Three

556 101 5
                                    

Alunan musik menjadi teman Yuna dan Jeka selama perjalanan mereka di dalam mobil. Sepasang sahabat itu terjebak dalam keheningan yang tidak biasanya terjadi pada mereka.

Entah itu cerita Jeka tentang pengalamannya mendekati gadis-gadis cantik, ataupun omelan Yuna yang seringkali dibuat kesal oleh lelaki itu, pasti selalu ada ketika mereka bersama. Keduanya hampir tidak pernah kehabisan topik obrolan dan berakhir membisu dalam keheningan.

Tapi tidak untuk kali ini. Yuna hanya diam sambil menatap jalanan melalui kaca disampingnya, sambil sesekali bersenandung mengikuti alunan musik yang diputar. Sedangkan Jeka, lelaki itu tengah menyetir dengan pikiran yang tertuju pada gadis disebelahnya.

Ada apa dengan Yuna? Kenapa hari ini gadis itu lesu dan tak bersemangat? Jeka sungguh tak suka melihat sahabatnya yang selalu ceria mendadak murung seperti ini ketika bersamanya.

"Lo kenapa sih Juy? Perasaan hari ini lo murung banget. Masa gue lagi seneng tapi sahabat gue malah murung gini?" Jeka akhirnya membuka suara, tak tahan dengan keheningan diantara mereka.

"Perasaan lo aja kali, gue gak ngerasa gitu." Jawab Yuna tanpa menoleh pada Jeka.

"Gue kenal sama lo bukan baru-baru ini ya Juy, gue tuh udah hafal sama kebiasaan lo, jadi gue sadar kalo ada sesuatu yang beda dari lo. Ada apa sih?"

"Gak ada apa-apa. Udah deh lo fokus aja nyetir biar kita cepet nyampe, gue laper."

Jeka mengatupkan bibirnya rapat-rapat, ia tak ingin berdebat dengan Yuna dan membuat gadis itu semakin murung. Ia memutuskan untuk kembali diam dan fokus menyetir hingga mereka berdua tiba di kedai ayam geprek favorit Yuna.

Keduanya langsung menempati meja di dekat kaca yang mengarahkan pada pemandangan di luar kedai.

"Biar gue yang pesenin, lo mau apa?" Tanya Jeka.

"Ayam gepreklah, emang disini jual apaan lagi?" Jawab Yuna sarkas.

"Ya gue juga tau, maksudnya lo mau pake saos apa? Level berapa? Terus minumannya apa? Gak peka banget sih lo jadi cewek." Omel Jeka.

"Lo kali yang gak peka, katanya udah hafal sama kebiasaan gue? Udah buru pesenin sana, yang biasa gue pesen aja." Ucap Yuna sambil mendorong tubuh Jeka menjauh.

Jeka berdecak kesal dan buru-buru melangkah menuju counter pemesanan makanan. Setelah selesai mengutarakan pesanan dan membayarnya, lelaki itu masih menunggu disana hingga pesanannya selesai karena kedai ini tidak memiliki pelayan yang biasa mengantarkan makanan ke meja konsumen.

Tak lama, pesanannya selesai dan Jeka segera membawanya ke meja yang ia dan Yuna tempati.

"Silakan dinikmati bos." Ujar lelaki itu setelah menyodorkan pesanan Yuna pada sang pemiliknya.

"Thanks, bos!" Yuna tersenyum ketika melihat ayam geprek mozarella dan lemon tea sudah berada didepannya.

Diam-diam, Jeka ikut menyunggingkan senyumnya saat Yuna tersenyum. Ia merasa lega karena makanan bisa membuat suasana hati sahabatnya membaik.

Mereka berdua kembali hening karena berkutat dengan makanannya masing-masing. Namun akhirnya Jeka yang pertama kali menghabiskan makanannya.

"Tau ngga Juy, gue tuh seneng banget bisa jadian sama Una. Setelah sekian lama pilih-pilih, akhirnya gue bisa nemuin satu cewek yang tepat. Berkat dukungan dari lo juga, gue bisa serius sama Una. Cuma traktir lo kaya gini gak akan cukup buat bales semua yang udah lo lakuin untuk gue. Lain kali gue bakal traktir lagi apapun yang lo mau." Ucap Jeka tiba-tiba, sambil memandangi Yuna yang asyik dengan makanannya.

Yuna belum merespon lelaki itu, ia memilih untuk menghabiskan satu suapan terakhir lalu meminum lemon tea miliknya sebelum merespon Jeka.

"Santai, lagipula gue gak banyak bantu lo masalah cewek. Itu semua karena kemauan diri lo sendiri yang akhirnya mau berenti jadi buaya dan serius sama satu cewek. Syukur deh kalo lo seneng dan ngerasa Una orang yang tepat."

Location Unknown✔Where stories live. Discover now