Ending

72 9 5
                                    

"Gua buka ya,"

"Eh jangan!!"

"Lo ngomong jangan malah gua buka beneran loh, emang ada a-" Gua speechless disana akan isinya, isinya ada banyak foto gua. Gua nangis di situ gak tau kenapa.

"Jelasin maksud ini semua,"

"I-itu, foto foto kamu yang aku dapet dari mata mata dan sosial media kamu,"

"Tapi kenapa?"

"Itu karna," Aldi berjalan ke arah gue dan memeluk gue.

"Itu karna gua suka sama kamu bahkan cinta sama kamu," gua tertegun disitu, mencerna semua apa yang dikatakan Aldi.

"Kamu mau gak bales cinta aku?"

"Hah?" seseorang, tolong bersihkan telinga dan otak Alya yang lemot ini.

"Alya Widyatmaja mau gak jadi pacar aku?" dan saat Aldi melontarkan kalimat itu gua langsung membalas pelukan Aldi dengan sangat erat.

"Mau banget, tapi tolong jangan katakan kalau ini mimpi dan jika ini mimpi, jangan bangunkan aku,"

"Tenang, ini bukan mimpi kok, jadi kita resmi pacaran ya?" gua langsung mengangguk.

"Mau ke lantai paling atas?" Tawar Aldi.

"Mau,"

Akhirnya gua dan Aldi pergi ke lantai atas menggunakan lift, dan bisa gua lihat kalau tombol lantai di lift itu ada 15.

Buset hampir sama lantainya kayak BRI tower di Bandung tapi kurang 2 lantai.

"Kenapa rumah ini gede banget?"

"Karna sebenernya ini penginapan elit,"

"Bener-bener elit lebih tepatnya," ucap gua sambil menggelengkan kepala lalu melanjutkan percakapan, "Sampe sekarang masih ada orang yang nginep di sini?"

"Iyap, tapi cuman di beberapa lantai doang, soalnya kata ayah harus ada lantai privasi, dan kamar kamar kosong di lantai privasi itu biasanya di tempatin kalau temen se-geng aku nginep di sini,"

"Wiw, enak dong,"

"Kamu juga boleh, tapi kalau kamu ada kamar khususnya,"

"Wah, dimana tuh?"

"Di kamar aku," dengan senyum smirknya

"Dasar,"

"Tapi aku serius,"

"Iyain deh, biar kamu seneng," sekarang pandangan gua beralih ke taman yang udah bener bener luas banget, bahkan ada berbagai macam buah dan sayur yang tertanam di tempat yang lebih cocok di sebut kebun.

"Udah mulai belajar pake aku-kamu nih ye,"

"Hihi, tapi kadang bakal pake lo-gue,"

"Tapi usahain aku kamu ya,"

"Iya, eh iya apa yang bikin kamu suka sama aku?"

"Mau di ceritain?"

"Iya lah,"

"Oke,"

Flashback on

Saat itu aku sedang menunggu kedatangan ayah dari Jakarta di stasiun Bandung bersama ibuku, dan akhirnya aku nunggu di kursi penunggu, dan saat itu aku lihat ada seorang anak kecil yang menangis kencang tapi tidak ada yang peduli, hingga datang lah seorang remaja cantik yang menghampiri anak kecil itu.

"Adek kenapa?"

"Aku hiks hiks kepisah sama orang tua aku kak hiks hiks,"

"Mau kaka bantu?" dan anak kecil itu hanya mengangguk.

Alya & AldiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang