giginya yang rapih dan lesung pipinya yang dalam.

"Eh, nanti dulu aku tanya Mina dulu" ucap Momo seraya mengambil makanan Jihyo dari tangan Tzuyu "Tunggu sini jangan masuk!"

"Iya bawel!" Seru Tzuyu. Ia menunggu di luar kamar dan tak lama Mina muncul.

"Ayo kita turun. Nanti biar Momo gantian sama aku makan dan jagain Jihyonya"

"Kalian berdua makan aja, Min. Kan ada gue! Biar gue yang jagain Jihyo"

"Nggak nggak, udah ah ayo!" Mina menyeret tangan Tzuyu turun ke bawah. Tzuyu menekuk bibirnya karena sebal usahanya untuk bertemu Jihyo gagal. Akhirnya Mina dan Tzuyu ikut makan bersama eyang dan juga bude Ratih.

"Jihyo gimana nduk?" Tanya eyang pada Mina

"Udah mendingan eyang, udah nggak demam"

"Bagus itu. Padahal kalau belum turun juga demamnya mau eyang bawa ke dokter. Maaf ya eyang nggak bisa naik ngelihat keadaan Jihyo, kaki eyang nggak kuat, sakit"

"Iya eyang, nggak apa-apa. Kan ada Mina sama Momo"

"Ada gue juga kali!" Sindir Tzuyu pada Mina. Eyang dan bude Ratih hanya tertawa mendengarnya. Mereka melanjutkan makan dengan tenang.

****

Selesai makan, Tzuyu dan Mina berjalan ke atas sambil membawakan makanan untuk Momo. Mina menyuruh Tzuyu untuk menunggu di depan kamar Jihyo sebentar. Lagi-lagi ia masih belum boleh masuk.

Tak lama Momo keluar dari kamar dan menghampiri Tzuyu.

"Nih, tidur di kamar sendiri ya kamu!" Tzuyu mengernyitkan keningnya menerima benda dari Momo.

"Alkitab?"

"Iya, biar nggak ada alasan buat tidur sama Jihyo!" Seru Momo. Tzuyu tak henti-hentinya mengumpat. Bahkan alasan itu yang belum sempat Tzuyu keluarkan untuk bertemu dengan Jihyo sudah digagalkan duluan oleh Momo.

"Tapi nanti kalo gue nggak bisa tidur ngapain coba?" Tzuyu masih berusaha.

"Ya terserah kamu, mau push up kek, atau sit up, atau malah nulis puisi. Terserah!" Momo dengan kejam segera menutup pintu kamar Jihyo.

"Ngeselin banget astaga!" Umpat Tzuyu. Dengan berat hati Tzuyu masuk ke kamarnya dengan membawa Alkitab di tangan. Entah akan dibaca atau tidak yang penting bawa dulu.

****

Tzuyu tidak bisa tidur. Ia belum mengantuk. Ia hanya membolak-balikan tubuhnya di kasur sebelum akhirnya mengambil kertas dan pulpen yang ada di meja. Entah milik siapa tapi ia mendadak ingat ide Momo.

Menulis puisi.

Seumur hidupnya ia belum pernah menulis puisi. Ia bukan Chaeyong si anak senja. Juga bukan Dahyun yang perasa. Dia hanyalah seorang Tzuyu yang selama ini selalu bergantung pada brainly untuk tugas sekolahnya. Tapi malam ini ia ingin menulis. Ingin menumpahkan segala isi hatinya ke dalam secarik kertas.

Akhirnya ia menulis. Menulis sampai kertas dan pulpen itu jatuh ke kolong meja. Rupanya ia tertidur karena terlalu lelah berpikir. Beginilah jadinya jika seorang siswa yang biasa menggunakan brainly menulis dengan kemampuannya sendiri. Tak sampai lima menit sudah mengantuk.

Tbc
___________
07-08-2020

My Dearest Cousin (Jitzu)Where stories live. Discover now