Part 15

3.3K 292 38
                                    

Maaf kalau ada typo🙏Vote sebelum membaca dan komen setelah membaca😘
Happy reading🤗

~~~~

Saras terus menatap putranya dengan senyum lembut, tatapan matanya tak lepas dari gerak-gerik Melvi. Sangat terlihat jika anaknya tengah grogi.

"Melvi, kamu mau tahu sebuah rahasia?" Tanya Saras berbisik, Melvi mengerutkan dahinya sebelum mengangguk.

"Ava, nanti mau sekolah di China, dia akan belajar mendesain baju di butik milik saudara Lily. Namanya Sruni dia lama disana, suaminya kerja disana Mel, rencana lulus tahun depan dia akan berangkat Ke China. Tinggal berapa bulan lagi?" Melvi mengingat bulan berapa sekarang, saat sudah menghitung ternyata Ava akan berangkat satu tahun lagi. Masih lama.

"Satu tahun Bun, masih lama." Gumam Melvi pelan, Saras mengangguk dan menghela napasnya pelan.

"Nanti setelah dia pulang dari China rencana Lily akan menjodohkan Ava dengan lelaki pilihannya, Ava manja, kekanakan, mau menang sendiri. Lily takut kalau Ava salah pilih pasangan, makanya dia mencarikan jodoh untuk Ava. Kamu mau Ava dimiliki orang lain?" Tanya Saras lagi, Melvi menggeleng kecil dan berdecak.

"Tembak dia sebelum di miliki orang lain, Bunda percaya kamu bisa menjaga Ava." Tutur Saras sebelum beranjak dari duduknya, senyumnya terbit saat mendengar ungkapan Melvi.

"Melvi suka sama Ava, hanya sekedar suka." Saras membalikan tubuhnya dan menatap putranya, rencana bergabung dengan Bayu dia tunda dulu untuk saat ini.

"Bunda dulu juga gitu, suka sama Ayah. Bahkan sampai menikah belum ada rasa cinta, tapi kamu tahu Mel? Dari rasa suka dan perhatian-perhatian setiap Hari akan menimbulkan rasa sayang dan peduli. Omong kosong kalau orang sayang Dan peduli tapi tak mencintai, kecuali dia saudara yang memiliki hubungan darah dengan kita." Melvi menggeleng pelan, kepalanya berdenyut saat ini.

"Kesempatan mendapatkan Ava hanya sekali, dan kamu akan kesulitan mencari gadis setulus dan sebaik Ava di zaman sekarang. Ungkapkan atau kamu akan menyesal,"

Melvi menatap punggung Saras yang semakin menjauh, apa benar sulit mencari gadis seperti Ava? Dia hanya gadis manja dan kekanakan.

"Ava," gumam Melvi pelan sembari menatap langit malam, saat dia mengadahkan kepalanya tak sengaja dia melihat ada bintang jatuh.

"Kalau jodoh, besok ketemu." Ujar Melvi menatap bintang jatuh, beberapa waktu lalu saat dia dan Ava duduk di kursi yang saat ini Melvi tempati.

Ava pernah bercerita, jika ada bintang jatuh kita membuat permohonan. Kemungkinan besar bisa terwujud, dan saat ini Melvi ingin membuktikannya.

Flashback off...

"Emang lagi cantik," nada sumbang dari arah dapur menganggu acara Lily dan Dimas yang tengah bersantai di ruang keluarga.

Biasanya Ava saat bernyanyi sangat merdu, tapi saat ini? Lebih mendingan mendengar suara tokek daripada nyanyian Ava yang tak jelas.

"Lagi cantik dari Hongkong." Timpal Riko kesal, tangannya menggeplak bahu Ava.

Gadis mungil dengan gelas di tangannya tersebut mendengkus kesal, dia berniat membuat jus mangga. Kemarin Andre membeli mangga dua kilo, untuk stock karena lelaki dua puluh enam tahun tersebut tahu jika Ava suka minum jus.

Apalagi akhir-akhir ini Ava menambah porsi makan dan minum jusnya, karena Andre kakak yang baik hati. Jadi dia membelikan buah-buahan untuk adiknya, sangat baik, bukan?

"Dek sekalian buat Abang, ya?" Timpal Riko dengan wajah polos, Ava meliriknya sinis sebelum mengangguk.

Ava memotong mangga menjadi beberapa bagian, saat selesai dia memasukannya kedalam blender. Dia menambahkan gula dan air dingin, jangan lupakan es batu yang sudah di hancurkan oleh pembantu rumah tanggannya.

Ava Story (END)Where stories live. Discover now