Tanpa Beomgyu lihat, Jisung tersenyum. "Dari pertama Kai ngeliat gue. Lo inget kotak P3K di kaki lo? Itu gue yang naruh. Terus ilang kan? Gue yang nganter itu ke depan pintu kamar Soobin. Gue juga ngasih senter ke kak Changbin. Dan gue juga sebenernya ngeliat Seungmin bakar perahu malam itu."

"Kak Jisung, gue takut. Kalo gue mati beneran gimana?" Beomgyu berujar khawatir.

"Tenang aja, gue bakal selalu nemenin lo. Gue minta maaf kalo gue cuma bisa bantu nunjukin jalan aja. Gue gak bisa bantu kalian lebih banyak. Butuh banyak energi buat bisa masuk ke dunia manusia lagi." ujar Jisung.

"Taehyun, Kai, sama kak Lino gimana?" tanya Beomgyu.

"Mereka selalu duduk di samping mayat mereka. Mereka nunggu kalian nangkep pelakunya." jawab Jisung.

Jisung menoleh kebelakang, dan menggeleng pelan. "Itu orang gak ada capeknya ya." setelah itu, Jisung diam-diam meletakkan kayu agar Seungmin tersandung.

Dan benar saja, lelaki itu tersandung hingga guntingnya melukai lengannya sendiri. Jisung tertawa gembira, dan kembali menyusul Beomgyu.

"Aman, Gyu. Tapi di depan ada jurang. Lo harus sembunyi, terserah di mana aja." suruh Jisung.

Beomgyu mencari tempat aman untuk bersembunyi. Namun tidak ada, jadi dia pun bersembunyi saja di balik pohon.

"Btw kak, gue minta maaf-"

"Ssst. Udahlah, kalian udah gue maafin kok." potong Jisung sambil tersenyum.

"T-tapi kenapa lo bunuh-bunuhin kita di mimpinya Taehyun?"

"Supaya suatu saat nanti, kalian lebih menghargai kehadiran seseorang. Gue juga sebenarnya nyesel bunuh diri. Gue kalut, kosong, dan hampa saat itu. Pikiran gue buntu, dan akhirnya gue memutuskan untuk bunuh diri." Jisung menjeda sejenak, dan tersenyum pahit.

"Gue malu sama diri gue sendiri yang gak bisa bertahan sedikit lagi. Gue.. Mati sebagai pecundang yang menyerah dengan keadaan." sambungnya.

"Karena itu," Jisung menatap Beomgyu yang terdiam. "Lo harus bertahan. Karena gue gak bisa bantu banyak buat lo."

Beomgyu mengangguk dan tersenyum jahil. "Bertahan mencintai dia kan?"

"NAJIS!! DASAR BUCIN!"

Beomgyu mehanan tawanya yang ingin meledak. Ia takut Seungmin menemukan dirinya yang bersembunyi di sini. Sampai akhirnya, Jisung kembali bersuara.

"Eh Gyu, sorry ya. Gue harus pergi sebentar."

Beomgyu langsung panik mendengarnya. "Kemana?"

"Nyusul kak Changbin sama kak Yeonjun. Kalo lo mau manggil gue, cukup siul aja. Pelan gapapa, karena gue bisa denger kok. Titip salam buat Hyunjin sama yang lain ya, dadah!" Jisung menoleh kepada Beomgyu yang tiba-tiba bisa melihatnya.

Beomgyu tersenyum kecil, melihat ekspresi menyebalkan teman lamanya dulu itu.

Jisung pun menyusul Changbin dan Yeonjun, namun tiba-tiba ia kehilangan seluruh kekuatan tubuhnya. Jisung merasa lemas tiba-tiba hingga tidak sanggup berdiri.

"Sial, kenapa harus sekarang?!!" ucapnya emosi. Energinya habis, dan ia harus kembali ke alamnya.

Jisung menoleh ke belakang, menatap sendu tempat sembunyi Beomgyu yang sudah tidak terlihat lagi. "Maaf, gue harus pergi sekarang."

Sementara Beomgyu berkali-kali sudah bersiul memanggil Jisung. Seungmin sedang mencarinya sekarang, dan Beomgyu tidak bisa tenang sama sekali.

Dan tiba-tiba tanpa Beomgyu sadari, Seungmin melongokkan kepalanya di balik pohon yang disandarinya. Ia menyeringai dan bersiap mengayun guntingnya.

"BEOMGYU AWAS!!"

Terlambat.

Gunting itu sudah menusuk bagian belakang telinga Beomgyu. Nyaris menusuk kepalanya.

Hyunjin merangsek keluar dan menendang tubuh Seungmin hingga membuatnya terpental beberapa meter.

Seungmin menggeram marah dan kembali bangkit menyerang mereka berdua. Dan terjadilah perkelahian antara mereka bertiga di dekat jurang. Seungmin yang melihat jurang itu pun semakin semangat untuk menjatuhkan salah satu dari mereka ke dalam sana.

Seungmin hendak menusuk Beomgyu lagi, namun Hyunjin mencekal lengannya dengan kuat. "BEOMGYU, LARI SEKARANG!!"

Beomgyu nampak berkaca-kaca. "Lo gimana?!"

Hyunjin tersenyum, berusaha meyakinkan bahwa itu bukanlah masalah. "Gapapa."

Beomgyu menggeleng kuat, menolak perintah Hyunjin yang seakan mengorbankan dirinya sendiri. "Gak! Gue gak bisa ninggalin lo gitu aja."

"Udah gapapa!! Lo harus temuin kak Yeonjun sama kak Changbin. Please, gue udah mulai capek nahan dia." Hyunjin menatap penuh harap kepada Beomgyu dengan masih menahan tangan Seungmin yang ingin menusuk kepalanya.

Beomgyu menggigit bibir bawahnya gelisah. Melihat tatapan penuh harap dari Hyunjin, akhirnya ia mengangguk kecil.

"Maaf kak, makasih buat semuanya. Dan tadi gue ketemu kak Jisung. Dia nitip salam buat lo. Sekali lagi, maaf kak Hyunjin." ujarnya parau.

Beomgyu dengan berat hati melangkahkan kakinya untuk pergi. Ia berlari cepat dengan deraian air mata, dan enggan untuk menoleh ke belakang.

Pertarungan Hyunjin dengan Seungmin masih berlanjut. Beomgyu berharap, Hyunjin bisa menyusulnya juga.
Dan sepanjang pelariannya, Beomgyu terus bertanya-tanya.

Kemana perginya Jisung?

































































Mau up 2 kali ga?:)

Sedikit tambahan, kalo cerita ini seri terakhir dari ff TXT ft. SKZ

Setelah ini gak ada sequel lagi, atau apapun itu yang berhubungan dengan kedua cerita ini.

Soal happy end atau nggak nya, itu rahasia. Hehehe.

[2] Alarm | TXT ft. SKZ『√』Where stories live. Discover now