Kereta listrik berlaju cepat--menembus hingga stasiun rawabuntu dari stasiun depok lama.
Langit mendung, udara dingin. Gadis yang baru saja bebas dari kerumunan penghuni kereta itu memeluk tubuhnya sendiri.
Matanya yang merah akibat menangis di dalam perjalanan ia usap cepat dengan ujung lengan hoodienya. Kesedihan yang terus merembes ia tahan-tahan.
Tanpa berpikir panjang, gadis bersepatu converse hitam itu langsung mencari ojek di pinggir jalan.
"Ke Perumahan Citrasari, pak." tuturnya, langsung memanjat jok belakang dengan terburu-buru. Tas ransel di bahu kirinya ia pegang kuat. "Bisa agak ngebut nggak ya?"
"Yah, neng, saya mah sesuai aja atuh, enggak bisa ngebut." Jawab sang bapak yang di depan. Roda motor perlahan berputar menuju gerbang stasiun.
Dengan sabar, Coklat menghela napas. "Anggota keluarga saya ada yang meninggal."
Mendengar itu dari mulut Coklat, Mang Ojek lantas gelagapan. Kepalanya ia anggukkan penuh kepastian. "Baik neng! Meluncur!"
Walaupun wajah mungil Coklat dari belakang tak kelihatan, namun gadis bercelana pendek itu tersenyum simpul. Tak ada energi yang tersisa baginya untuk mengucapkan kata terima kasih.
Dadanya 'pun pilu.
Selain harus melepas kakaknya pergi, Coklat harus kembali ke kota ini. Kota yang dulunya sempat ia sebut rumah namun kini tak ingin ia kenali.
Kali ini ia tak bisa pulang ke pelukan Ivy.
☁
A/N :reminder buat pencet bintang / vote tiap chapter yang kalian baca ya <3 satu vote sangat berarti buat aku!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bliss & Amber (DISCONTINUED)
FantasyBliss pernah bilang kalau puing-puingnya tersusun utuh kembali mungkin ia bisa belajar mencintai. Amberpun setuju. Jadi tugasnya kini hanya menunggu. Entah menunggu untuk menyayangi sebagai mahluk sia-sia, Atau sebagai malaikat penjaganya. ♡ ⚠️ WARN...