☆ sorry.

6.1K 317 63
                                    

18+ (full smut)

Jungkook sedang berada di dapur untuk membuat ramen, karena tiba-tiba ia merasa lapar sehabis melakukan seks dengan tiga Kakaknya. Dengan tubuh yang pegal, ia paksakan untuk beranjak karena perutnya bergemuruh untuk meminta diisi. Ia masih berkutat dengan bumbu ramen sebelum dikagetkan dengan kedatangan Namjoon yang memeluknya dari belakang. Pria berlesung itu menumpukan dagunya di pundak sempit Jungkook dan mengulum telinganya iseng. 

"Diem, Kak." Ucapnya galak. Jungkook berusaha menghindar dari segala sentuhan yang Namjoon berikan namun pria itu tidak kehabisan cara. Namjoon membalik tubuhnya, mematikan kompor yang sedang menyala. "Kak, aku lagi masak. Diem dulu." 

Wajahnya merengut kesal, Jungkook menepis tangan Namjoon yang sudah berada di bokongnya. "Udah malem juga, Kakak ngga tidur apa? Awas, ih. Bikin kesel aja." 

Namjoon terkekeh dibuatnya. Pria itu mendorong Jungkook lebih ke belakang hingga hidung keduanya bersentuhan halus. "Kangen sama kamu." 

"Tiap hari juga ketemu…" balas Jungkook dengan tersipu, ia menolehkan kepalanya sampai bibir Namjoon mendarat di pipinya. 

"Kak…" rengeknya tak nyaman saat lehernya yang sudah penuh dengan warna kemerahan ditambah lagi oleh pria itu. Namjoon menghisap jakun tipisnya dan menyeret bibirnya ke dada Jungkook. Baju tidur Jungkook secara perlahan dibuka hingga kancingnya terlepas semua. Tangannya menyibak ke kiri, dada besar itu memanjakan matanya. Namjoon menyeringai, mengecup kecil tonjolan imut yang sudah tegang karena rangsangan yang ia berikan tadi. 

Jungkook meremas rambut Namjoon gemas, mendesah saat pria berlesung itu mulai melahap dadanya, seperti bayi yang sedang kehausan. Ia mendongak, membiarkan suara-suara laknat memenuhi ruang dapur. 

Hari yang sudah malam, ditunjukan sekarang pukul 11. Dimana sebentar lagi akan pergantian hari, namun keduanya malah berdiam di sini untuk melakukan hal tidak senonoh. 

Satu kaki Jungkook disampirkan di pinggang Namjoon. Pria itu membelai paha Jungkook yang terlapisi celana panjang tidur tipis. "Aku bisa gila gara-gara kamu, Kook." Ujarnya sembari menghentikan sejenak kegiatannya dari mengulum dada Jungkook. 

"Kamu mau di sini, Kak?" Tanya Jungkook, ia menangkup dan mengelus lembut pipi Namjoon. Yang ditanya mengangguk dengan raut polos seperti anak kecil yang membuat Jungkook tergelak. 

Si Jeon menghiraukan dirinya yang masih lelah karena dihabisi oleh tiga Kakaknya. Ia akan melakukannya lagi dengan Namjoon kali ini. Dimana pria itu sudah dikerubungi oleh napsu karena memang mereka sudah lama tidak melakukannya karena kesibukkan Namjoon yang sangat padat menjadi pengusaha. Terakhir kali mungkin satu bulan yang lalu, sebelum Namjoon pergi ke luar kota untuk bisnisnya. 

Dengan itu, Jungkook mengecup bibir Namjoon sekilas dan pria itu langsung membuka seluruh pakaiannya terburu. Namjoon menanggalkan kain-kain yang menutupi tubuhnya dan membalikan dirinya kembali. Sedikit menyeret jauh agar tidak dekat dengan posisi kompor. Jungkook menoleh dan menemukan Namjoon yang sedang melepas kaosnya juga, pria itu sudah berkeringat padahal permainan belum dimulai, mungkin karena sudah tidak tahan lagi. Namjoon memberikan usapan kecil di bokongnya sebelum ditampar keras hingga menimbulkan suara nyaring. Jungkook memekik tertahan karena tidak mau mengganggu yang lainnya. 

Namjoon tersenyum puas melihat karyanya. Ia memasukkan dua jarinya tanpa pelumas yang membuat Jungkook tersedak kesakitan. Keningnya menyerngit dan bibirnya mendesis. Satu tangan pria itu meraba putingnya dari belakang, kemudian menjepitnya dengan dua jari sehingga membuatnya nyeri sekaligus nikmat. Jari kakinya menekuk karena afeksi yang Namjoon berikan. Ia mendesah keras, tak peduli lagi akan ketahuan. 

aggie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang