Chapter 2

1.5K 114 0
                                    

Jean terjatuh dari bangku yang ia naikin, beruntungnya Dean berhasil menangkap Jean yang terjatuh. Tapi, GUBRRAKK!

Dean tidak menahannya dengan baik, alhasil mereka berdua pun terjatuh ke lantai. Tanpa sadar bibir Dean menyentuh pipi Jean yang lembut, Jean kaget dan langsung bangun dari tindihan tubuh Dean yang berat.

Rasa canggung pun mulai menghantui diantara mereka, tapi Jean dapat mencairkan suasana tersebut. Ia memegang kepalanya, sambil mengusap-usapnya.

"Duh, sakit kepalaku" Ucap Jean supaya keadaan tidak canggung.

"Kena bentur lantai ya? Maaf gua ga sengaja, Jean"

Dean pun ikut segera bangun, lalu merapihkan bajunya seperti semula dan menutup kepalanya dengan hoodie.

"Aku tau ini pasti bakalan canggung, tapi mau gimana lagi.. toh cuman ga sengaja kan?" Ucap batinnya Jean

Jean pun menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu diluar Lab saint.

"Lihat ini" Jean menunjukan sebuah guluang kertas putih, dan ia membuka lebar gulungan kertas tersebut. Di kertas tersebut hanya berisi 2 kata yang tertulis,

"Jalan bekalang?" Ucap serentak para siswa kelompok 2.

Tanpa ambil pusing, Jean pun berlari ke arah gerbang belakang sekolah dilanjut dengan Dean ikut mengejar Jean, dan teman-teman nya pun ikutan berlarian kearahnya.

"Jean! Kenapa lu lari!" Teriak Mike pada Jean, tetapi Jean tidak menggubrisnya.

Sesampainya di gerbang belakang sekolah, tampak secarik bendera di atas menjulangnya tinggi gerbang tersebut. Walau masih terengah Jean memanjat Gerbang itu, Dean tidak mau hal yang sama terjadi saat di Lab IPA tadi.

"Biar gua aja yang ambil, nanti jatuh" Ucap Dean yang menggantikan Jean untuk mengambil bendera tersebut.

"DAPET!" Setelah Dean mendapatkan bendera yang kecil itupun ia turun dari panjatan gerbang itu dan memberikan bendera kecil tersebut pada Jean.

"Kenapa dikasih ke aku?" Tanya Jean.

Datanglah teman-teman Jean yang lainnya dengan terengah-engah, "Udah dapet petunjuk lainnya?" Tanya salah satu dari mereka. Dean menggenggam tangan Jean dan memberikan bendera itu pada Jean.

"Ayo!" Dean melambaikan tangan seolah memberi isyarat untuk jalan.

Sampai di lapangan kamp, Peserta lainnya belum ada pada barisannya. Hanya para anggota OSIS saja yang berada disana.

"Kita ketinggalan ya?" Tanya Nori pada Jean.

"Ga, ini baru aja jam 21.05 dari pas kita berangkat tadi. Kenapa mereka belum kumpul juga ya?" Jean dan teman-teman nya mengedarkan pandangan nya pada sekitaran lapangan kamp.

Yang dilihatnya hanyalah gelap gulita tanpa penerangan sama sekali. Lalu para OSIS pun mendekati Jean, "hebat, baru setengah jam udah ketemu".

"Iya, ini dibantu kak Dean juga–" Belum selesai kalimat yang diucapkan Jean, Dean menepuk pundak Jean.

"Dia pinter banget cuk!Yuyu aja kalah dungu sama unta" sepintas senyum tipis di wajah Dean, lalu para siswa sekelompok pun terbahak menertawai senior Yuyu.

"Sialan lo, muka mulus kayak pantat panci aja bangga" Kali ini tawa yang terbahak-bahak ini berasal dari para OSIS dalam tenda. Mereka pun keluar satu persatu sambil membawa hadiah semacam mahkota yang berbeda-beda warna.

"Sa ae lu, unta"

"Liat tuh, kelompok lainnya baru pada datang" Ucap Senior.

Sekumpulan kelompok pun datang dilanjutkan dengan kelompok lainnya. Mereka pun berbaris seperti awal sebelum Ronda malam. Yuyu membuka suara nya dengan lantang.

Bright Light [BrightWin] REVISIWhere stories live. Discover now