"Woah! Apa dia sedang menantangku? Sulit dipercaya." Sedetik selanjutnya, terdengar suara dering ponsel dari saku celananya. Mengecek panggilan yang ternyata dari sang adik kedua, Choi Soobin. "Wae?" tegurnya malas begitu panggilan tersambung.

"Paket? Aku tidak pesan apa-apa, kok ... salah alamat? Ara, ara... aku akan segera ke sana." Memutus panggilan sepihak, kemudian ia melangkah pergi dari atap.

O.M.C

"Aish!" Tiba-tiba, Yeji merasa kesal sendiri lantaran teringat betapa menyebalkan sikap atasannya. Gara-gara hal tersebut, ia jadi susah untuk fokus bekerja.

Heejin yang berada di sampingnya menjeling malas. "Kenapa, sih?" Jujur, Heejin juga sebenarnya masih kesal saat ini karena merasa dikhianati, perihal Yeji yang berpelukan dengan gebetannya, Choi Yeonjun Sajangnim. Ya... walaupun memang bukan kehendak temannya, tetap saja ia merasa kesal karenanya.

"Kamu sudah tidak kesal lagi padaku, Heejin?" Yeji menghentikan sejenak aktivitas beres-beresnya-menyusun dan merapikan pajangan, baik yang di dinding maupun di lemari dan meja.

"Masih," jawab Heejin ringkas.

"Heejin-ah, sumpah! Aku tidak punya perasaan sedikit pun pada CEO baru kita. Soal kejadian tadi, aku juga tidak menyangka akan terjadi hal seperti itu ... lagi pula, kan salah kamu yang menyapu mukaku dengan kemoceng penuh debu."

"Tidak dengar, mataku kelilipan debu."

"Heejin! Heejin-ah! Jeon Heejin!"

"Hit you with that ddu-du ddu-du du ... aye aye!" Ia bersenandung, dan tak mengacuhkan Yeji yang teriak-teriak di dekat telinganya. Hasilnya... Yeji jadi tambah kesal, mukanya cemberut bin masam.

O.M.C

Setelah berkendara sendirian di jalan raya, akhirnya Yeonjun tiba di Perusahaan H, perusahaan yang dipimpin oleh Soobin. Tak usah bertanya ke mana Jeno, Yeonjun sengaja tak mengajak sekretaris pribadinya itu karena ia hanya akan mampir sebentar di perusahaan adiknya.

Usai memarkirkan mobil di tempat parkir, Yeonjun pergi menuju lobi kantor. Seperti biasanya, semua mata kaum hawa langsung tertuju padanya. Tetap mempesona, meski hanya mengenakan atasan kemeja putih polos. Sehebat itulah pesona dan karismanya, begitu menyilaukan nan mendominasi.

Melewati meja resepsionis, ia ditegur oleh salah seorang wanita yang berjaga di meja tersebut. "Permisi, Tuan."

Yeonjun menoleh dan menyahut, "Ya?"

"Anda tampaknya bukan karyawan di sini."

"Memang."

"Lalu ada perlu apa Anda kemari? Apa Anda ingin bertemu seseorang?" Lawan bicaranya mengangguk. "Perlu saya panggilkan?"

Memberi gerakan penolakan, Yeonjun membalas, "Tidak perlu, saya hanya akan menemui Soobinnie sebentar saja."

"Hah? Maksud Anda Choi Sajangnim?"

Kembali mengangguk, Yeonjun mengiakan pertanyaan pegawai wanita tersebut.

"Sudah buat janji?"

"Saya kakaknya. Bilang saja Choi Yeonjun mampir untuk mengambil paket yang dia bilang." Berlalu, ia meninggalkan lobi dan pergi menuju lift.

TXTZY Series : OMC (Oh My CEO)Where stories live. Discover now