10

230 45 26
                                    

    Kaki mungil Bliss menapak dengan berani di atas genting pipih di luar jendela

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

    Kaki mungil Bliss menapak dengan berani di atas genting pipih di luar jendela. Dari sana, ia bisa melihat Peppermint yang menatapnya sinis, dan bisa juga mengamati truk paket yang baru saja berhenti tepat di depan pagar rumah.

    Tak lama kemudian, terdengar sorakan Mbak Susi dari lantai bawah, membuka pintu lalu berlari tegopoh-gopoh ke pria berseragam yang baru saja menutup bagasi truk sambil menurunkan satu kardus besar dari sana. "Bentar maas!"

    Bliss yang tidak mau ketahuan memanjat genting lantas jongkok, mundur perlahan ke belakang dua langkah. Tangannya mencengkeram pinggir bingkai jendela, teringat bahwa dulu ia pernah cedera karena berada di posisi seperti ini. 

    Lagi-lagi saat Bliss menoleh ke dalam kamar Peppermint menatapnya sinis, seolah-olah makhluk berbulu yang satu itu tengah mencemooh dirinya. 

    "Pepi, julid banget, sih! Awas loh kalo cepu!" Bliss mengacungkah jari telunjuk. Peppermint yang tidak peduli tentu saja melengos. "Oke. Aku mau pergi lagi, nih, Pep. Selamanya. Jangan kangen!"

    Jendela kamar Ivy Bliss tutup dari luar. Inisiatif. Takut Peppermint kabur dan bertengkar dengan kucing tetangga. 

    "Ini udah lengkap kan, ya, Mas?" Mbak Susi memastikan. Perhatian Bliss teralih ke arah suara.

    "Lengkap, Bu. Cuman ada satu kardus dari Depok."

    "Wah, semua barang Non Bliss dimasukin ke kardus ini.."

    Bliss yang mendengar namanya disebut lantas terlonjak kaget. Barang? Barang apa?

    "Kalau Ibu ragu, nama pengirim ditulis kok," jelas si Mas. "Dari Sashimi."

    Gila! Sashimi sudah gila! Bliss langsung mengacak-acak rambutnya frustasi dan langsung menghidupkan ponselnya, bergegas menelepon karyawannya yang juga berperan sebagai seorang roommate.

    Selang dua detik kemudian, panggilannya itu diangkat.

    "Iya.. bos cantiik?" sapa Sashimi dengan suara polos. Ketahuan sekali ia baru bangun.

    Geram, Bliss menghembuskan napasnya panjang. "Kamu disuruh-suruh siapa ngirim kardus itu?"

    "Disuruh Mami Papi lo. Tadi pagi. Katanya lo berduka, jadi harus pindah kesini. Gue turut ber--"

    "TERUS--" Oke, Bliss harus menurunkan nada bicara. Kini ia berbisik. "Terus lo mau-mau aja?! Bukannya gue udah cerita banyak tentang orang tua gue, ya? Sash, gue percaya sama lo! Dan lo tahu betul kalau gue enggak bakal mau pindah ke sini lagi, tempat yang bikin gue kabur ke Depok!"

    "Gimana ya.. Gue diancam juga nih. Dan.."

   "Dan?"

    "Gue disogok duit satu juta."

Bliss & Amber (DISCONTINUED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora