"Jadi janji sama mas jangan males-males buat makan yah?"

"Iya mas."

"Yasudah mas mau mandi."

Aina mengangguk.

"Aina siapkan makan?" Tanya Aina menawarkan.

Azzam menggeleng.

"Mas pengen ajak kamu jalan-jalan sekalian makan di luar."

Aina terkekeh.

"Kayak orang pacaran aja." Ujarnya kemudian.

"Lah bukannya kita lagi pacaran? Kan kamu pacarnya mas Oja bedanya cuma sudah halal aja sayang." Ujar Azzam di sela kekehannya.

Aina tertawa pelan.

"Dih apaan."

Azzam tertawa sekarang.

"Blushing terus adeknya."

Azzam semakin bersemangat menggoda Aina.

"Ih mas Oja!!"

Aina mengambil bantal dan melemparkannya ke arah Azzam.

"Sana mandi!" Sambungnya.

"Hahahaha...."

Azzam tertawa kencang, seakan lelahnya sudah menguar entah kemana setelah melihat raut wajah ceria sang istri walaupun ia lebih suka Aina yang ngambek karena baginya itu terlihat lebih lucu.

"Mandiin dong." Ucap Azzam manja.

"Mas!!"

"Hehe."

CUP!

Azzam mengecup pipi Aina sekilas, dan hal itu sukses membuat Aina mematung seketika.

"Nah baru diem."

Azzam tertawa lagi.

"Ish!"

Aina membuang mukanya ia sangat kesal dengan Azzam sekarang ini.

"Mas mandi yah, oh iya tadi ada telfon dari mbk Abil katanya Ara kangen sama aunty ntiksnya."

Aina reflek menoleh.

"Bener mas?!" Ujar Aina antusias.

"Iya sayang, pakai hp mas aja di saku jas ya."

Aina mengangguk.

Kemudian Azzam meninggalkan Aina untuk membersihkan dirinya yang sudah lengket oleh keringat.Mandi sebentar untuk mengurangi lelahnya agar bisa menggoda Aina lagi, batinnya.Dasar Azzam!

"Assalamualaikum mbk Abil."

Aina menempelkan beda pipih itu ke telinganya.

"Waalaikumussalam Aina, mashaAllah kamu apa kabar dek?"

Terdengar nada antusias dari sebrang telfon itu.

Surah Hafalan untuk Ustadz (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang