Chapter 8

4.4K 347 18
                                    

Bara is Back.
Selamat membaca.
🌻🌻🌻

Menjalin hubungan dengan perjaka tinting ternyata tidak sesimple yang dibayangkan. Setiap harinya, Bara selalu memiliki kejutan yang membuat dunia Merlin jungkir balik. Seperti hari ini, meski sebelumnya sudah setuju dengan permintaan Merlin yang ingin merahasiakan hubungan mereka di kantor. Nyatanya Bara tidak bisa bersikap biasa-biasa saja ketika bertemu Merlin. Seperti sekarang misalnya, selama meeting, Bara terus-terusan menatap Merlin dan mengirim pesan whatsapp untuk mengomentari penampilan kekasihnya yang menurutnya terlalu cantik sehingga membuat dirinya sulit berkonsentrasi. Dan, meski Merlin mengabaikan pesannya, tidak sedikitpun membuat Bara kesal dan berhenti menggoda. Sebaliknya, semakin diabaikan, Bara semakin rajin melemparkan gombalan. Hal itu terus dilakukannya sampai meeting selesai. Baru setelah itu, Bara buru-buru menghampiri Merlin.

"Pacar... makan siang bareng yuk?" Bara setengah mengedipkan mata kanannya.

"Gue nggak bisa. Ada banyak kerjaan yang harus gue kerjakan. Lagian udah pesan gofood, sayang kalau nggak dimakan," tolak Merlin. Dia berusaha mati-matian untuk mengatur nada suaranya agar tidak menarik perhatian orang-orang yang masih berada di sana. Termasuk Pak William yang sedari tadi mengawasi pergerakan Merlin.

Bara pura-pura cuek. Mengabaikan tatapan Merlin yang syarat akan ancaman. "Kok bahasanya lo-gue? Kita kan udah pacaran." Bara meraih tangan Merlin namun segera ditepis oleh pemiliknya.

"Kamu tahu konsekuensi dari sikapmu ini kan?" Merlin mulai memperingati Bara. Sementara ekor matanya mengawasi langkah Pak William, Mba Meli, Pak Richard, serta staf lain yang berjalan ke arah Merlin dan Bara.

"Iya, maaf. Tapi, Sayang, kenapa sih harus backstreet segala? Perusahaan kita kan nggak melarang karyawannya pacaran sesama karyawan. Aku juga kesal melihat laki-laki lain menatap kamu seperti itu." Bara mengerucutkan bibirnya.

Merlin memutar bola matanya. Dia melanjutkan langkahnya dan memberi kode pada Bara agar mengikutinya, supaya orang-orang tidak curiga dan mengira mereka hanya mengobrol seputar proyek yang tengah mereka kerjakan.

"Jangan bilang kamu cemburu sama Pak Richard. Please deh, dia itu sudah punya istri plus tiga buntut. Aku nggak tertarik jadi pelakor karena aku tahu gimana rasanya jadi korban pelakor." Merlin berhenti melangkah, kemudian menatap Bara dengan tatapan menyelidik. "Eh tapi, bukannya kamu yang lebih ganjen? Ngapain kamu tadi haha-hihi sama Gea? Pake alasan bawa-bawa nama Moly segala."

"Kamu cemburu?" Bara senyam-senyum. "Ya ampun, Sayang, makasih loh. Aku terharu banget kamu mulai cemburu sama aku. Tapi... Aku sama Gea kan udah dekat dari sebelum kita dekat. Kamu nggak usah cemburu gitu dong. Tadi aku sama dia cuma ngobrol soal rencana meet up para cat lover di Gazebo. Rencananya mau digelar minggu besok dan karena aku dan Gea jadi panitia, aku rencananya mau pergi sama dia buat ngurusin izin dan catering," jawab Bara panjang kali lebar. Dia mengatakan itu seolah tanpa beban. Sementara di depannya, Merlin sudah siap menyemburkan kekesalannya.

"Aku kira kamu harus narik kata-kata kamu deh. Aku lihat Gea lebih cocok jadi pacar kamu ketimbang aku. Gea suka kucing sementara aku enggak. Dan satu lagi, bukannya minggu besok kamu sudah janji mau nemenin Ayah mancing ya? Aku kira kamu nggak bakalan lupa. Tapi... sepertinya Moly dan Gea lebih penting."

Selepas mengatakan itu, Merlin langsung pergi. Meninggalkan Bara yang cengo menyadari kesalahannya. Setelah sadar, Bara buru-buru mengejar Merlin. "Sayang... tunggu! Aku bisa jelasin."

Merlin menghentikan langkahnya namun enggan berbalik. Karena dia yakin, teriakan Bara sudah mengambil atensi semua orang dan besar kemungkinan hubungan mereka pun akan segera diketahui. Sial! Alamat bakalan jadi bahan gosip seantero kantor ini mah.

"Awas kamu, Bara. Setelah ini jangan harap kamu bisa bernafas dengan lega!" batin Merlin dongkol. Dia buru-buru masuk lift dan menekan tombol close demi menghindari Bara yang tinggal beberapa langkah lagi mencapai lift.

Sementara itu, Bara yang tidak bisa menghentikan lift buru-buru putar balik. Untuk pertama kalinya, pemuda tengil yang memiliki phobia naik tangga itu memberanikan diri menaiki tangga darurat. "Sayang, Merlin... tolong jangan pergi! Aku bisa jelasin, Sayang."

"M-mereka... pacaran?" Pak William menunjuk lift dan tangga bergantian. "Pantas saja dia selalu menolak dijodohkan." Kalimat Bos Besar mendapat reaksi beragam dari karyawannya. Pak Richard yang tampak masam dan yang lain hanya ber-oh-riya bersamaan dengan jari-jari mengetik pengumuman di grup "Lambe Dowerrr".

Asep : 🔥 HOT NEWS!!! 🔥
Pak Bara dan Bu Merlin ternyata pacaran! Mereka lagi berantem yang satu kabur lewat lift dan satu lagi ngejar pake tangga darurat. 💔💔

Dafa kasep : 😱😱Demi apa, lo? Jangan suka ghibah deh entar kena azab bibir dower baru nyaho.

Gea : Aku nggak percaya. 😢

Selvi : Patah hati  😭😭😭💔💔💔

Kristian : typing...

Asep : Banyak saksinya, termasuk Bos Besar.

Dafa Kasep : typing...

Kristian : Udah gue duga.

Asep : @Gea kalau gak percaya lo bisa cek depan lift atau tangga darurat. Jangan lupa update berita selanjutnya. Gue udah terlanjur ada janji makan siang sama gebetan.

Dafa Kasep : Anjay... aing auto otewe lift. Bro @kristian lo bagian depan lift. Entar kita live di ig. 👌
***

Maaf baru update, karena ada suatu hal yang harus diurus di duta.

Kalau kalian rajin komen pasti cepat up.

Bab ini Emak pengin main-main sama Bara. Pengin buat doi nunjukin kebucinannya dan Merlin cembukor berat.

Tapi, Emak sangat mengerti perasaan Merlin. Buat yang pernah patah hatu maksimal memang sangat susah buat percaya lagi sama cowok. Bawaannya negatif mulu. Dan, Bara? Apa-apaan kamu haha-hihi sama Gea? Sebel deh sama cowok yang terlalu friendly gitu.

Ups! Kan... kan... jadi curhat.  🤣🤣🤣

Jodohku Teman Satu Kantor Mantan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang