Twelve

1.5K 121 7
                                    

.

.

.

Di siang hari yang terik kedua insan berbeda gender sedang duduk di satu sofa dengan Televisi yang menemani mereka.

Sang gadis merebahkan kepala nya ke bahu sang lelaki sedangkan sang lelaki menggunakan tangan kanan nya untuk mengelus rambut sang gadis sesekali mengacak-ngacak nya membuat sang Gadis marah.

Seperti saat ini.

Yak! Jim, sudah berapa kali ku bilang? Jangan acak-acakin tataan rambut-ku.”

Jimin terkekeh lalu ia mencubit pipi gadis itu dengan tangan kirinya. Membuat sang empu meringis sedikit.

Kiyopta!”

Gadis itu hanya merotasikan kedua bola matanya lalu kembali fokus ke televisi di hadapan nya tanpa menghiraukan Jimin yang terus mengganggunya. Bahkan Jimin mencolek idung mancungnya dan mencubit pipi Yoona membuat sang empu menatap tajam Jimin sekilas.

“Yoong.”

“Hm?”

“Mau jalan keluar?”

Jimin memainkan rambut Yoona, sedangkan Yoona hanya diam sembari menatap televisi yang semakin lama membosankan. Yoona membenarkan posisi nya lalu menatap Jimin.

“Kenapa tidak dari tadi?”

“Baru kepikiran.”

“Ah, seterah. Kajja.”

Yoona menarik tangan Jimin agar berdiri, Jimin hanya menurut yang Yoona lakukan kepada nya. Yoona mematikan televisi nya lalu mengambil ponselnya yang berada di samping televisi.

“Kau bawa Mobil, bukan?”

Jimin mengangguk, Yoona tersenyum lalu ia menarik Jimin ke pintu Apartement. Mereka keluar dari Apartement tidak lupa mengunci nya.

Jimin menghela napas saat Yoona menarik nya keluar Apartement, untung kunci Mobil dan ponsel berada di kantong celana nya, jadi ia tak perlu khawatir jika ketinggalan.

“Kemana kita?”

Yoona meletakkan telunjuk tangan nya ke dagu lalu berpikir untuk mencari tempat untuk mereka. Yoona menjentikkan jarinya saat sudah mendapat arah tujuan.

“Taman Bermain.”

Jimin hanya mengangguk lalu menarik Yoona untuk segera sampai di Basment. Jimin membuka kunci mobil nya lalu membuka pintu untuk Yoona, Yoona hanya tersenyum lalu masuk kedalam mobil, Jimin berlari kecil ke samping lalu masuk dan menyalakan mesin mobil dan jalan meninggalkan Area Apartement.

+++

“Akhhh!!!”

Sebuah erangan terdengar di ruangan kerja yang bertuliskan 'Oh Sehun'. Ruangan yang di khusukan untuk nya karena ia adalah seorang CEO di perusahaan yang ia pijaki.

Sajangnim?”

Sehun mendongakkan kepalanya saat mendengar seseorang memanggil nya. Sehun melihat wanita yang merupakan sekretaris nya yang gemetaran

“Wae?”

“Anda ada jadwal meeting dengan Tuan Byul.”

“Dimana?”

“B-Busan.”

Sekretaris itu pun menjadi gugup juga saat mendengar suara Sehun yang dingin dan tatapan yang tajam, bahkan sebuah pisau kalah. Sehun memijit pelipisnya lalu menyuruh Sekretaris nya keluar dengan bahasa tangan. Sekretaris itu membungkuk lalu pergi keluar dari ruangan Sehun.

Shit! Kenapa aku merindukan dia?”

Sehun mengacak-ngacak rambutnya saat ia merindukan sosok gadis yang sangat cantik, bahkan cantiknya melebih Irene- istrinya. Sehun memejamkan matanya saat ia bingung dengan dirinya sendiri.

Kenapa Sehun merindukan Yoona?
Sedangkan-
Dirinya sudah menikah dengan Irene?

“Akhh!!!”

+++

“Roller coaster.”

Jimin menatap wahana yang berada tepat dihadapannya. Wahana yang sangat menyeramkan, walau begitu banyak yang ngantri untuk menaiki wahana tersebut.

Yoona menatap semangat kedepan dimana semua orang mengantri menunggu giliran untuk menaiki Roller Coaster. Yoona menarik-narik baju Jimin membuat Jimin menatap Yoona dengan alis menyatu.

"belikan, ya. Aku akan tunggu disini. Kamu tau kan dimana pembelian tiketnya." Ucap Yoona sembari menatap Jimin.

"Baiklah. Tunggu aku akan belikan."

Yoona bersorak sembari mengangkat kedua tangannya, Jimin menggelengkan kepala melihat kelakuan Yoona yang seperti anak kecil. Jimin pun berjalan ke tempat loket karcis, membeli dua tiket lalu kembali ke Yoona yang entah sejak kapan sudah berdiri sepuluh langkah dari penjaga Roller coaster.

"Kau lama sekali."

"Ingat bahwa wahana ini diminati banyak orang, Yoong."

"Terserah. Ayo, sekarang kita akan naik."

Yoona menarik Jimin setelah memberikan tiket ke pengawas wahana. Yoona dan Jimin duduk paling depan, awalnya jimin ingin ke empat tapi Yoona tidak ingin.

Jimin pun mengalah walau ia merasa takut karena bagaimanapun ini wahana yang gila membuat perut bergejolak apalagi saat berputar-putar.

"Kau takut?" Ejek Yoona saat melihat raut Wajah Jimin.

"Siapa bilang? Kau jangan sembarangan."

Yoona tertawa sejenak sebelum wahana itu mulai meninggalkan tempat. Yoona terus tertawa dan bersorak saat Roller Coaster itu membawanya naik, turun lalu berputar tetapi tidak untuk Jimin.

Ia memejamkan kedua matanya berharap permainan ini cepat selesai, karena perutnya yang sudah mulai tidak nyaman.

Oh No!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang