13

131 22 27
                                    

LIMA TAHUN YANG LALU

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

LIMA TAHUN YANG LALU

SAAT BLISS MESIH KELAS 12 SMA.

Hari itu internet Perumahan Citrasari mati total.

Kabarnya, kabel wifi di depan gerbang kena cangkul tukang yang lagi membenarkan jalanan. Bliss dan Ivy yang biasanya mendekam di kamar terpaksa keluar dari gubuk mereka, bergabung dengan Mama dan Ayah di meja makan.

Tersajikan sup ayam lezat khas Mbak Susi di piring masing-masing. Semua orang di meja makan dengan tenang, sesekali tukar obrolan. Tidak adanya internet membuat keluarga beranggota empat orang itu mau tak mau berkomunikasi dengan lebih.

Kecuali Bliss, sih. Ivy melirik adik bungsunya khawatir. Bliss lebih banyak bengong daripada memasukkan sendok ke mulut--seperti orang ling-lung. 

Tidak tega mendapati Bliss seperti itu terus, Ivy memancing keluarganya untuk tertawa.

"Keren banget, sih, kita. Kayak keluarga nineties-nineties gitu tanpa internet. Tinggal bajunya aja disamain sama baju adek biar aesthetic." 

Mama dan Ayah spontan tertawa. Bliss yang mendengar ocehan kakaknya lantas menatap Ivy heran.

"Kalau besok wifi mesih mati, adek harus ngethrift sekeluarga ya biar aesthetic." ujar Mama bercanda.

"Ish, Mama.." Bliss capek batin selera pakaiannya dicemooh untuk kesekian kali. Ia menatap Ivy sebal, bersiap untuk menghujat. "Freak lo, Kak!"

"Lebih freak mana sama Ayah yang sengaja nggak beli kuota sekeluarga biar family time?"

"Lebih freak Ayah."

"HAHAHA!"

Rencana Ayah berhasil, kok. Bliss sendiri tidak berhenti tersenyum lima menit ke depan karena family time ini.

Mereka terus berbincang sampai Bliss melahap sendok berisi makanan terakhir ke mulutnya. Gadis yang baru lulus SMA itu berencana untuk balik ke kamarnya dan membaca novel setelah ini, namun suara ketokan lantang dari pintu mengubah rencananya seratus persen.

TOK TOK

"Sebentaar!" seru Mbak Susi yang baru selesai menyapu. Beliau berjalan tergopoh-gopoh ke arah pintu.

Begitu kunci diputar, suara sekumpulan gadis terdengar hingga ruang makan.

"PERMISI MBAK SUSI PALING CANTIK!" suara Alaska, si cewek berkulit sawo matang, bunyinya paling lantang. "EH, MAKSUDNYA ASSALAMU'ALAIKUM!"

"MBAK! KITA HARUS MEMASTIKAN KESEHATAN JASMANI ROHANI BLISS, MBAK!" Wulan tidak kalah heboh, tidak sadar akan air liurnya yang muncrat kemana-mana. Kacamatanya sampai turun.

Dahlia yang berdiri paling dekat dengan Wulan reflek menutup telinga dan mendorong mulut cewek itu menjauh. "Apasih, bedon! Ngomong tuh yang bener!"

Bliss & Amber (DISCONTINUED)Where stories live. Discover now