Chapter 1/Awal Perkenalan

1.2K 85 0
                                    

Park Jimin gadis pintar dan memiliki keahlian ilmu bela diri terutama pada pedang sedang berlatih di hutan sendirian, Jimin terlihat sangat lihai dan terampil dalam mengayunkan pedangnya. Jimin hidup berdua dengan pengasuhnya Shin Min Ah yang sudah dianggap sebagai ibu baginya, pengasuh yang sudah mengasuhnya dari bayi ini sudah menganggap jimin seperti anaknya sendiri karena Min ah janda tidak memiliki anak yang diangkat oleh ibu jimin sebagai pengasuh jimin. Jimin selalu giat berlatih setiap hari dihutan karena jimin memiliki tujuan yaitu membalaskan dendam atas kematian orangtuanya dan mencari tahu alasan orangtuanya yang dibunuh dengan kejam oleh pasukan kerajaan.

FLASHBACK ON

10 tahun yang lalu

"Hiks...hikss...Aboji..Omoni...hikss" tangis gadis kecil usia 10 tahun ini didepan tubuh orangtuanya yang sudah bersimbah darah

"Mi..an..ibu..tidak..bisa..me..ne..manimu put..riku.."

"Andwe...omoni..jangan tinggalkan jimin"

"Ka...kau ha..russ tet..tap hi..dup sa..yang...aboji men..yayangi..mu..ka..mi sangat menya..yangi..mu putri..ku"

"Hikss...aboji...jangan tinggalkan jimin...jimin..mau sama aboji dan omoni, jimin tidak mau sendilian"

"Min ah tolo..ng ja..ga jimin, aku ti..tip jimin..pada..mu..lin..dungi jimin" ucap ibu jimin kepada pengasuh yang sudah membesar jimin

"Ne nyonya, aku sudah menganggap jimin seperti putriku sendiri" jawab Shin Min Ah pengasuh dari Park Jimin

Jimin terus berusaha membangunkan orangtuanya namun nihil tidak ada pergerakan ataupun nafas dari kedua orangtuanya yang menandakan orangtuanya sudah meninggal

"Huwaaaa Andwe...hiskkk hiskk jangan tinggalkan jimin, jimin tidak mau sendilian"

"Putri kamu tidak sendiri masih ada saya yang menemanimu, untuk sekarang kita harus pergi dari sini dan mencari tempat yang aman sebelum para prajurit itu datang kembali"

"Shireo...aku masih mau disini hiks..hikss" Min ah pun langsung mengendong jimin dan pergi dari sana walau begitu sulit karena jimin terus meronta ronta di gendongannya...

"ABOJI...OMONI...." teriak jimin yang sudah jauh pergi dari kediamnya

FLASHBACK OFF

Sekarang jimin sedang berisitirahat dibawah pohon sebagai tempat dia bersandar setelah lelah selama latihan, jimin yang masih bergelut dengan pikiranya untuk mencari cara agar bisa masuk kedalam istana

"Haaa...bagaimana aku bisa masuk kedalam istana?" Hela nafas jimin yang masih binggung

"Kalau aku mau jadi pelayan disana, bagaimana caranya ?"

"Bibi pasti tidak mengizinkan aku masuk ke istana, hmm" ucap jimin sambil memanyunkan bibirnya dan mengidik ngeri karena memgingat betapa seramnya kemarahan bibi Min Ah

"Sudahlah pikirkan nanti saja, sekarang lebih baik aku pulang dulu, bisa bisa nanti aku diomeli lagi oleh bibi Min Ah, lebih buruk lagi aku tidak dikasih jatah makan malam karena pulang terlambat" ucap jimin kesal kalau menggingat dia tidak diberi jatah makan malam karena telambat pulang kerumah untuk alasan yang tidak jelas sebagai hukumannya

Jimin pun mulai berdiri dari istirahatnya dan mengambil pedang milikinya. Jimin pun pergi meninggalkan tempat itu, akan tetapi baru setengah perjalanan pulang jimin harus menghentikan jalannya karena jimin mendengar suara dari arah semak semak, jimin pun menarik pedangnya dan mengarahkan pedangnya ke arah sumber suara itu

Srek..srek..srek..

"Nuguya..?" Tetapi tidak ada jawaban

"Tidak mungkin itu hantu.." pikir jimin, jimin pun mulai mendekati suara itu dan melihat apa yang ada disana, jimin dibuat terkejut dengan sosok pria yang sudah bersimbah darah dilengan kanan dan pinggang kirinya, tanpa rasa takut jimin memasukan pedangnya kembali dan mulai mendekati pria itu, namun pria itu langsung mengayunkan pedangnya ke arah jimin

"Nuguya..? Kau mau apa ?" Tanya pria itu

"Tenang lah aku hanya ingin menolongmu, aku tidak ada niat buruk"

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu ?"

"Aissh...apa kau mau mati kehabisan darah ha, baiklah kalau aku melakukan sesuatu yang buruk padamu kau boleh membunuhku, bagaimana ?" Pria itupun menjauhkan pedangnya dari jimin karena mau tidak mau ia harus percaya pada wanita ini karena dia belum mau mati sekarang, jimin pun yang merasa diberikan izin oleh pria ini pun mendekat ke arah pria itu dan mulai mengobati dan memperban luka pria itu, terlihat pria itu beberapa kali meringis menahan sakit jimin yang melihatnya hanya merasa iba

"Tada sudah selesai..." ucap jimin yang sedang memandangi wajah pria itu

"Kalau dilihat lihat dia tampan juga"

"Hmm kalau boleh tau siapa namamu atau kau tinggal dimana?" Pria itu hanya memandang wajah jimin tanpa niat menjawab pertanyaan jimin

"Setidaknya beritahu aku kau tinggal dimana jadi aku bisa mengantarmu pulang, kau butuh istirahat"

"Aku pengelana, aku tidak punya tempat tinggal" jawab pria itu

"Bagaimana ini kalau dia tidak punya tempat tinggal lalu dia mau istirahat dimana, atau aku bawa saja kerumah..Aissh tidak tidak yang ada bibi bisa marah besar kalau aku membawah orang asing kerumah"

"Begini aku tidak bisa membawamu kedalam rumahku, karena bibiku pasti akan marah, tapi tenang saja kau bisa tinggal digudang belakang rumahku sampai kau sembuh, bagaimana?" Pria itupun hanya mengangukan kepalanya

"Ya kajja kita harus segera bergegas hari sudah mau gelap" jimin pun membantu pria itu berdiri dan berjalan

"Berat sekali badannya"

Sesampainya di gudang rumah jimin pun membantu pria itu masuk kedalam gudang

"Mian tempatnya banyak barang, tapi disini rapi jadi masih bisa dijadikan tempat istirahat" pria itu hanya melihat ke kanan kiri untuk memperhatikan isi gudang ini

"Kalau begitu aku harus pergi sebelum bibi min ah mencariku, tenang saja aku tidak akan lama aku akan kesini lagi dengan membawa makanan dan pakaian untukmu" jimin pun mulai melangkah keluar dari ruangan ini

"Apa kau tidak mau tau namaku ?" Tanya pria itu dan membuat jimin berhenti didepan pintu

"Aniya...tetapi kalau kita ditakdirkan lagi untuk bertemu maka kita harus saling memberi tau nama kita masing masing, arrachi" jimin pun pergi meninggalkan pria itu sendirian

"Menarik bukan hanya cantik kau juga sangat berani" ucap pria itu dengan seringaianya

Jimin pun masuk kerumah dengan cara mengendap, jimin melihat kekanan dan kiri untuk mencari keberadaan bibi Min Ah

"Sepertinya bibi min ah belum pulang, baguslah.." jimin pun begegas mencari pakaian dan mengambil makan untuk pria itu, dan langsung kembali ke gudang saat jimin masuk terlihat pria itu sedang tetidur, jimin pun meletakan pakaian dan makanan yang dibawanya, jimin pun yang penasaran dengan pria itu langsung mendekati pria itu

"Kalau dilihat lihat kau memang tampan" gumam jimin pelan, baru saja jimin mau menyentuh wajah pria itu tangan jimin langsung ditahan oleh pria itu dan membuat jimin kaget

"Ah mian aku hanya mau membangunkan mu karena aku sudah membawa pakaian dan juga makanan kau harus segera memakannya nanti dingin" karena merasa malu jimin pun pergi meninggalkan pria itu, terlihat wajah pria itu mengeluarkan seringainya saat jimin pergi

"Bagaimanapun kita pasti akan bertemu, kalau pun tidak ditakdirkan bertemu aku akan terus mencarimu, karena aku sangat ingin memilikimu" gumam pria itu

Bersambung.......

Jangan lupa vote, comment, dan tambahkan ke perpustakaan kalian ya supaya kedepannya bisa lebih baik lg dan jadi lebih bersemangat melanjutkan cerita!😉😁
Jangan lupa ya follow akun aku😉🤗
Terimakasih! 🌸

The King's CompanionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang