iii.pembalasan

75.4K 8.9K 4.9K
                                    

chenle sedang duduk tenang di sofa, dengan kedua tangan yang sibuk merajut untuk baju bayinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

chenle sedang duduk tenang di sofa, dengan kedua tangan yang sibuk merajut untuk baju bayinya.
Dulu neneknya selalu mengajarkan bagaimana cara merajut dan mejahit saat chenle sedang sibuk sekolah.

Ah-memikirkannya membuat chenle rindu duniannya yang dulu.

"Aku pulang"

chenle memejamkan matanya sebentar saat jisung sudah pulang dari pekerjaannya yang entah apa itu.

selama ini chenle juga bertanya-tanya, sebenarmya apa profesi jisung selama ini.

uangnya banyak. terbukti dari rumah ini yang terkesan mewah walaupun ukurannya tidak terlalu luas. Kebutuhan makanan mereka pun tercukupi tanpa adanya kendala.

"istriku sedang menjadi istri yang baik,hm?"

chenle menahan nafasnya saat jisung mencium bibirnya brutal. chenle sedikit mengaduh saat kepala belakangnya tersentak dinding, akibat ciuman yang terlalu kasar.

"ini"

jisung melempar satu ikat foto polaroid keatas meja. Chenle melirik penasaran, lalu mengambil salah satu polaroid.

"T—tidak mungkin...."

Di dalam foto polaroid itu, sosok kekasih yang selalu chenle cintai terlihat berciuman dengan wanita lain.

"itu sosok yang kau bangga-banggakan, hm?"

chenle menangis keras saat satu-satunya harapan ia untuk kabur pupus begitu saja. jisung yang melihat itu berdecak kesal dan mendekati telinga chenle.

"Tidak selamanya hal yang menurutmu indah selalu terlihat indah, sayang"




















Jisung melirik sosok pria bersurai hitam yang sedang berjalan mendekati mobilnya di basement salah satu mall.

Tangannya yang memegang linggis diayun-ayunkan, sementara mulutnya sibuk mengunya permen karet.

"permisi"

Sosok pria yang jsiung intai sedari tadi itu menoleh dan menatap penasaran sosok jisung dengan topeng badutnya.

"mobilku sedang rusak, bisa bantu aku untuk memperbaikinya?"

Jeno—pria yang sedari tadi di bicarakan, menautkan alisnya. 

kecurigaan akan adanya tindak khasus kriminal membuat jeno ragu menolong pria di depannya.

"tentu, apa yang perlu aku bantu?"

Jisung menyerigai senang di balik topengnya, lalu memberi arahan kepada jeno untuk mengikutinya.

Jeno semakin dibuat ragu saat melihat mobil van berwana hitam tersebut tampak mencurigakan.

"Bisa tolong kau ambilkan dongkrak di dalam sana, Ada di kursi?"

Jeno mengangguk. dalam benaknya hanya terpikir untuk segera membantu pria ini.

Hitam | chenjiWhere stories live. Discover now