Chapter 8

521 61 1
                                    

Rencana pun dilancarkan Dean.
.
.
[Light]

Saat di perjalanan pulang, mereka hanya terdiam dalam kefokusan nya sendiri. Lalu, Dean menepi kan kendaraannya di sebuah bar cafe tempat biasa teman nongky nya berkumpul.

"Ayo ikut" Dean melepaskan setbelt nya.

"Kemana?" Tanya nya.

Dean keluar dari mobilnya dan membukakan pintu Jean, dia pun keluar. "Ikut aja.. kita makan disini"

Mereka pun masuk ke dalam bar cafe tersebut. Tempat duduk pun telah di persiapkan pelayan, mereka segera memesan makanan.

"Je, mau apa" tanya Dean.

"Ngikutin kakak aja, aku belom pernah kesini soalnya" jawab Jean sambil mengedarkan pandangannya melihat sudut tiap sudut yang terlihat sangat Aestetic untuk di pandang.

Tiba-tiba, dari belakang Jean ada salah satu teman Dean yang mengagetkannya. "Dorr!"

Sontak Jean pun langsung membalikan badannya untuk melihat siapakah gerangan. "Eh, Panci! Tumbenan lu dateng ke sini?"

Dia adalah teman nya Dean saat berada di sekolah menengah pertamanya. Ia pun bergabung dengan Jean, duduk disamping nya seolah sudah akrab dan dekat dengannya.

"Ini siapa? Adek kelas lo ya?"

"Hmm.." Dean mengangguk padanya.

"Oh, jadi.. lu udah bisa move on dari dia. Ya bagus lah.. Lu namanya siapa?" Tanya nya pada Jean.

"Jean" Jawabnya sambil tersenyum.

"Gua Dino, ga pake saurus. Ino aja gapapa, btw senyum lu manis juga pdahal lo laki, cowok kayak gua juga bisa luluh kalo gini. Ahahaha" Ucapnya.

Jean pun mengalihkan pandangannya pada Dean, ia mengedipkan matanya seolah sedang berisyarat.

"Ino, lu sekarang jadi cerewet ya"

"Hm? O-oh.. iya sorry gua banyak ngomong" Dino menyatukan kedua telapak tangannya lalu menundukkan kepalanya.

"Ha.. iya Gapapa"

Dino pun beranjak dari kursi nya. "Eh Dean, lu ke sini mau ikut band lagi? Kita kurang gitaris aja nih"

"Gua udah gak minat. Orang lain aja"

"Please, Dean lu kan tau mau cari gitaris yang sehati kayak kita kan susah. Lu mau ya"

"Gak" Jawabnya singkat.

Dino pun meninggalkan mereka, tak lama kemudian makan malam mereka pun datang. Sepiring spageti, dengan toping seledri diatasnya.

Jean tak kunjung menyuap makanan itu pada mulutnya. "kenapa? Lo ga suka ya"

"Itu.."Jean menoel daun seledri tersebut dengan garpu nya.

"Lo alergi?"

"Iya.."

Dean pun seperti orang yang bersalah, karena dia memesan satu hidangan dengan seledri. Sedangkan, hidangan milik Dean sendiri tidak memakai seledri karena ia juga alergi dengan seledri sama seperti Jean.

"Yaudah jangan dimakan, biar di tuker aja"

"Tapi udah di pesen, gapapa deh.." Jean pun mulai menyendok hidangannya

"Duh, gua yang alergi seledri juga ga berani se nekat itu" Ujar batinnya Dean.

.
.

Setelah sampai dirumah Dean.

Bright Light [BrightWin] REVISIWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu