Padahal dalam hati dia tahu, semua Victor lakukan demi mantan kekasihnya dulu.

"Jadi siapa seseorang itu?" tanya Juliet lagi.

Victor diam seribu bahasa. Dia rasanya tidak mampu menceritakan bagaimana seorang wanita yang dulu dia puja dan cintai membuat dirinya jatuh, seolah dia tenggelam dalam palung lautan terdalam di muka bumi.

Rasanya menceritakan apa yang telah terjadi di masa lalu sangatlah berat, dia tidak sanggup mengatakannya. Luka lamanya itu masih terlalu basah jika dia koyak sendiri, karena pada dasarnya di lubuk yang paling dalam.

Dia menginginkan kembali kehadirannya, seolah menyapa, dan menanyakan kabarnya. Apalagi mereka, pasti, mempunyai seorang anak yang Victor tidak tahu wujud buah hatinya seperti apa.

"Dia sangat berharga," kata Victor tanpa sadar membuat Juliet membeku.

"Sangat berharga, apalagi dia menciptakan satu kebahagiaan yang di anugrahi Tuhan," lanjutnya.

Entah sadar atau tidak perkataan Victor membuat hati Juliet terasa diremas sangat sakit. Mungkin Victor belum mengetahui jika Juliet tahu, bahwa semua yang dia lakukan demi wanita masa lalunya.

"Apakah dia akan kembali?" gelengan kepala Victor menjadi sebuah jawaban, jawaban yang tidak pasti.

"Jika dia kembali?" tanya Juliet waspada, untuk mempersiapkan hatinya.

Dia tidak ingin kebahagiaan tadi siang bersama prianya menjadi luka di sore hari akibat sebuah masa lalu, dan obsesi Victor.

"Aku akan membahagiakannya, jika ada kesempatan."

Dan Juliet pun jatuh seketika.

***

Juliet terdiam semenjak di taman tadi. Bahkan Victor merasa keheranan, apa yang terjadi dengan gadisnya. Juliet hanya diam di balkon kamarnya, memandang beberapa pemandangan dan taman itu.

Hanya sekedar peninggalan seseorang dari masa lalu membuatnya Juliet risau, itu adalah hal yang wajar. Gadis mana yang tidak terpikirkan jika kekasih prianya itu masih menyimpan barang-barang dari sang mantan, ada rasa cemburu itu pasti.

Apalagi ini peninggalan bukan barang, melainkan tempat yang menjadi saksi bisu.

Bahwa dulu prianya mencintai wanita sedalam itu.

Juliet merasakan tangan kekar itu melingkar di pinggang rampingnya dengan erat. Tidak ada suara, hanya hembusan hangat di bahunya. Juliet sudah tahu siapa yang sedang memeluknya saat ini.

Dia tidak berniat untuk melepaskan, rasanya nikmat sekali memandang luar di malam hari.

"Ada apa denganmu?" tanyanya datar, seperti biasanya.

"Tidak apa, aku hanya ingin menyendiri," kata Juliet mengusap tangan besar itu di perut ratanya.

Bahkan tangan Victor ikut mengusap perutnya hingga dia merasa hangat dan gelenyar aneh merasuk ke dalam tubuhnya, hingga dia merasa merinding.

"Aku tidak menyukai kebohongan."

Juliet terdiam kaku, Victor memang tidak menyukai dirinya berbohong. Apalagi pria itu tahu mana yang berkata jujur dan tidak, terlihat dari nada bicara dan bahasa tubuhnya tegang.

Pelukan itu semakin mengetat dan Juliet merasakan Victor mencengkram pinggangnya hingga dia merasa sesak.

"Aku sesak, Victor. Kau terlalu kencang memeluk diriku." Victor langsung mengendurkan pelukannya, tetapi masih terasa erat bagi Juliet.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Victor, Juliet menggelengkan kepalanya.

"Aku hanya tidak percaya, bahwa kau akan luluh menjadi pria yang bisa memeluk aku." Juliet berbohong, namun untungnya Victor tidak bertanya kembali. Pria itu mempercayai dirinya, seolah dia berkata jujur. Ini adalah pengalihan agar dirinya tidak didesak akan kejujuran oleh pria egois ini.

"Aku yang menarikmu ke dalam hidupku." Victor menyandarkan kepalanya sambil mengelus perut rata Juliet, membuat gadis itu heran.

"Kau terus mengelus perutku," kata Juliet kepada Victor.

"Aku ingin milikku suatu saat nanti tumbuh di dalam rahim mu," ucapnya lirih, seperti bisikan.

Tapi mampu di dengar oleh Juliet, membuat gadis itu berusaha tidak salah tingkah dan menyembunyikan wajah merahnya. Walau Victor berada di belakang tubuhnya.

"Kau berpikir terlalu jauh," kata Juliet.

Bahkan aku tidak berpikir ke sana, aku hanya takut masa lalu dirimu kembali. Maka aku tidak berharap sepanjang dirimu.

"Aku ingin," kata Victor semakin membenamkan wajahnya di lekukan bahu Juliet, dan mengecupnya begitu dalam. Hingga dia mengigit bibir bawahnya menahan suaranya.

"Jadilah milikku malam ini, My Queen."

Bagi Juliet ini terlalu cepat, dan sangat di luar batas. Tetapi semua rayuan dan sikap halus Victor, membuat dirinya luluh seketika.

***


Jangan lupa kasih komentar dan votenya yah gais, semoga kalian suka cerita ini, dan masih pada stay wkwkwk. Sekarang aku ini lagi fokus sama cerita ini dan The Cruel Boyfriend dulu.

Follow juga instagram wattpad aku, untuk more info @demongirlwp dan yang pribadi @desycahyaaa 

See u,

Desschya 2020.

Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now