Eleven

498 93 15
                                    

Jeka memasuki kamarnya setelah selesai sarapan untuk berpamitan dengan Yuna karena ia akan berangkat kuliah, sedangkan Yuna sendiri masih harus istirahat mengikuti anjuran dari dokter pribadi keluarga Jeka yang kemarin memeriksa kondisi kesehatannya.

Baru saja Jeka melangkahkan satu kakinya ke dalam kamar, ia langsung dikejutkan dengan teriakan dari Yuna.

Gadis yang baru saja selesai mandi dengan tubuh yang hanya dililit oleh handuk sebatas dada hingga lutut itu refleks menutupi area tubuh bagian atasnya dengan kedua tangan.

"Anjing! Ngapain sih lo masuk tiba-tiba? Harusnya lo ketok dulu tuh pintu sebelum masuk, setan! Bener-bener gak ada akhlak emang lo! Gimana kalo pas lo masuk tadi gue lagi gak pake baju, hah?!" Protes Yuna sambil terus mengumpat pada Jeka.

Jeka meringis saat mendengar suara menggelegar dari Yuna yang tengah mengamuk padanya.

"Ya maaf, mana gue tau anjir kalo lo baru beres mandi. Lagian kan badan lo juga masih ketutupan handuk, gak keliatan dalemnya sama gue—eh tunggu tapi ngapain lo rajin amat mandi sepagi ini?"

"Iya lah kan gue mau berangkat kuliah bareng lo, nggak liat kalender apa sekarang tuh hari senin? Lagian lo sendiri juga udah style siap berangkat kuliah kan tuh?"

"Apaan anjir nggak ada kuliah dulu lo hari ini! Denger omongan dokter nggak sih lo kemarin? Hari ini lo masih harus istirahat, gue udah bawain surat dokter biar lo nggak usah kuliah dulu hari ini."

Yuna menggeleng tak setuju, "Ogah! Gue udah sehat kok, mau kuliah aja. Udah sana lo keluar gue mau pake baju, gak sudi gue memperlihatkan tubuh indah gue ke lo." Gadis itu kemudian mendorong Jeka keluar kamar.

"Dih, lebay lo! Gue gak bakal tergoda sama badan lo, udah pernah gue liat semua juga." Cibir Jeka.

"Bacot Jek, bacot!" Yuna menutup pintu kamar dengan kasar sambil mengumpati Jeka dalam hatinya.

"Pokoknya lo gak usah kuliah hari ini, beres ganti baju lanjut tidur aja. Gue pergi." Ucap Jeka yang masih bisa didengar sang sahabat.

Yuna tak membalas ucapan Jeka. Gadis itu memilih lanjut memakai baju kemudian memoles wajahnya dengan make-up tipis agar tidak nampak pucat. Pokoknya hari ini ia ingin masuk kuliah saja meski tubuhnya masih belum fit, karena berada dirumah hanya akan membuat dirinya merasa semakin sakit.

Setelah selesai dengan aktivitasnya, Yuna bergegas ke lantai bawah untuk menyusul Jeka dan berpamitan dengan Ibu serta Papa Jeka.

Dilihatnya bahwa Jeka tengah menggunakan sepatu di ambang pintu, sedangkan Nathalie dan Anthony masih berkutat dengan aktivitas sarapan di meja makan.

"Lho Yuna, kamu mau kemana udah rapi begitu?" Tanya Nathalie ketika melihat keberadaan Yuna.

"Mau berangkat kuliah bareng Jeka, Bu." Jawab Yuna.

"Nggak usah kuliah dulu hari ini, Nak. Istirahat saja, kemarin kan dokter bilang kamu masih harus bed rest." Ucap Anthony.

"Nah tuh, gue bilangin juga apa kan? Istirahat, gak usah kuliah. Ceramahin aja Pa, Bu. Batu sih anaknya!" Jeka menimpali.

Yuna menatap Jeka kesal karena lelaki itu malah memprovokasi, namun kemudian memasang wajah memohon pada Nathalie dan Anthony.

"Tapi Yuna udah ngerasa sehat kok, jadi Yuna mau berangkat kuliah aja. Boleh kan Pa, Bu?"

Nathalie dan Anthony sontak menggeleng bersamaan.

"Jangan ya, sayang? Meskipun kamu ngerasa sehat, tapi badan kamu sebenernya belum bener-bener sehat. Ibu takut kamu kenapa-napa kalau dipaksain kuliah. Istirahat aja dirumah bareng Ibu ya?"

Location Unknown✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang