:'29

5 6 0
                                    

Kupikir, satu atau dua kalimat sebelum terlelap. Agar tuan semakin pahami apa yang jadi titik masalanya kini.

Redup reda, kudengar konsesus sekitar. Tentu, mereka berbicara dari rasa tentang rasa.

Bedanya, aku yang tak pahami semua. Karna, seperti aku juga tak bisa mendefinisikan semua.

Jelas. Bagaimana aku bisa definisikan tatapan yang menurut ku itu sangat begitu besar memberi pengaruh. Keadaan pelakpun semua.

Katanya ya, itu hanya sudut pandang orang yang sedang dibuai cinta. Tapi, ingin sekali kukata itu bukan hanya tentang rasa.

Ini tentang, nyata. Apa yang kupikir apa semua memang nyatanya?. Apa yang kurasa memang semua benarnya?.

Aku butuh, sandar. Aku butuh, sebuah kejelasan.

Samar.

Titik tumpu ku dari awal ya begitu, seperti semua soal hati. Semua soal rasa.

Aku tak paham ini artinya apa, yang jelas aku hanya butuh satu kata.

Apa arti ini semua?.

Jangan buai dengan harapan, aku muak. Berteman kesepian memang terbiasa. Tapi tidak, dengan patah.

Terlalu sukar untuk tukang mencintai sendirian. Semua perlu perkakas, sebelum dilebur karat.

Apa aku biar saja ini berjalan?. Dengan tuan yang entah datang darimana.

Dan pergi kemana.

Jelas, kagum ku hanya sebatas. Tanpa kau membalas, kita hanya sebatas alas.











Temaram, 2020.

ARGUMENTASI DIMENSI [selesai✓]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα