David menatap Yasmin cepat, "Itu semua tak ada hubungannya, Yasmin." Elak David. "Aku hanya ingin memberikanmu kejutan yang tak biasa, hanya itu saja. Tak lebih. Dan jangan ragukan lagi rasa cintaku padamu,"

Yasmin berdengus pelan, "Sudahlah, aku lelah, aku ingin tidur," Yasmin hendak pergi ke kamar tetapi ditahan.

"Maafkan aku terlebih dahulu," Sungut David.

Yasmin melirik cekalan tangan David, lalu ia menghentakan cekalan tersebut hingga terlepas. "Aku ingin tidur,"

"Yasmin!"

Yasmin yang sudah setengah jalan akhirnya menoleh lagi. David mengangkat kaki sebelah kanannya, dan menarik kedua telinga dengan tangannya, seperti anak sekilah yang sedang dihukum.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Yasmin dengan nada sedikit malas.

"Menunggu maaf darimu," Jawab David sembari mencoba menjaga keseimbangan.

"Jika aku tidak memberi maaf, bagaimana?" Yasmin melipat tangannya didada.

"Aku akan terus melakukan ini hingga mendapatkan maaf darimu,"

"Ya, sudah. Kau terus seperti itu saja sampai pagi," Yasmin berbalik badan lalu berlalu.

David berteriak memanggil nama calon tunangannya itu hingga ia jatuh tersungkur karna tak ada keseimbangan pada dirinya. David sedikit meringis karna dengkulnya beradu dengan langai cukup keras.

"Berdiri,"

Titah seseorang membuat David sedikit mendongak untuk melihatnya. Yasmin berdiri didepan David yang jatuh tersungkur itu.

"Berdiri, lalu pergilah tidur," Kata Yasmin.

David dengan cepat bangkit, ia berdiri dengan gagah. Pria itu tersenyum. "Jadi kau sudah memaafkan ku?"

"Iya, iya, aku memaafkan mu. Sekarang pergilah tidur, sudah pukul 3 pagi," Yasmin hendak pergi, tetapi lagi-lagi ditahan.

"Makan malam? Sebagai perminta maaf dariku?"

"Tid---,"

"Aku tidak menerima penolakan, sayang," Potong David cepat.

×××

"Morning, babe,"

Sapa David sembari menghampiri Yasmin yang berada didapur, memasak untuk sarapan pagi. Pria itu memeluk wanitanya dari belakang. Yasmin yang sedang memasak cukup terkejut atas pelukan tersebut, ia melepaskan tangan David dari pinggangnya.

"Lepaskan, David," Kata Yasmin sembari membalikan tubuhnya menghadap David.

David mengernyit, "Ada apa? Apa aku tak boleh memeluk calon tunanganku?"

"Ada Bunda disana," Yasmin melirik Rina yang tengah berdiri dimeja makan, wanita paruhbaya itu tengah sibuk mempersiapkan sarapan.

"Kau malu padanya?" Tanya David.

"Aku merasa tidak enak saja,"

Mr. CEO & Ms. DoctorWhere stories live. Discover now