0.2

8K 1.9K 511
                                    

"D-dua belas?" tanya Kai dengan kerutan di dahinya.

"Ayo coba lo itung lagi." suruh Chan.

Kai menghitung ulang jumlah mereka menggunakan ekor matanya, lalu seketika terbelalak. Bulu kuduknya berdiri semua disertai keringat dingin.

"T-tadi ada kak Jisung kok."

Kali ini bukan bulu kuduk Kai saja yang berdiri, namun semuanya juga merinding seketika. Beda lagi dengan Hyunjin yang nampak biasa saja.

Soobin mengibaskan tangannya. "Udahlah, ayo lanjut lagi. Kapan nyampenya ini woi?"

"Shit. Merinding beneran gue." ujar Seungmin sambil mengusap lengannya yang bergidik.

"Pfftt, bisa-bisanya Jisung ngikut kesini wkwk ngakak. Dia terbang atau ikutan naik kapal juga bareng kita?" tawa Yeonjun.

Beomgyu menggeleng. "Mungkin dia naik karpet terbang."

"HAHAHAHA!!!" tawa Hyunjin langsung meledak.

"Teleportasi lah." sergah Changbin.

"Hah? Transportasi?" tanya Felix terus kupingnya dimasukkin ujung alang-alang sama Seungmin.

"Eh dikit lagi sampe nih." Taehyun berucap sambil memperhatikan posisi mereka lewat maps, namun setelah itu sinyalnya langsung hilang.

"Tai lah, sinyalnya ilang." umpat Taehyun, dan memasukkan ponselnya lagi ke dalam saku.

Beomgyu mempercepat langkahnya hingga menjadi yang terdepan. "Ayo buruan. Kaki gue udah numb banget ini."

"Oplosan ya Gyu?" tanya Lino sambil nyengir.

Beomgyu ikut nyengir. "Yes, oplosan bahasa indo sama english awokwok."

"Sinting." desis Jeongin menatap aneh dua orang dengan percakapan konyol mereka.

Beberapa lama kemudian akhirnya mereka sampai di tujuan. Decakan kagum mereka lontarkan ketika melihat betapa besar dan luasnya penginapan mereka. Taehyun melangkah maju, membuka gerbang pintu.

Chan lantas bertanya, "Kok kuncinya ada di lo? Penjaga penginapannya mana?"

"Semuanya udah gue booking dari jauh-jauh hari. Penjaganya udah pensiun, dan pemilik penginapannya ngasih semua kuncinya ke gue. Lagian kita kan cuma nginep semingguan lebih kan?" jawab Taehyun lalu memperlihatkan gantungan yang mengikat banyak kunci disana.

"Baru tau gue ada pemilik penginapan yang ngasih semua kunci kayak gitu. Lo ngadi-ngadi ya Tae?" tanya Yeonjun dengan tatapan selidik.

Taehyun tertawa pelan sambil menepuk jidatnya. "Sebenernya penginapannya punya ayah gue. Ini salah satu cabangnya."

"Woaa pantesan lo pake iming-iming bayarin semuanya. Ternyata emang lo pemiliknya." kagum Beomgyu.

Taehyun melangkah masuk diikuti teman-temannya sambil memutar-mutar gantungan kuncinya begitu gerbang terbuka. Suara kunci yang beradu itu mengeluarkan suara yang cukup berisik.

"Duh berisik banget." keluh seseorang diantara mereka.

Temannya yang berada di sampingnya pun menoleh. "Lo gapapa? Kayaknya lo sensitif banget ya sekarang sama berisik."

Orang itu tersenyum, lalu menggeleng. "Gapapa. Emang akhir-akhir ini kepala rasanya sakit aja kalo ada yang berisik."

Temannya itu mengangguk, lalu berjalan lebih dulu menyusul temannya yang lain. Ia menepuk pundak Kai, dan meminta tolong.

"Bisa bukain tas gue ga? Ambilin earphone gue." ujarnya.

Kai bertanya. "Baris keberapa?"

"Cari aja."

Kai mendesis sebal dan membuka resleting tas satu persatu, dan buru-buru menutupnya lagi begitu mendapatkan benda yang diminta.

"Makasih." ujar si pemilik sambil tersenyum.

Kai ikut tersenyum lalu memandang si pemilik earphone. "Kak, lo ngapain bawa pisau sama gunting rumput? Mau motongin rumput ya?"

Dan setelah itu hanya tatapan datar dan tajam yang Kai dapatkan dari orang itu.

[2] Alarm | TXT ft. SKZ『√』Where stories live. Discover now