Sixteen

1.5K 128 11
                                    

.

.

.

Yoona mengambil beberapa bahan makanan yang habis di Apartment, selain bahan makanan Yoona juga membeli beberapa cemilan dan juga minuman bersoda. Setelah selesai Yoona mendorong troli belanjaan nya ke kasir untuk dimasukkan, tapi sebelum itu Yoona harus mengantri.

Drtt.. drtt..

Ponsel Yoona bergetar menandakan sebuah panggilan masuk, Yoona mengambil ponselnya yang berada di saku lalu melihat nama sipenelpon sebelum mengangkatnya.

“Hello?”

....

“i'm fine”

“....”

“heum, yeah. Mereka baik, tapi tidak dengan hubungan mereka.”

“....”

“Bisa dikatakan seperti itu. Tapi, bagaimana Aunty mengetahuinya?”

“....”

“Ah, begitu.”

Yoona memajukan troli belanjaan nya kedepan kasir karena kini giliran nya membayar semua belanjaan nya, dengan satu tangan Yoona meletakkan belanjaan ke meja kasir.

“benarkah?”

Sang kasir memasukkan belanjaan Yoona kedalam plastik lalu memberikannya. Yoona mengeluarkan dompet lalu memberikan uang kepada kasir, setelah itu Yoona keluar dari Supermarket.

“What! Dia akan kesini? Kapan?”

“....”

“itu masih lama. Ku kira bulan-bulan ini ia akan ke Korea, ternyata masih 5 atau 6 bulan lagi.”

“....”

“Heum, See You”

Yoona mematikan sambungan telpon. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa, saat mendengar kabar yang diberitahu oleh Chungha. Bahwa anak lelaki dari Chungha akan ke korea, ia senang, namun juga ia kecewa. Senang karena lelaki yang sudah ia anggap sebagai sahabat datang ke korea dan yang membuat ia kecewa ialah lelaki itu masih sekitar 5-6 bulan lagi. Itu sangatlah masih lama.

Yoona memasuki apartment nya dan tanpa sengaja bertemu dengan Sehun du Lobby. Karena Yoona malas berhadapan dengan Sehun, Yoona mempercepat jalannya menuju lift. Sedangkan Sehun membalikkan badan menatap Yoona yang mulai memasuki lift dengan senyuman.

+++

Yoona sudah keluar dari lift dan ia melihat kebelakang, ia bersyukur karena Sehun tidak mengejarnya. Yoona berjalan menuju Apartement lalu memasukkan beberapa digit sebelum Apartment terbuka.

Yoona meletakkan belanjaan ke meja dapur lalu kembali kepintu untuk menutupnya, namun ia terkejut saat melihat Sehun berdiri di depan dengan senyuman. Sehun memasuki Apartment Yoona dan menutupnya.

“Apa yang anda lakukan?”

“menurutmu?”

Perlahan Sehun melangkah maju membuat Yoona memundurkan langkahnya. Sehingga tubuhnya menabrak tembok dibelakangnya. Sehun berada di hadapan Yoona dan mengurungnya dengan meletakkan kedua tangannya di sisi kepala Yoona.

“menyingkirlah dari hadapan saya, Tuan Oh.” Tegas Yoona, tapi tidak dihiraukan oleh Sehun.

“kau tahu? Aku merindukan mu.”

Sehun mencium bibir Yoona membuat Yoona membelalakan kedua matanya dan meronta untuk di lepaskan namun Sehun tidak mempedulikannya, ia terus mencium bahkan melumat bibir ranum Yoona yang seakan menjadi candu nya sekarang.

Yoona yang merasakan kehabisan napas segera memukul Sehun dan untung nya Sehun langsung melepaskan lumatannya.

“kau sudah gila!”

“mungkin.”

“pergilah dari hadapanku, Sehun!”

Sehun terkekeh sembari mengusap bibir ranum Yoona yang ia lumat tadi. Dengan kesal Yoona menepis tangan Sehun dan keluar dari kurungannya. Namun, Sehun langsung memeluk pinggang Yoona dari belakang membuat Yoona berhenti.

“singkirkan tangan mu, dari pinggangku, Oh Sehun!”

“kau sudah berani memanggilku dengan nama, tanpa sebutan Ayah, Oh Yoona.”

“Kau memang tidak pantas disebut seorang Ayah, Oh Sehun dan satu lagi marga ku tidak akan pernah berubah. Marga ku Kim bukan Oh. Camkan itu.”

Sehun melepaskan pelukan nya lalu membalikkan badan Yoona dan kembali menciumnya. Saat Sehun ingin lebih, harus terhentikan saat mendengar sebuah teriakan.

“YOONA, KAMI DA--”

Yoona mendorong tubuh Sehun kencang sehingga Sehun melepaskan ciumannya. Yoona menatap ke pintu dimana Krystal dan Wendy terkejut dengan apa yang terjadi.

Sehun mendekatkan bibirnya ke telinga Yoona dan membisikkan sesuatu yang membuat Yoona kesal. Sehun berjalan keluar dari Apartment Yoona dengan senyuman.

Krystal dan Wendy segera menghampiri Yoona yang masih menatap pintu dimana tadi Sehun keluar dengan pandangan yang kesal.

“yak, Yoona. Apa yang kau lakukan tadi dengan se--”

“Jangan menyebut namanya di hadapanku!” desis Yoona membuat Krystal dan Wendy menutup rapat mulu mereka.

Yoona mengepalkan kedua tangannya saat mengingat kembali ucapan Sehun, yang rasanya detik itu juga ia ingin membunuh sehun.

“Cepat atau lambat, marga mu akan berganti dengan marga Oh, Yoona sayang.”

Oh No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang