7. Viola's Birthday

11 3 2
                                    

Belakangan ini, hubungan Nanta dan Karla bisa dibilang makin erat. Dengan adanya Aksara -kakak laki-laki Karla- yang sudah mengetahui hubungan adik satu-satunya dengan pria sebaik Nanta.

Mereka sudah bertemu, saling sapa, berkenalan dan semakin dekat.

Selama ini Aksara tinggal dengan kedua orang tuanya di Yogyakarta untuk menempuh pendidikan S1 dan kini kembali ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.

"Apakabar Bang?" Sapa Nanta setelah berpelukan ala laki-laki.

"Seperti biasa." Jawaban Aksara yang diiringi senyuman manis.

"Alhamdulillah deh bang." Nanta mencoba untuk tidak gugup.

Nanta menggaruk tenguknya yang tidak gatal. "Bang, gue mau izin bawa adek lo ke acara ulang tahun pacarnya temen gue ya. Mungkin Karla udah bilang, tapi biar keliatan gentle aja gitu gue bilang langsung."

"Lah anjir santai aja napa, iye gue izinin."

"Makasih bang."

"Bentar ya, gue panggilin Karla dulu."

Aksara meninggalkan Nanta sendiri di ruang tamu dengan kegugupan luar biasa. Aksara memang asik, tapi baru kali ini Nanta melihat Aksara tersenyum semanis itu.

"ABANG GUE LAGI MAKE BAJU!" Seseorang berseru dari dalam kamar dan menimbulkan suara benturan yang cukup besar.

Tidak lama, Aksara kembali dengan keadaan kaki sudah pincang. Ia tidak sengaja membuka pintu kamar adikknya yang sedang memakai pakaian. Ditambah lagi, Aksara memanggil adiknya dengan suara yang kencang.

"Lah bang, kenapa lo?" Heran Nanta.

Aksara meringis mengingat Karla menjepit tangannya di pintu dan menendang lututnya membuat tubuhnya terhuyung ke belakang.

"Karla galak. Lo gak diginiin kan sama dia?" Tanya Aksara dengan wajah masih menahan sakit.

Sebisa mungkin Nanta menahan tawanya agar tidak pecah.

"Kagak bang," jawabnya.

"Ayo!"

"Lah rapi bener lo dek," ujar Aksara.

Karla mendelik, "gue rapi lo ngeledek, gue kayak gembel lo omelin, mau lo apasih bangsat?"

"Heh sama abang lo gak boleh gitu," Nanta memperingati.

Sedetik kemudian, Karla kembali tersenyum ceria lalu mengambil tangan abangnya dan menciumnya. Tapi yang namanya Karla, dia gadis menyebalkan walau kadang menjadi bijak.

Ia menjilat punggung tangan Aksara.

"Bangsat lo dek!" Protes Aksara.

Nanta melakukan high five sambil tertawa lalu menyusul Karla yang sedang memakai sepatu di teras rumahnya.

Aksara menarik senyumnya.

⭕️⭕️⭕️

"Nan, ada Anne kan?"

"Ada lah pasti. Dimana ada Lean, di situ ada Anne."

"Oke dah ya."

Mereka memasukki tempat acara. Di taman asri yang sudah di dekor sedemikian rupa agar kelihatan cantik, juga banyak anggota keluarga si 'birthday girl' yang menggunakan pakaian berwarna abu-abu.

Karla berpikir, betapa beruntungnya teman Nanta ini. Di umur yang kata Nanta sendiri sudah menginjak 20 tahun, tapi masih saja diberikan pesta seperti ini. Family goals banget lah.

Banyak tamu yang menggunakan pakaian hitam dan putih serta para keluarga yang menggunakan abu-abu, Karla dapat menyimpulkan dress code pesta ini adalah Monokrom.

Anaphalis ; JaeminWhere stories live. Discover now