Lovebird 15

46.8K 2.3K 107
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat waktu dan peristiwa karena itu hanya kebetulan semata tidak ada unsur kesengajaan.

***

Nino POV

Aku tersenyum bahagia setelah menutup telepon dari Melati. Ya, hari ini Melati akan memberikan jawabannya, aku sudah tidak sabar ingin mendengar kata 'ya' meluncur dari bibirnya yang merah mengoda itu, aku tidak keberatan membayar berapapun untuk memcicipi bibirnya. Dengan cepat ku bereskan semua pekerjaan yang masih berserakan di atas meja dan memasukkannya ke sebuah lemari file lalu menguncinya. Ku cancel beberapa meeting hari ini dan menyerahkannya sama Julian.

Hari ini sepeetinya aku tidak akan kembali lagi ke kantor karena mungkin aku dan Melati akan melakukan kencan romantis atau ngobrol apapun  sambil makan, atau jalan-jalan di taman sambil bergandengan tangan dan berakhir dengan sebuah ciuman manis yang tidak akan pernah kami lupakan. Romantis sekali rasanya.

Ku cari Naomi di mejanya untuk memberikan beberapa pekerjaan tapi dia tidak ada di tempat. Sedang istirahat mungkin aku tidak terlalu peduli meskipun terkadang Naomi sering bertingkah aneh,  bagiku tidak apa-apa asal dia jangan sampai merugikan kantor dan kalau sampai itu terjadi, aku yang akan membuat hidup Naomi tidak tenang selama sisa hidupnya.

Akhirnya aku menulis pesan singkat di note memberi dia beberapa  pekerjaan dan menempelkan di atas meja kerjanya supaya dia membaca dan melakukan pekerjaan yang aku suruh.

Ku hampiri meja asisten pribadiku yang bernama Giri dan memberikan dia beberapa intruksi untuk menghandle semua pekerjaanku hari ini. Dia asisten yang sangat pintar dan cekatan tanpa di suruh dua kalipun dia sudah langsung mengerti dengan apa yang aku mau, itu sebabnya aku selalu puas dengan hasil kerjanya karena dia tidak pernah mengecewakanku dalam hal apapun.

Dengan tenang ku tinggalkan kantor dan menuju restoran jepang di ujung jalan untuk bertemu dengan Melati, aku sengaja mengajaknya makan dan bertemu di sana karena sepertinya Melati sangat menyukai makanan jepang setelah dia menghabiskan jatah makan siangku waktu itu.

***

Di sinilah aku duduk di private room, tempat yang sudah aku pesan sebelumnya karena tidak ingin ada yang mengganggu kebersamaanku dengan Melati apalagi melihat tatapan orang-orang yang ingin tahu.

Tidak sampai sepuluh menit aku menunggu, Melati masuk dengan diantar seorang waitress, dia datang dengan membawa sebuah kotak yang berukuran 30x40 centi meter, meskipun tidak terlalu besar tapi tetap saja Melati seperti kerepotan. Aku tersenyum, menghampirinya dan mengecup pipinya.

"Apa kabar sayang dan apa yang kamu bawa itu?" Melati tidak menjawab pertanyaanku dia malah membicarakan cuaca yang akhir-akhir ini sangat panas.

"Duduklah dulu, aku akan pesan minuman yang akan membuat kamu lebih baik."

"Itu yang aku harapkan." Jawabnya sambil meletakkan kotak yang di bawanya di kursi kosong di sampingnya. Sebetulnya aku sangat penasaran dan ingin menayakan apa yang di bawa Melati, tapi sepertinya Melati  enggan untuk memberitahuku apa isi di dalam kotak itu.

Dia kemudian mengambil sumpit yang sudah tersedia di atas meja dan menyaggul rambut panjangnya dengan menggunakan sumpit, tampaklah leher jenjangnya yang sedikit berkeringat. Melati mengusap lehernya dengan tangan kanannya sekilas dan gerakan itu membuat aku menelan ludah.

"Apa?" Tanyanya dengan memberikan senyuman yang membuat aku semakin meleleh.

Ku tatap Melati heran, dia tidak seperti biasanya. Biasanya Melati akan langsung melotot atau melemparkan sesuatu kearahku dengan mengeluarkan kata-kata ajaibnya. Tapi Melati yang aku lihat sekarang ini lain, dia lebih tenang dan selalu tersenyum --mungkin Melati sedang bahagia--.

LOVEBIRDDove le storie prendono vita. Scoprilo ora