TWENTY

42.9K 1.8K 28
                                    

Playlist: Demi Lovato - Heart Attack

"Kenapa sih kamu gak sama David aja?" Tanya Rina sembari mengganti channel televisi. "Padahal kalian berdua cocok, loh,"

Yasmin yang tengah sibuk berkutat pada laptopnya sedikit terusik dengan pertanyaan yang dilontakarkan sang bunda.

"David itu cowok idaman tahu! Ganteng, pinter, perhatian sama kamu, tajir melintir pula," Rina masih berbicara. Sedangkan Yasmin masih berkutat pada laptopnya tersebut.

Rina menoleh, menatap Yasmin yang masih sibuk dengan pekerjaannya, padahal hari sudah larut malam.

"Yasmin,"

"Hum?" Jawab Yasmin tanpa lepas dari laptopnya itu.

"Yasmin!"

Yasmin menoleh cepat, "Apa, bundaku sayang?"

"Kamu beneran gak mau sama David?" Tanya Rina sekali lagi dengan nada serius.

Yasmin terdiam.

"Dia kayaknya cinta banget sama kamu, Yasmin," Rina menyakinkan anak perempuannya.

"Dia aja belum nembak," Yasmin langsung bangun dari duduknya sembari membawa laptopnya. "Yasmin ke kamar dulu," Yasmin berjalan meninggalkan Rina menaiki lantai dua.

Rina melotot mendengar perkataan anak perempuannya itu, "JADI KALAU DAVID NEMBAK KAMU, KAMU AKAN MAU SAMA DIA?!"  Teriak Rina dari ruang keluarga, tetapi Yasmin tak merespon, mungkin ia tidak mendengarnya.

"AKHIRNYA AKU PUNYA MENANTU!"

×××

David turun dari ranger rover, ia memberikan kunci mobil ke Alex, agar diparkiran dengan benar. David melangkah masuk kedala rumah. Alex menutup mulutnya, agar tawanya tidak terdengar oleh David. Pria berkepala plontos itu tertawa karna melihat Tuan-nya mengenakan kaos bergambar hello kitty.

"Tuan David, sekarang menyukai hello kitty," Gumam Alex dalam hati sembari menahan tawanya.

David mengedarkan pandangannya saat telah memasuki rumah, ia melihat sepasang paruh baya yang tengah duduk di ruang keluarga. Ya, itu Maya dan Hans, mereka telah kembali dari luar kota.

David langsung menghampiri mereka, "Mama! Papa!" Teriaknya.

Sontak Maya dan Hans menoleh kesumber suara, mereka berdua tersenyum saat melihat anak sulungnya itu baru saja pulang.

"David!" Maya memeluk David erat. Wanita paruh baya itu memang sangat merindukannya.

Hans menepuk pundak David secara jantan, "Bagaimana kabarmu, nak?"

Maya melepaskan pelukannya pada David.

"Baik, kabarku sangat baik," Jawab David penuh dengan keyakinan.

Maya memperhatikan David sesaat. "Kurasa kau tidak baik," Kata Maya. "Ada perban dikepalamu," Maya menunjuk perban yang terbalut dikepala David.

"Oh, ini," David menyentuh perban yang ada dikepalanya sesaat. "Hanya tertiban balok kayu saat aku sedang melihat proyek," kata David beralibi. Dia merasa orang tuanya tidak perlu tahu untuk masalah waktu itu.

"Proyek?" Hans bersuara. "Proyek apa? Kau tak pernah bilang kepadaku,"

David meruntuki kebodahannya sendiri dalam berbohong. Jujur saja, David memang tak pandai berbohong. "Proyek membangun cabang rumah sakit, pa. Aku lupa memberitahu mu,"

Mr. CEO & Ms. DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang