Jordan yang melihat ke lantai atas dan melihat kedua anak lelaki itu memasang senyum. Senyum yang membuat arthur ingin muntah untuk melihatnya.

"kamu tidak mau mengambil hadiah kamu arthur?" tanya jordan sambil menunjuk beberapa barang yang ditujukan untuknya.

"tidak sudi." ujar arthur sambil mengepalkan tangannya kuat. Menahan segala gejolak emosi dan amarah yang membuat kepalanya panas dan darahnya berdesir.

Mendengar jawaban dari arthur, hana tidak sedih. Yang terpenting hana sudah membelikan banyak barang untuknya.

Lalu arthur kembali masuk ke kamarnya diikuti mikael. "jangan marah ar, ingat kesehatan lu." mikael hanya mengkhawatirkan diri arthur.

"gw rasanya mau keluar dari rumah ini. Gw ga tahan." ungkap arthur dengan lirih.

"om jordan ga akan izinin."

Arthur menegakkan tubuhnya. Memandang mikael cukup serius. "bisa, gw harus minta bantuan aunti."

Mendengar kata 'aunti' hanya satu nama yang terlintas dalam benak mikael dan benar, dengan meminta bantuan padanya arthur pasti bisa keluar dari rumah ini.

"tapi dia kan tidak ada di indonesia ar,saat pemakaman tante diana saja dia tidak datang." ucap mikael.

"gw harus mencari dia."

"iya, tapi kemana?"

"bukannya tante jane kenal sama aunti?" tanya arthur balik pada mikael.

"kalau begitu kita harus cari informasi tentangnya."

Sepakat mereka berdua. Arthur sudah tidak mau lagi tinggal bersama Jordan. Masih ada harapan ia menemukan lagi sisa keluarga dari mamanya. Karena kedua kakek nenek dari mamanya telah tiada, hanya adik dari mamanya itu yang tersisa, yang bisa melepaskannya dari jeratan jordan dan hana.

Tok tok tok

Suara ketukan itu membuat arthur memandang pintu kamarnya malas. Kali ini siapa yang mau mengusiknya secara halus. Ibu tirinya atau saudara tirinya?atau mungkin sang kepala keluarga yang egois.

Baru saja arthur akan turun dari ranjang untuk membukakannya, mikael menahannya dan berniat ia yang akan membukakan pintu. Tentu arthur tak akan menolak. Mikael membukakan dan nampak sudah wajah dari salah satu sepupu tirinya.

Saga.

"ada perlu apa?" tanya mikael dengan wajah dinginnya. Aura penolakan yang tak kalah besar seperti milik arthur akan kehadiran saga.

"tadi gw lihat ada ada toko Jam yang sangat terkenal, dia mengeluarkan model baru yang gw rasa cocok untuk saudara tiri gw, itu juga hadiah kecil dari mama." dengan niat tulus saga menyerahkan satu kotak hitam elegan kepada mikael.

"bisa lo yang memberinya?, gw akan sangat tersanjung jika saudara tiri gw itu mau menerimanya." lihatlah cara bicaranya, seolah saga memang punya hati yang putih disetiap katanya. Arthur yang mendengar pembicaraan itu hanya tersenyum dingin.

Saga beruntung karena yang membukakan pintunya adalah mikael. Mikael adalah seseorang yang akan selalu menghargai hal sekecil apapun meskipun itu dari musuhnya sekalipun. Ah...sepupunya yang tersayang itu memang berhati lapang.

ArthurWhere stories live. Discover now