Chapter 7

4.4K 360 20
                                    

Aa Bara is back.
Selamat membaca dan membucin riya.
🌻🌻🌻

"Sejak kapan kamu pacaran sama anaknya tante?"

Merlin menelan ludahnya kelu. Mamanya Bara, Tante Kim, yang awalnya terlihat ramah saat mereka berada di tengah-tengah kumpulan keluarga, berubah bak seorang detektif begitu mereka berdua berada di dapur dan jauh dari keberadaan orang-orang yang kini tengah asyik menyantap hidangan di halaman belakang. Mata sipitnya seolah mengawasi setiap pergerakan Merlin dari kepala hingga kaki. Membuat perempuan yang terbiasa dominan, galak dan keras kepala itu mendadak mati kutu, serba salah dan nyaris kesulitan bernafas karena gugup.

"Eummm... s-sebenarnya kami nggak pacaran, Tante," ucap Merlin gugup.

Tante Kim terpekik, kaget. Centong di tangannya jatuh mengenai lantai, dan kegiatan mengaduk nasi dengan bumbu tutug oncom instant merk 'Sanah Sinih' pun langsung terhenti. "M-maksudnya Bara bayar kamu supaya mau dijadikan pacar bohongan? Dasar anak kurang ajar!" Tante Kim menggeram, kesal. Mata sipitnya yang merupakan gen warisan dari keluarganya yang berasal dari Korea membulat begitu Bara datang membawa nampan kosong yang Bara dedikasikan sebagai modus supaya bisa menghampiri pujaan hati yang tengah menjadi tawanan mamanya. Namun, seperti pepatah 'makhluk hanya berencana dan Tuhan yang menentukan segalanya', niatan Bara untuk modus malah berakhir petaka. Karena tepat ketika Bara masuk dapur, Tante Kim langsung menghajar Bara tanpa ampun. Bahkan sebelum lelaki itu berhasil mengutarakan keinginannya untuk mengajak Merlin pulang setelah menyadari kecanggungan dan ketidaknyamanan Merlin berada di tengah-tengah keluarganya.

"Mam... Awww!" Bara yang tidak menyangka akan disiksa sedemikian rupa oleh mamanya di hadapan Merlin. Apa salahnya sehingga harus dipermalukan seperti ini?

"Ma... kenapa Mama gebugin aku? Aku punya salah apa sama Mama?" Bara memberondong Mamanya dengan banyak pertanyaan setelah ia berhasil membebaskan diri. Sementara, tersangka tunggal penganiayaan tampak tidak peduli. Perempun setengah baya yang masih cantik itu berusaha membenahi rambut dan gaun yang kusut karena ulah barbarnya tadi.

"Ma?" Bara mengelus bekas cubitan dibeberapa bagian tubuh sambil meminta penjelasan.

"Kamu bohongin mama. Kamu bilang Merlin itu pacarnya kamu, tapi ternyata tadi dia bilang kalian nggak pacaran." Mama Bara menjawab dengan nada merajuk sambil menatap Merlin dengan tatapan yang mengandung arti, "iya kan?" yang langsung mendapat respon sebuah anggukan dengan gerakan paling kikuk sebelum akhirnya Merlin mendapat tatapan kesal dari Bara.

"Sayang, kamu kok ngomongnya gitu?"

"K-kita kan memang belum jadian. Gu... M-maksudnya aku belum jawab pertanyaan kamu."

"Dengan kamu menyetujui jalan aku artikan kalau kamu sudah setuju pacaran sama aku."

Merlin memutar bola matanya, jengah. "Kok kamu nyebelin sih? Kamu aja nggak bilang mau ngajak aku ke rumah tante Vivi. Kamu cuma bilang kita mau malam mingguan."

Merlin berniat pergi namun urung ketika menyaksikan Bara berlutut di hadapannya. "K-kamu ngapain?"

"Aku tahu aku bukan laki-laki sempurna. Tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik buat kamu dan menjadikan kamu sebagai perempuan kedua yang menghuni hati aku setelah mama. Jadi... kamu mau kan jadi pacar aku sekaligus calon ibu dari anak-anakku?"

"Terima! Terima!" Itu adalah suara Bambang. Anak tambun nan tengil itu ternyata sudah berada di depan dapur semenjak Bara meninggalkannya di halaman belakang. Tadinya mau ngambil nasi tutug oncom, tapi melihat pemandangan langka ala-ala drama korea, tentu saja Bambang tidak akan menyia-nyiakannya. Diam-diam, Bambang kembali ke halaman belakang untuk membawa pasukan. Dan... tentu saja, sekarang, selain Bambang, ada banyak sepupu dan para Tante juga Om yang menyaksikan adegan tembak-menembak Bara.

"Abang, kalau nembak itu sekalian dong sama cincinnya. Masa modal jongkok doang. Kayak mau boker aja."

Sialan!

Rasanya Bara ingin menenggelamkan satu-per satu sepupunya, terutama Bambang. Terlebih ketika melihat wajah pujaan hatinya memerah bak kepiting rebus. Baiklah, setelah ini Bara harus segera menyiapkan amunisi untuk menerima amukan dari Merlin.

"Oh... jadi maksud kamu nggak pacaran sama Bara itu karena kamu belum jawab? Maaf, ya, tante sudah salah sangka. Mana tante keburu ngamuk lagi." Tante Kim menatap Bara iba. "Abang nggak kenapa-napa kan?"

"Please deh, Tan. Bara itu lagi nembak ceweknya. Tante nggak usah rempong. Kasih kesempatan ceweknya buat jawab. Kasihan entar Baranya karatan," celetuk Bambang yang mendapat anggukan dari para sepupu lain.

Di saat bersamaan, Merlin kehabisan kata-katanya. Ingin mencakar Bara karena sudah menjebak dirinya, tapi mustahil. Dirinya bakalan dicap sebagai cewek sinting yang nggak ada akhlak. Sementara... jika menerima Bara, lelaki itu pasti besar kepala.

Merlin menggelengkan kepalanya untuk mengusir beberapa kemungkinan yang bakalan terjadi di masa depannya jika menjalin kasih dengan Bara. Dirinya harus berpikir positif dan memberi Bara kesempatan bukan? Anggap aja sebagai selingan sebelum bertemu jodoh yang sesungguhnya. Jangan pakai hati dan jika Bara berani macam-macam tinggal putusin aja. Simple.

Merlin melihat ke sekeliling. Ada banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. "Hmmm... o-okay."

Seketika suasana langsung mendadak ramai. Suitan dan beberapa ucapan selamat terucap dari beberapa sepupu, para tante dan para om. Tak terkecuali Tante Kim, satu detik sebelum Bara berniat memeluk Merlin, perempuan setengah baya itu langsung menarik tangan Merlin lalu membawanya ke ruang tengah. Di sana, Tante Kim mengatakan banyak terima kasih karena Merlin mau menerima anaknya yang sebelumnya dicurigai memiliki kelainan mencintai kucing ketimbang gadis cantik. Hal itu karena keseharian Bara yang lebih banyak dihabiskan untuk bercengkrama dengan Moly ketimbang jalan sama cewek.

"Kamu harus sering-sering main ke rumah Tante, ya? Kalau perlu kita nyalon bareng. Tante punya salon langganan dan Tante yakin kamu bakalan suka." []
***

" []***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cie... yang udah jadian. Hari ini Bara nggak bisa tidur gegara ngebayangin Merlin.

Untuk cash Merlin belum nemu yang cocok. Kalau ada usul, komen aja. Tapi penginnya artis indo ya, kan dia mah pribumi asli.

Selamat bertemu di bab selanjutnya. Doakan Emak supaya nggak galau ya, biar bisa up tiap hari di bulan ini Bara bisa selesai. ❤❤

Jodohku Teman Satu Kantor Mantan SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang