1.9

5.5K 1.6K 279
                                    

"Bin, lo masih kuat kan?" tanya Changbin risau.

Soobin tak membalas apa-apa. Ia hanya bisa meringis, dan menatap ngeri beberapa tusukan di perutnya.

"Beomgyu lama banget anjing." umpat Changbin, lalu membuka pintu. Namun ia memicingkan matanya ketika ada kotak P3K di depan pintu kamar.

Changbin memutar bola matanya malas, lalu segera mengambil kotak itu tanpa mempedulikan di mana sosok Beomgyu berada.

Dengan hati-hati ia mengobati luka itu meskipun harus liat google dulu karena takut keliru.

"Aw!! Lo ngobatin niat gak sih? Jangan dipencet-pencet!!" pekik Soobin.

Changbin nyengir. "Ya kali aja lukanya boongan."

Ctak

"AAAAA!!!" teriak Soobin kaget. Begitu juga dengan Changbin yang merapat ke tubuhnya. Padahal itu cuma suara lampu yang udah nyala.

"Apaan sih, lebay banget." cibir Yeonjun, lalu duduk selonjoran diikuti Felix, Jeongin, dan Hyunjin.

Soobin mendengus. "Ganti baju dulu. Itu basah lantai gue, ya allah."

"Mager." celetuk Felix.

"Bin, itu luka lo gimana? Harus dibawa ke rumah sakit loh. Nanti lo bisa kehabisan darah." ujar Hyunjin.

Jeongin tersenyum miris. "Kapal yang jemput kita kan datengnya 5 hari lagi. Lo mau pulang pake apaan?"

"Anjir, gimana dong? Kita bikin kapal sendiri aja. Disini kan banyak batang pohon." usul Yeonjun.

"Iya, kasian Soobin." tambah Changbin.

"Gue setuju." sambar Seungmin yang datang, dan di belakangnya ada Beomgyu.

"Kita gak bisa terus-terusan bertahan ditengah-tengah situasi kayak gini." katanya sambil mengaduk kopinya.

"Makanya jangan ada yang nyalain alarm dulu napa! Kapan tenangnya kita kayak gini? Salah kita juga ngusik itu pembunuh pake alarm." ucap Jeongin dengan wajah masam.

Hyunjin mengangguk. "Kita coba aja dulu jangan ada yang nyalain alarm. Kira-kira pembunuh itu beraksi lagi gak? Kalo gak, yaudah aman. Terus tinggal tunggu kapalnya dateng, abis itu kita pulang. Beres kan?"

Felix memukul kepala Hyunjin. "Mayatnya Taehyun sama Kai gimana, goblok?"

"Ya makanya kita pulang dulu! Terus lapor polisi. Ah elah main nabok aja lo." gerutu Hyunjin.

"Kalo bisa, kita pulang secepatnya aja deh. Perasaan gue gak enak. Gue rasa, pembunuh itu gak akan ngebiarin kita semua masih hidup." ujar Changbin.

"Lah, dia motif ngebunuhnya kan karena alarm. Makanya tadi gue bilang jangan ada yang make alarm lagi. Bolot lo." ketus Jeongin.

Changbin melempar kapas bekas darah Soobin ke wajah Jeongin. "Blagu lo bocah."

"Bener juga sih." Hyunjin memeluk lututnya sambil berpikir. "Pembunuhnya emang benci suara berisik terutama alarm, tapi kenapa Taehyun yang ada di dapur juga dibunuh?"

"Itu artinya.." Beomgyu menjeda sejenak.

"Pembunuhnya udah terlanjur dendam sama kita? Dan ada kemungkinan kita semua bakal dibunuh juga."

Sunyi sesaat. Mereka masih memikirkan ucapan Beomgyu barusan.

"Kak Chan sama kak Lino gak ada." celetuk Felix tiba-tiba.

"Kak Lino ada di kamar kayaknya." jawab Seungmin.

"Kak Chan ke—"

"Anjir lah gue basah kuyup gini, lo semua malah asik gibah di sini." Chan masuk tiba-tiba ke dalam kamar sambil mengibas bajunya.

Jeongin menunjuk Chan dengan tatapan tajam. "Lo darimana aja? Di luar, lo gak ada."

Changbin mengangguk. "Di dalem juga gak ada."

Chan tersenyum sarkas. "Maksud lo semua apa?"

"Lo pelaku yang bikin kak Soobin jadi kayak gini kan? Lo pelaku yang kabur lewat jendela kan?!" tuduh Jeongin dengan kedua matanya yang mengkilat marah.

"Apaan sih?! Lo gausah nuduh kayak gitu. Gue benerin listrik di belakang susah payah, lo dengan bangsatnya nuduh-nuduh gue. Lo pikir lampunya nyala sendiri? Kagak!! Gue yang benerin kabelnya yang dirusak gak tau sama siapa." sergah Chan tak terima.

"Kabelnya dirusak? Jadi lampunya emang sengaja dimatiin semua?" tanya Yeonjun.

"Pikir aja sendiri." sarkas Chan.

Jeongin tetap pada pendiriannya. "Ya kalo emang bukan lo, gausah emosi kali."

"Wajar lah gue emosi! Siapa sih yang gak kesel dituduh bunuh orang?! Lo mau gak gue tuduh kayak gitu?" jawab Chan.

Chan menatap semua orang didalam kamar. "Gak tau diri lo semua. Tau gitu gausah gue benerin listriknya sampe gue hampir jatoh ke jurang gara-gara di dorong orang itu."

Setelah itu Chan melangkah pergi dengan langkahnya yang penuh emosi, dan menutup pintu kamarnya dengan kencang.

Semuanya terdiam, sampai akhirnya Soobin angkat bicara.
















































"Muka pelakunya kegores kaca waktu mau kabur. Terus tadi gue liat ada goresan di pipinya kak Chan."

[2] Alarm | TXT ft. SKZ『√』Där berättelser lever. Upptäck nu