xiii. for you who has swallowed so long in such sorrow

92 34 10
                                    

"Jangan lupa kabari kami jika sudah sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Jangan lupa kabari kami jika sudah sampai."

Tangan Jukyung mengusap punggung Airen dengan teratur sebelum melepaskan pelukannya. Netra Airen kemudian beralih pada Soojung yang sedari tadi hanya diam, tak mengeluarkan suaranya sedikit pun dan memilih memandang objek sekitar, berusaha untuk tak berkontak mata dengannya.

Oh, Airen lupa gadis itu sedang marah kepadanya.

Airen menghela napasnya sebentar dan beralih memaksakan sebuah pelukan meskipun gadis itu sendiri tahu jika Soojung tidak akan membalas pelukannya.

"Aku pergi. Pulanglah. Jangan terus menginap di kantor. Kau seperti gadis yang tidak punya rumah saja," ucap Airen, sebelum benar-benar melepaskan pelukan pada sahabatnya yang merajuk itu.

Soojung masih diam, tak menanggapi. Biasanya gadis itu akan agresif jika disinggung sesuatu. Namun sepertinya tidak untuk hari ini.

Jukyung yang melihat hal tersebut sontak saja gemas sendiri. "Hei, apa kau beralih menjadi gadis yang tidak punya mulut? Cham. Biarkan gadis itu, Renny. Lihat saja, jika malam nanti dia mengemis ingin bicara denganmu, jangan angkat panggilannya."

Airen menahan senyumnya pun mengangguk pelan; mengiyakan perkataan sahabatnya. Tangan gadis itu lantas menarik koper berukuran dua puluh satu inchi tersebut dengan hati yang sedikit berat.

Namun, belum sampai lima langkah kaki Airen berjalan, gadis itu harus kembali membalikkan badan saat seseorang berhasil menepuk bahunya dengan keras.

"YA!"

Gadis itu menoleh dan menemukan Soojung yang menatapnya dengan pandangan sebal bercampur rasa bersalah. Dan yang terjadi selanjutnya adalah pelukan bar-bar sahabatnya yang membuat Airen sedikit merasa sesak karena Soojung memeluknya terlalu erat.

Meskipun begitu, rasa lega menguar keseluruh ruang hati Song Airen. Gadis itu tersenyum kecil, tangannya menepuk pelan punggung sahabatnya saat mendengar gadis yang memeluknya itu berujar lirih.

"Mianhae (maafkan aku) ...."

Airen mengangguk, sebagai respon dari jawabannya. "Nado mianhae (aku juga minta maaf). Tidak seharusnya aku bersikap keras padamu seperti itu."

Soojung melepaskan pelukannya, menatap gadis didepannya dengan tatapan sendu dan jangan lupakan tekukkan dibibirnya yang membuat kedua orang disana merasa sebal.

"Hentikan sikap menyebalkanmu itu, Jungie. Airen bisa ketinggalan pesawatnya."

Soojung mencebikkan bibirnya kesal. Menatap tajam Jukyung dan beralih menatap kembali Airen yang kini tengah melirik arloji ditangannya.

"Kau tidak akan ketinggalan pesawatmu hanya karena diriku, Song Airen!"

Airen kembali menutup matanya, berusaha sabar dalam menghadapi sifat menyebalkan gadis bermarga Jung tersebut.

A Million Pieces ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang