Chapter 1

9.8K 576 14
                                    

Selamat membaca.
🐈🐈🐈

Lima tahun kemudian.

Merlin berbalik dan berniat memutar arah satu detik setelah matanya menangkap sosok jangkung yang tidak asing. Laki-laki menyebalkan yang sering melemparkan gombalan receh hanya demi bisa merecoki kehidupannya yang lurus. Tidak, lebih tepatnya kehidupannya yang terlampau datar dan nyaris tidak pernah muncul ke permukaan karena kesibukannya menjadi kaki tangan Pak Willian kini berubah delapan puluh derajat sejak kedatangan anak baru bernama Bara.

Merlin berbalik dan bersiap meluapkan kekesalannya bersamaan dengan munculnya seorang kurir yang menghampiri Bara. "Kamu ngikutin aku?"

"Maaf, Pak Bara bukan?"

Kalimat Merlin berbarengan dengan kalimat Bara. Lelaki jangkung itu kini sedang sibuk membuka sebuah paper bag putih berlogo salah satu butik ternama di Bandung. "Wah... makasih banget lho sudah dianterin ke sini. Saya bingung harus minta bantuan ke siapa lagi. Siang ini saya harus meeting dengan klien penting sementara kemeja saya kotor karena ketumpahan kopi."

Seperti terkena petir, Merlin yang sebelumnya ge-er dikuntit oleh Bara, hanya bisa nyengir mendengar kalimat Bara. Bagaimana tidak kalau orang yang menumpahkan kopi itu adalah dirinya saat ia berpapasan dengan Bara di depan lift. Merlin sengaja menyenggol lengan Bara yang tengah memegang cup kopi itu dengan tasnya sebagai ajang balas dendam karena terlalu kesal selalu dilempari gombalan receh yang menjurus pada sesuatu yang dianggap gila oleh Merlin. Seperti ngajak Merlin jalan, makan malam, nonton, pacaran, hingga ke KUA alias kawin. Tentu saja Merlin menolak karena dirinya tidak memiliki keinginan untuk berkomitmen dengan laki-laki, terutama Bara. Cowok playboy yang kehidupannya selalu dikelilingi banyak cewek. Mulai dari rekan kerja, driver online, pegawai kantin, sampai emak-emak komplek yang katanya adalah teman dari mamanya.

"Lho, sayangnya aa kok ada di sini? Pasti kangen ya, sampai rela banget ngikutin aa ke parkiran. Sini, mau aa peluk nggak biar kangennya tersalurkan?"

"Dasar sinting!" tidak mau membuat waktu berharganya menjadi sia-sia. Merlin segera meninggalkan Bara meski lelaki itu terus memanggil-manggil namanya.

"Me! Sayangnya aa!" Bara berhenti berteriak dan memutuskan memutar arah setelah melihat Merlin menaiki tangga. Bara enggan mengikuti Merlin menaiki tangga dan lebih memilih menaiki lift karena suatu hal. Sesampainya di lantai tiga, Bara bergegas berlari menuju pintu yang terletak di ujung lorong yang bersebelahan dengan pantry. Membuka pintu, bermaksud bisa mengejutkan Merlin. Tapi....

"Ups! Bangke!" Bara mengumpat kesal melihat pemandangan di hadapannya. Kristian, salah satu rekan kerjanya sedang berciuman dengan salah satu OG yang entah siapa namanya. Bara belum mengenalnya.

"Bar, lo ngapain berdiri di situ? Niat banget ya pengin nonton aksi gue sama gebetan gue?" Kristian melotot sembari membenarkan resleting celananya dengan tergesa-gesa. Hal yang sama dilakukan oleh pasangannya, bedanya ia tengah kalang kabut mengancingkan kancing kemeja serta merapikan tatanan rambutnya yang berantakan karena ulah Kristian.

Bara kembali mengumpat, sebelum akhirnya memutar badan dan pergi meninggalkan Kristian dan pasangannya. Ya elah apes banget nasibnya, niat mau ngejutin doi kok malah dokejutin si Bangke. Apesss... Apesss....
***

"Lo, dipanggil bos!" baru saja sampai ke meja kubikelnya, Merlin sudah sisuguhi pemberitahuan urgen dari Dafa. Rekan kerjanya itu tampak sibuk mengaduk kopi kemasan berlogo binatang luwak sembari mengotak-atik ponsel barunya. Ponsel yang dibelakangnya ada gambar apel digigit seri terbaru yang harganya cukup fantastis untuk seorang karyawan baru model Dafa.

"Emang bos besar ada perlu apa? Perasaan sebelum istirahat gue udah ngasih tugas gue. Jangan bilang...," perempuan itu melolot dan bergegas mengecek tumpukan file di meja. Mengabaikan sikap riya Dafa yang sengaja mengaktifkan nada pada tombol keyboard di ponselnya sehingga saat sedang mengetik akan mengeluarkan bunyi 'tit-tut-tit-tut'.

Jodohku Teman Satu Kantor Mantan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang