3

171 13 2
                                    

Zee memilin jari-jarinya dengan gugup ketika tatapan Regan masih saja menghunus tajam padanya. Kenapa juga ia harus mengiyakan ajakannya untuk makan siang bersama? Kalau saja Zee bisa menolak, mungkin ia tidak akan terjebak di situasi canggung ini.

"Bagaimana tadi?"

Zee menoleh pada wajah tampan Regan yang sedari tadi ia hindari. "Maaf?"

"Wawancara tadi, bagaimana?"

Seharusnya Regan sudah bisa menilai bahwa Zee gugup setengah mati. Kenapa pria ini menanyakan hal itu padanya? Zee ingin pergi saja!

"Hm, gugup," ucap Zee dengan senyum canggung.

Regan hanya mengangguk dan tepat setelahnya, makanan mereka sampai. Zee bersyukur dalam hati karena setidaknya, tidak ada lagi percakapan di antara mereka untuk sementara.

"Kamu sudah ada kekasih?"

Uhuk!

Pertanyaan macam apa itu?

Zee menoleh lagi dan kini ia melayangkan tatapan heran. "Apa?"

"Kekasih. Kamu punya?" Tampang Regan masih saja datar seperti biasanya. Tidak ada tatapan jahil atau menggoda.

Zee berdehem. Aneh juga rasanya karena Regan termasuk orang asing baginya dan tiba-tiba menanyakan hal seperti itu. "Tidak. Belum."

Regan kembali mengangguk dan fokus pada makanannya.

Giliran Zee sekarang yang menatap Regan dalam-dalam. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk memperhatikan wajah Regan.

Wajah pria itu bisa dibilang tampan. Ralat, sangat tampan. Rambutnya juga hitam legam dan sangat rapi. Kontur mukanya jangan ditanya, sangat sempurna.

Regan berdehem saat Zee masih menatapnya lekat. Astaga, sepertinya pria ini tau Zee memerhatikannya. Canggung, Zee kembali memakan lasagna-nya.

Regan menyebalkan!

***

"Saya antar pulang?" Lagi, kenapa pria ini menjadi sangat formal padanya?

"Saya bisa sendiri, Pak Regan. Terimakasih." Zee tidak memiliki pilihan selain membalas sama formalnya. Ia menunduk hormat dan meninggalkan Regan.

Sesampainya di rumah, Zee disambut oleh Tante Alexa yang mengajaknya untuk membuat kue. Zee senang, tentu saja. "Kamu habis wawancara, ya?" tanya Tante Alexa.

"Iya."

"Bagaimana, lacar?"

"Lancar, Tante." Zee tersenyum.

Alexa seolah mengingat sesuatu. "Tante lupa menanyakan, di mana kamu melamar kerjanya?"

Oh iya, benar juga. Alexa dan Sean tidak mengetahui di mana Zee melamar kerja.

"Tnt Corp, Tante."

Alexa tampak terkejut. "Regan bekerja disitu." Bukan bekerja, tapi Regan yang memiliki perusahaan itu. Zee bahkan baru tau jika Tnt Corp. adalah anak perusahaan dari perusahaan induk yang dikelola Ayah Sean. Zee mengira TnT tidak ada hubungannya dengan Regan.

"Iya, tadi Regan juga yang mewawancaraiku." Zee tersenyum.

"Semoga berhasil diterima ya, Zee."

Zee mengangguk seraya mengamini dalam hati.

"Ah benar juga." Zee yang sedang mengaduk adonan untuk lapisan kue menoleh saat Alexa berkata demikian.

"Iya, Tante?"

Bring Me That Boss! (Avaiable on Dreame)Where stories live. Discover now