18- Alasan Sebenarnya

460 25 0
                                    

"Ngapain Lo ajak Ketemuan?" tanya Aca tanpa basa-basi. Awalnya, Aca heran saja Kenapa tiba-tiba Afif mengajak Aca untuk menemuinya. Padahal, bisa saja Afif segera datang kerumahnya.

"Gue mau bahas hal penting"

Aca yang sedang menikmati kentang gorengnya mengangguk menanggapinya. Afif nampak ragu memberitahukan hal ini pada Aca. Ia takut Aca akan murka.

"Apaan?" tanya Aca.

"Gue.... Gue udah tahu siapa yang udah berbuat hal nggak pantes itu sama Fisya" Aca berhenti mengunyah. Ia menatap Afif intens. Wajahnya menjadi serius.

"Siapa? Lo tau dari mana? Jadi, Lo berhasil jebak Karel buat ngaku Itu anak-nya?" tanya Aca. Aca memang tahu, Afif sedang menjebak Karel untuk mengaku.

"Dasar tuh orang, baji**an banget"

"Tapi, bukan Karel pelakunya"

"Yang bener, Lo! Udah jelas kalau dia pelakunya di-"

"Bukan dia pelakunya, Ca" ulang Afif membuat Aca nampak diam. Nampak penekanan dari ucapan Afif.

"Terus?"

"Al" jawab Afif. Membuat jawaban ambigu muncul di otak Aca.

"Al siapa? Yang bener jawabanya. Gue malah jadi mikir ke Al-nya kita"

"Emang dia"

Aca menatap Afif tak percaya. Aca benar-benar tidak percaya.

"Ngaco, Lo! Jangan asal-asal deh, gue nggak suka" cibir Aca.

"Gue beneran, Ca. Beberapa hari yang lalu, gue udah temuin Al. Bahkan Dia Udah ngaku. Al Saat itu down, sehingga dia beli Fisya untuk nyalurin hasratnya Ketika Afifah meninggal" jelas Afif. Aca nampak berkaca-kaca mungkin Satu kedipan saja Aca akan menangis sekarang.

"Gu-gue nggak percaya" bantah Aca. Aca meremas kedua telapak tangannya.

"Gue juga nggak percaya. Tapi, ini nyata"

Afif kemudian menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu itu. Aca nampak kaget mendengar semua penjelasan Afif. Rasanya Ia menolak fakta itu.

"Al nggak mau tanggung jawab" ucapan itu sukses membuat Aca menahan Kesal.

"Kenapa?! Gue nggak terima! Gue harus tau alasannya!" Aca nampak melenggang pergi dari cafe Itu. Afif mengejar Aca yang sudah Pasti tujuannya adalah rumah Al.

***

Aca cukup Kesal Ketika asisten rumah tangga Al mengatakan Al sedang pergi ke rumah sakit. Aca benar-benar tak tahan bahkan sampai menyusul Al kemudian rumah sakit.

Aca juga melihat Al yang baru sampai dan turun dari mobilnya. Aca mengikutinya, bahkan Afif hanya mengikuti Aca saja. Sebenarnya, Afif tidak tahu apa yang menyebabkan Aca sampai mengikuti Al kemudian rumah sakit. Mungkin Ia terlalu emosi.

Saat Aca hendak menghampiri Al, seorang dokter menghampiri Al. Aca menjadi terhenti dan memilih mengikuti Al diam-diam, yang sekarang sedang menuju ruangan dokter spesialis kanker?

"Al ngapain di ruangan itu?" tanya Afif.

Aca menggeleng tanda Ia tak tahu. Ia kemudian mendekati kepala arah pintu. Beruntung, pintu ruangan sedikit terbuka dan memberi peluang Afif dan Aca mwnguping.

"Jadi bagaimana? Apa kamu Sudah mengambil keputusan?"

"Sudah, Dokter. Saya memilih untuk melanjutkan pengobatan hingga ke Amerika. Saya akan meninggalkan karier Saya dan Akan Fokus pengobatan"

For You Smile ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang